Banjir Kepung Balikpapan, MAKI Desak Pemkot Harus Minta Maaf
REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Sepanjang Jumat (9/8/2024) Kota Balikpapan dikepung banjir. Padahal Pemkot Balikpapan telah mengucurkan anggaran Rp 136 miliar untuk proyek penanganan banjir Das Ampal di kawasan MT Haryono Balikpapan Selatan.
Tetapi sejumlah kawasan masih mengalami banjir.
Menanggapi hal itu, Sekjen Masyarakat Anti Korupsi (MAKI), Komaryono menyampaikan Pemkot Balikpapan harus bertanggung jawab dan meminta maaf kepada seluruh masyarakat di kota ini.
"Tetapi juga jangan minta maaf doang, harus dijelaskan kenapa masih banjir. Kenapa proyek penanganan banjir bisa gagal? Itu harus diterangkan alasan gagalnya kenapa,” tegas Komaryono, Jumat.
Misalnya, lanjut Komaryono, proyek Das Ampal gagal apakah karena tidak sesuai perencanaan, apakah salah milih kontrakator pelaksana atau salah memilih material.
“Itu semua harus dijelaskan ke masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab moril pemerintah daerah. Apalagi proyek penanganan banjir ratusan miliar itu termasuk proyek prestisius di Balikpapan,” ujarnya.
Menurut Komaryono, permintaan maaf Pemkot Balikpapan karena telah menggunakan uang negara. Tapi proyeknya tidak solutif. “Kedua, proyek yang dinantikan masyarakat justru merugikan. Justru malah banjir. Ini harus ada tanggung jawabnya,” tegasnya.
Ia mengingatkan proyek yang telah menelan anggaran besar tapi tidak memberikan solusi yang malah mengakibatkan banjir makin parah terutama di MT Haryono.
“Artinya proyek itu bisa dianggap menghamburkan keuangan negara. Rp 136 miliar tidak sesuai harapan. Uang negara itu uang masyarakat. Karena itu Pemerintah Kota Balikpapan harus bertanggung jawab,” imbuhnya.
Ia membandingkan proyek serupa di kota lain. Semisal di Jalan Punala Mojokerto Jatim. Proyek itu menelan anggaran Rp 101 miliar, dengan luasan proyek 3,2 km. Proyek itu mencakup normalisasi sungai dan pelebaran jalan. Sungai dilebarkan, di atasnya sungai bisa dilewati tonase berat. Begitu pun dengan proyek serupa di Surabaya.
“Harusnya Pemkot Balikpapan bisa melakukan studi banding ke daerah lain sebelum membuat perencanaan. Surabaya dulu terkenal kota banjir, sekarang tidak lagi. Begitu pun Mojokerto. Harusnya bisa belajar,” ujarnya.
MAKI telah melaporkan proyek penanganan banjir Das Ampal Balikpapan ke KPK.
Dari laporan pandangan mata media ini, sejak Jumat (9/8/2024) pagi, sejumlah kawasan di Balikpapan dikepung banjir. Termasuk kawasan MT Haryono Balikpapan Selatan, tepat di lokasi penangangan banjir Das Ampal.
Selain itu banjir juga melanda depan seberang perumahan WIKA, depan RS Hermina, hingga menyebabkan arus kendaraan lumpuh.
Di kawasan simpang Beller Balikpapan Selatan, kawasan ini lumpuh total sehingga tidak dapat dilalui kendaraan. Namun tampak sejumlah roda dua dan roda empat ada yang tetap menekat menerobos banjir tersebut.
Bahkan di sekitar kawasan Mufakat 1 dan Mufakat Tengah RT 03 melaporkan banjir sempat mencapai satu meter. “Parah banjirnya, Mas. Dulu tidak begini,” ujar Saleh, warga sekitar. Warga lain melaporkan rumpon bambu roboh ke jalanan di kawasan RT 28 Kelurahan Sumber Rejo. Ada belasan titik lain yang juga banjir.
Rudi Agung