Dahsyatnya Shalawat Jibril: Rahasia Keberkahan yang Terlupakan

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Kita sering mendengar, melihat atau bahkan merasakan sendiri keutamaan bershalawat. Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, banyak umat Islam mencari amalan ringan dan mudah didawamkan setiap hari.
Salah satunya, Shalawat Jibril, sebuah shalawat pendek dengan lafal: Shallallahu alaa Muhammad.
Meski singkat, shalawat ini memiliki keutamaan luar biasa yang diakui dalam berbagai literatur keislaman dan praktik ulama-ulama terdahulu.
Dinamakan Shalawat Jibril karena diyakini berasal dari ucapan Malaikat Jibril saat mengajarkan Nabi Rasulullah bershalawat.
Pendapat lain ada yang menyatakan, shalawat ini pertama kali diucapkan Malaikat Jibril, yang diajarkan kepada Nabi Adam Alaihi Salam. Beberapa pendapat menyebutkan shalawat ini dijadikan mahar oleh Nabi Adam AS saat menikahi Hawa.
Bagaimana pun sejarah muasalnya, setiap lafal shalawat adalah amaliah yang sangat dianjurkan. Bahkan, shalawat bagian dari perintah Sang Maha yang diabadikan dalam Surah Al-Ahzab ayat 56.
"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." (QS. Al-Ahzab: 56)
Ringkas, Bermakna Dalam
Keunikan Shalawat Jibril, pada kesederhanaannya. Tidak panjang seperti shalawat Nariyah atau Munjiyah, tapi maknanya mencakup pujian kepada Nabi Muhammad dan keluarga beliau.
Menurut Quraish Shihab dalam tafsir Al-Mishbah, bershalawat adalah bentuk cinta dan penghormatan yang menghadirkan kedekatan spiritual dengan Rasulullah.
Tradisi Ulama
Sejumlah riwayat menyebutkan: siapa yang memperbanyak shalawat akan mendapat syafaat Nabi di akhirat. Dalam hadis riwayat Imam Muslim, Rasulullah bersabda:
"Orang yang paling berhak mendapat syafaatku di hari kiamat adalah yang paling banyak bershalawat kepadaku."
Hal ini dikuatkan pula oleh pendapat ulama seperti Imam Suyuthi dan Imam Nawawi yang menyarankan memperbanyak shalawat, termasuk versi singkat seperti Shalawat Jibril, secara rutin.
Shalawat Jibril bukan hanya bermanfaat secara spiritual, tapi juga memberi efek psikologis menenangkan. Dzikir pendek ini dapat diamalkan dalam aktivitas harian, seperti saat bepergian, bekerja, atau menjelang tidur. Ketekunan membaca shalawat juga disebut mendatangkan ketenangan hati dan memperkuat iman.
Undang Keberkahan
Banyak ulama dan habaib yang meyakini bahwa Shalawat Jibril memiliki faidah luar biasa dalam membuka pintu rezeki. Dalam kitab Dala’ilul Khairat karya Imam Al-Jazuli, disebutkan bahwa bershalawat secara istiqamah dapat mempermudah urusan dunia dan akhirat, serta mempercepat terkabulnya doa.
Para ulama besar dan wali Allah seperti Habib Umar bin Hafidz dan Syekh Abdul Qadir al-Jailani menjadikan shalawat pendek ini sebagai dzikir rutin. Bahkan di beberapa pesantren di Indonesia, seperti Ponpes Lirboyo dan Tebu Ireng, Shalawat Jibril diajarkan sebagai bagian dari amalan harian santri.
Pun dengan Pengasuh Pondok Pesantren Buntet KH Ayip Abdullah Abbas, yang selalu mengingatkan untuk rutin membaca: Shallallahu ala Muhammad.
Shalawat Jibril dipercaya ampuh sebagai senjata menghadapi kesulitan hidup. Banyak testimoni jamaah dan umat Islam yang mengaku dimudahkan rezekinya, disembuhkan dari penyakit, bahkan diselamatkan dari musibah setelah rutin membaca shalawat ini minimal 100 kali setiap hari.
Mudah Diamalkan
Tidak seperti ibadah fisik yang butuh waktu dan tempat tertentu, Shalawat Jibril bisa diamalkan di mana saja dan kapan saja. Inilah yang membuatnya sangat cocok untuk kaum Muslimin zaman sekarang yang sibuk. Tak heran jika banyak Kiai, ulama, dan dai sering menganjurkan pembacaan shalawat, termasuk shalawat versi singkat seperti ini.
Shalawat Jibril adalah amalan ringan namun dahsyat. Di tengah kondisi dunia yang penuh ketidakpastian, menghidupkan sunnah bershalawat akan membawa keberkahan dan perlindungan dari Allah Ta’ala.
Mari jadikan shalawat sebagai bagian dari kebutuhan hidup kita. Bukan hanya saban Jumat atau momen Maulid Nabi, tapi upayakan semampunya diamalkan sepanjang hayat kita.
Shallahu alaa Muhammad.
Rudi Agung