Suryadharma Ali Tutup Usia: Begini Penghormatan dan Jejak Politiknya

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Kabar duka menerpa. Menteri Agama periode 2009-2014, Suryadharma Ali berpulang, pada Kamis (31/7/2025) dini hari WIB.
"Wafat, Bapak H Suryadharma Ali, Kamis 31 Juli 2025, jam 04.18 di Rumah Sakit Mayapada Jakarta," demikian pesan dari keluarga dekat kepada Republika. Suryadharma Ali wafat menjelang Subuh.
Mantan menteri koordinator perekonomian Hatta Rajasa menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya Suryadharma Ali. Ia mengenang almarhum sebagai sahabat sekaligus tokoh penting dalam perjalanan politik Indonesia, khususnya era reformasi dan masa Presiden SBY.
"Kami merasa kehilangan sahabat, seorang teman yang baik dan saya, bersahabat dengan almarhum sejak kami bersama-bersama di partai politik, sebelum reformasi saya sudah bersama-bersama, sampai reformasi, di Senayan," katanya ditemui di rumah duka di Cipinang Cempedak, Jaktim.
Menurut Hatta, Suryadharma Ali bukan hanya tokoh politik, tapi juga sosok yang dihormati di bidang keagamaan. "Beliau tokoh agama yang banyak memberi support generasi-generasi muda," kata Hatta.
Menteri Kebudayaan sekaligus Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Fadli Zon yang juga ikut melayat, mengenang almarhum sebagai sosok pejuang, pendidik politik, jembatan dialog perpolitikan nasional. Fadli pernah bekerja sama dengan Suryadharma pada Pilpres 2014.
"Saya menyampaikan duka cita mendalam atas kepergian seorang tokoh bangsa Suryadharma Ali. Mudah-mudahan beliau diterima di tempat yang terbaik di sisi Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa," kata Fadli.
Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin turut menyampaikan duka mendalam atas wafatnya Suryadharma Ali. Ia menyebut, almarhum sosok pejuang yang telah mengabdikan hidupnya untuk masyarakat, agama, dan bangsa sejak masa mudanya.
"Beliau ini pahlawan kita karena dari zaman mahasiswa, aktivis, sampai kemudian menjadi pengusaha. Lalu menjadi politisi sampai ketua umum, sampai jadi menteri, darah pejuang yang semua pengabdiannya untuk masyarakat, untuk Islam, untuk bangsa," kata Gus Imin.
Cak Imin menilai, jasa Suryadharma Ali jauh lebih besar dibanding kesalahan atau kesalahpahaman yang pernah terjadi selama hidupnya.
"Saya salah satu saksi memiliki rasa hormat dan terima kasih atas pengabdian Bang Suryadharma Ali selama pengabdian di dunia kemasyarakatan, keagamaan, sosial dan politik," ujar ketua umum DPP PKB tersebut.
Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Nusantara Anas Urbaningrum, mengenang almarhum Suryadharma sebagai sosok politikus yang baik, komunikatif, dan selalu fokus mencari solusi. Suryadharma menjabat menag saat Anas masih menduduki ketua umum DPP Partai Demokrat.
"Beliau adalah senior guru, partner yang bisa komunikasi dengan sangat baik lebih banyak memikirkan urusan-urusan dan kepentingan umat, kepentingan bangsa, kepentingan rakyat. Dengan segala kelebihan dan kekurangannya saya bersaksi almarhum orang baik," kata Anas usai bertakziah.
Jejak Politik Almarhum
Suryadharma Ali, tokoh yang pernah membesut Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini memiliki perjalanan politik panjang hingga mencapai puncaknya di zaman Pemerintahan Kabinet Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Lahir pada 19 September 1956, tokoh yang disebut SDA tersebut menyelesaikan pendidikannya di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. SDA memulai aktivitas politiknya di Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
SDA juga dikenal sebagai seorang profesional yang ikut membesarkan PT Hero Supermarket pada era 90-an. Ia dikenal aktif di berbagai organisasi ritel di Indonesia.
Almarhum memulai karier politiknya dengan bergabung dalam Partai Persatuan Pembangunan (PPP), sebuah partai yang berbasis Islam.
Dikenal sebagai politisi yang tekun dan berdedikasi, karirnya di PPP berkembang pesat. Pada 2007, ia terpilih sebagai Ketua Umum PPP, menggantikan Hamzah Haz.
Selama memimpin PPP, Suryadharma berhasil membawa partai tersebut meraih hasil yang lebih baik dalam pemilihan umum.
Pada 2009, PPP memperoleh 5,3% suara dalam Pemilu Legislatif, mempertahankan posisinya sebagai salah satu partai Islam terbesar di Indonesia.
Suryadharma Ali sempat menjabat sebagai Menteri Koperasi dan UKM dalam Kabinet Indonesia Bersatu I pimpinan SBY-JK.
Pada Oktober 2009, SBY kembali mempercayakan Suryadharma Ali sebagai Menteri Agama. Selama menjabat, ia fokus pada peningkatan kualitas pendidikan agama, moderasi beragama, dan pengelolaan haji.
Masa jabatannya juga diwarnai beberapa kontroversi, termasuk kritik terkait pengelolaan dana haji dan isu diskriminasi terhadap aliran keagamaan minoritas.
Pada 2014, Suryadharma Ali mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Menteri Agama setelah menjadi tersangka dalam kasus korupsi dana haji oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Ia dituduh menyalahgunakan anggaran untuk kepentingan pribadi dan partai. Pada 2016, pengadilan menjatuhkan hukuman 6 tahun penjara atas perbuatannya tersebut.
Meski karier politiknya berakhir dengan kasus hukum, Suryadharma Ali tetap diingat sebagai salah satu tokoh yang berperan dalam memperkuat PPP dan kebijakan keagamaan di Indonesia.
Ia juga dikenal sebagai politisi yang dekat dengan basis massa Nahdlatul Ulama (NU), salah satu organisasi Islam terbesar di Tanah Air.
Republika