Catatan Genosida: Puluhan Ribu Serangan Zionis Telah Digencarkan ke Gaza
SEKITARKALTIM, REPUBLIKA NETWORK – Media Israel Yedioth Ahronoth pada Senin (19/2/2024), mengungkap data militer Israel ihwal aktivitas angkatan udara di negeri Zionis itu.
Jet tempur Zionis dilaporkan telah menyerang 31 ribu lebih sasaran di seluruh lini dari Lebanon, Gaza dan Suriah. Tentara Israel menyatakan telah menyerang 29 ribu sasaran di Jalur Gaza sejak dimulainya aksi keji genosida. Puluhan ribu warga Palestina telah menjadi korban genosida. Yang bahkan tidak bisa dihentikan PBB.
Data itu menyebut, sebagian besar dari serangan, sekitar 29 ribu serangannya menyasar Gaza, dan sekitar 1.100 sasaran diserang di Lebanon selatan.
Sejak 7 Oktober, Israel telah melancarkan aksi beringasnya, yang mengakibatkan puluhan ribu korban jiwa, sebagian besar anak-anak dan perempuan. Serangan Israel itu menjadi bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Termasuk kerusakan infrastruktur dan properti yang nyata, menurut data Palestina dan internasional. Hal ini membawa Israel menghadapi pelanggaran Konvensi Genosida di hadapan Mahkamah Internasional.
Serangan Zionis juga melukai 69 ribu lebih warga Palestina, dan 7.000 orang masih hilang, kemungkinan besar telah tewas di bawah puing di Gaza.
Militer Israel menunjukkan sekitar 7.000 sebagai serangan bedah, berdasarkan permintaan pasukan darat. Sekitar 26 ribu serangan dilakukan menggunakan jet tempur, 3.800 menggunakan helikopter serang, dan hampir 3.800 menggunakan drone, menurut sumber yang sama.
Warga Gaza Tewas Kelaparan
Menurut Program Pangan Dunia (WFP), Zionis telah menolak bantuan ke Gaza Utara. Akibatnya warga Palestina di Gaza menajdi 80% orang yang menghadapi kelaparan di seluruh dunia.
Laporan PBB yang diterbitkan Desember memperingatkan 93% orang di wilayah Gaza yang termasuk daerah yang terkepung menghadapi krisis kelaparan. Bahkan seperempat populasi di sana menghadapi bencana kelaparan.
Kelompok hak asasi manusia pada Januari memperingatkan meningkatnya risiko kelaparan terutama di kalangan anak-anak dan orang tua. Laporan itu mengutip kematian bayi Jamal Mahmoud Jamal Al-Kafarna pada 18 Januari 2024, yang meninggal karena kelaparan di pelukan ibunya.
Euro-Med Monitor juga melaporkan kematian Baraa al-Haddad yang berusia satu tahun karena kelaparan dan dehidrasi pada 30 Desember 2023, dan Jana Deeb Qudeih yang berusia 14 tahun, yang menderita kelumpuhan otak, pada 8 Desember 2023.
“Insiden tragis ketika gadis muda meninggal karena kelaparan menajdi pengingat parahnya krisis di Gaza. Krisis kelaparan berada pada tingkat bencana dan anak-anak sangat rentan terhadap kelaparan,” ungkap Direktur Eksekutif Action Against Hunger UK Jean-Michel Grand, pada Middle East Eye. Seluruh anak balita di Gaza yang berjumlah 335 ribu anak, berisiko tinggi mengalami kelaparan.
Menurut badan koordinasi kemanusiaan PBB, OCHA, situasinya sangat mengerikan di Rafah dan bagian utara Gaza, di sana sekitar 15% anak-anak menghadapi kekurangan gizi akut di tengah kekurangan bantuan.
Redaktur: Aris Darmawan