Home > Regional

Perjalanan Balikpapan: Dari Pra Kemerdekaan hingga Rencana 5 Tahun Mendatang

Dari hutan belantara menjadi Kota Penyangga Ibu Kota Nusantara.
Kilang Pertamina Refinery Unit (RU) V Balikpapan, Kaltim.
Kilang Pertamina Refinery Unit (RU) V Balikpapan, Kaltim.

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Hari ini, Senin (10/2/2025), Kota Balikpapan bertambah usia. Kota ini sudah berusia lebih seabad, tepatnya memasuki usia ke-128. Balikpapan, kota yang dijuluki Kota Minyak, memiliki sejarah panjang.

Bermula dari sebuah perkampungan nelayan Bugis di abad ke-19. Disarikan dari pelbagai sumber, nama Balikpapan berasal dari legenda lokal tentang papan kayu yang terbalik, yang dikaitkan dengan kisah seorang putri yang terdampar di pantai.

Tanggal 10 Februari 1897 menjadi tonggak penting, saat pengeboran minyak pertama dilakukan perusahaan Mathilda, menandai awal era industri minyak di kota ini.

"Hari ini, kota yang berawal dari pengeboran sumur minyak Mathilda, kota yang menjadi saksi sejarah Perang Dunia II, bertambah usianya. Balikpapan yang indah di antara hutan, bukit dan lautan, kini bertransformasi menjadi pintu gerbang IKN," ujar Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas’ud, saat memperingati HUT ke-128 Balikpapan, Senin.

Di masa kolonial Belanda, Balikpapan berkembang pesat sebagai pusat industri minyak. Perusahaan minyak Belanda, Bataafsche Petroleum Maatschappij (BPM), mendirikan kilang minyak dan infrastruktur pendukung, menarik migran dari Jawa, Cina, dan India. Kota ini menjadi salah satu lokasi strategis dalam rute perdagangan global, terutama untuk ekspor minyak.

Perang Dunia II membawa dampak besar bagi Balikpapan. Jepang merebut kota ini pada 1942 untuk menguasai sumber minyaknya. Pertempuran sengit terjadi antara Jepang dan Sekutu, yang berakhir dengan pembebasan Balikpapan oleh pasukan Australia pada 1945.

Perang ini meninggalkan banyak situs bersejarah, seperti bunker dan meriam, yang kini menjadi cagar budaya.

Setelah kemerdekaan Indonesia, Balikpapan terus berkembang sebagai pusat industri minyak dan gas. Pertamina mengambil alih operasi minyak dari BPM pada 1965, memperkuat peran kota ini dalam perekonomian nasional.

Di tahun 1972, Kilang Minyak Pertamina dibangun, menjadi salah satu kilang terbesar di Indonesia.

Kini, Balikpapan tidak hanya dikenal sebagai kota industri, tetapi juga sebagai kota layak huni dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang sangat tinggi. Yakni, mencapai 82,03 pada 2023.

Kota ini menjadi gerbang menuju Ibu Kota Negara (IKN) baru, dengan Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman dan Pelabuhan Semayang yang sibuk melayani arus logistik dan penumpang.

Walikota Balikpapan dari Masa ke Masa

H.A.R.S. Muhammad (1960 - 1963).

MAYOR TNI AD Bambang Soetikno (1963 - 1965).

MAYOR TNI AD Imat Saili (1965 - 1967).

MAYOR POL. Zainal Arifin (1967 - 1973).

LETKOL. POL. H.M. Asnawi Arbain (1974 - 1981).

KOL. CZI. TNI AD Syarifudin Yoes (1981 - 1989).

H. Hermain Okol (Sebagai Plt.Walikota 1989 - 1991).

KOL. INF. H. Tjutjup Suparna (1991 - Juni 2001).

H. Imdaad Hamis (Juni 2001 - 2011).

H. M. Rizal Effendi (2011 - s.d. 2021).

H. Rahmad Mas’ud, SE., ME (2021 - 2025).

H. Rahmad Mas’ud, SE., ME - Walikota terpilih (2025 - 2030).

Rencana Strategis Balikpapan Lima Tahun ke Depan

Pengembangan Infrastruktur: Balikpapan berencana memperluas jaringan transportasi, termasuk pembangunan jembatan penghubung dan jalan lingkar untuk mendukung mobilitas menuju IKN. Bandara dan pelabuhan akan ditingkatkan kapasitasnya untuk menampung pertumbuhan lalu lintas.

Diversifikasi Ekonomi: Selain mengandalkan industri minyak, Balikpapan akan mengembangkan sektor jasa, pariwisata, dan teknologi. Taman Bekapai dan destinasi wisata alam lainnya akan dipromosikan untuk menarik lebih banyak wisatawan.

Pembangunan Berkelanjutan: Kota ini berkomitmen mengurangi emisi karbon dengan mengadopsi energi terbarukan dan meningkatkan efisiensi energi di sektor industri. Program penghijauan dan pengelolaan limbah juga akan diperkuat.

Peningkatan Kualitas Hidup: Pemerintah akan fokus pada pembangunan fasilitas pendidikan, kesehatan, dan rekreasi. Program perumahan terjangkau juga akan diperluas untuk mengurangi kesenjangan sosial.

Smart City: Balikpapan akan menerapkan teknologi digital dalam pengelolaan kota. Seperti sistem transportasi cerdas, e-government, dan pengawasan berbasis IoT.

Hal ini bertujuan meningkatkan efisiensi dan kenyamanan warga.

Dari perkampungan nelayan hingga menjadi kota metropolitan, Balikpapan telah melalui perjalanan panjang yang penuh dinamika.

Kini, dengan visi menjadi kota modern dan berkelanjutan, Balikpapan siap menghadapi tantangan masa depan, sekaligus mempertahankan warisan sejarahnya yang kaya. Dengan rencana strategis yang matang, kota ini diproyeksikan menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi dan budaya di Indonesia.

Rudi Agung

× Image