Menengok Sejarah dan Masa Depan Deep Seek
REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – DeepSeek, perusahaan kecerdasan buatan (AI) asal China, telah menjadi sorotan global. Musababnya, berkat kemampuannya menciptakan model AI canggih dengan biaya yang jauh lebih rendah dibanding kompetitor seperti Open AI.
AI ini didirikan pada Mei 2023 oleh Liang Wenfeng, manajer dana lindung nilai yang visioner, DeepSeek lahir dari visi untuk mengintegrasikan AI dalam perdagangan dan pengembangan teknologi.
Liang Wenfeng sebelumnya telah membangun High-Flyer, sebuah dana lindung nilai yang sepenuhnya mengandalkan algoritma AI untuk aktivitas trading sejak 2021.
Awalnya, DeepSeek menghadapi tantangan dalam mendapatkan pendanaan venture capital karena dianggap sulit menghasilkan keuntungan dalam waktu singkat.
Namun, perusahaan ini berhasil bertahan dengan fokus penelitian dan inovasi, tanpa tekanan komersial jangka pendek. Strategi ini memungkinkan DeepSeek untuk bereksperimen secara bebas dan menghindari regulasi ketat China terhadap teknologi berorientasi konsumen.
Salah satu terobosan besar DeepSeek adalah pengembangan model AI seperti DeepSeek Coder dan DeepSeek LLM, yang dirilis pada November 2023.
Model-model ini dirancang untuk tugas pemrograman dan pemrosesan bahasa alami, menawarkan performa tinggi dengan biaya rendah.
Memasuki Mei 2024, DeepSeek meluncurkan DeepSeek V2, yang memperkenalkan arsitektur multi-head latent attention (MLA) dan mixture of experts (MoE), meningkatkan efisiensi dan performa model.
Puncak kesuksesan DeepSeek terjadi Desember 2024 dengan peluncuran DeepSeek V3, model dengan parameter yang dilatih hanya dalam 55 hari dengan biaya $5,58 juta. Model ini menyaingi performa OpenAI GPT-4o dan menjadi bukti bahwa inovasi AI tidak selalu membutuhkan sumber daya besar.
Keberhasilan DeepSeek tidak hanya terbatas pada teknologi, tetapi juga berdampak pada pasar saham global.
Memasuki Januari 2025, peluncuran DeepSeek R1 menyebabkan penurunan drastis saham perusahaan teknologi AS seperti Nvidia, Microsoft, dan Alphabet. Saham Nvidia bahkan anjlok 17% dalam sehari, mencatatkan rekor penurunan terbesar dalam sejarah.
DeepSeek juga dikenal dengan pendekatan open-source-nya. Model-modelnya dirilis dengan lisensi MIT, memungkinkan pengguna untuk mengunduh, memodifikasi, dan berkontribusi pada pengembangan teknologi ini.
Pendekatan ini tidak hanya mendorong transparansi tetapi juga mempercepat inovasi melalui kolaborasi global. Meski sukses, DeepSeek menghadapi tantangan signifikan. Pembatasan ekspor chip AI oleh AS menjadi kendala utama.
Namun, perusahaan ini telah mengakumulasi stok chip Nvidia A100 sebanyak 10.000 hingga 50.000 unit sebelum pembatasan diberlakukan, yang menjadi fondasi penting bagi pengembangan model-modelnya.
Ke depan, DeepSeek berencana untuk terus berinovasi dengan fokus pada efisiensi dan skalabilitas. Perusahaan ini telah menarik minat perusahaan besar seperti AWS, Toyota, dan Stripe, yang menunjukkan potensi adopsi luas di masa depan.
DeepSeek juga berkomitmen mempertahankan pendekatan open-source, mendorong demokratisasi teknologi AI. Dampak global DeepSeek telah mengubah persepsi tentang dominasi teknologi AS dalam pengembangan AI.
Keberhasilan perusahaan ini membuktikan bahwa inovasi dapat dicapai dengan sumber daya terbatas, sekaligus menantang efektivitas sanksi teknologi AS terhadap Cina. Dengan terus berkembangnya teknologi AI, DeepSeek diprediksi akan memainkan peran penting membentuk masa depan industri ini.
Kemampuannya mencapai hasil setara dengan pemain besar yang menggunakan sumber daya minimal, bisa jadi akan mengubah cara dunia memandang pengembangan AI di masa.
Mila
Sumber: CB Insights, The Conversation