Home > Regional

Kejar Swasembada Pangan, Kaltim Optimalkan Potensi Lahan Rawa

Lokasi yang dipilih harus bebas konflik.
Ilustrasi, optimalisasi lahan rawa. 
Ilustrasi, optimalisasi lahan rawa.

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Lewat program strategis nasional Optimalisasi Lahan (Oplah), Kaltim akan menggarap hampir 14 ribu hektare lahan rawa produktif di tahun 2025.

Langkah itu ditempuh Pemprov Kaltim untuk menunjukkan komitmennya mendukung ketahanan pangan nasional. Langkah ini bukan hanya soal mengelola lahan, ttapi bukti nyata Kaltim siap menjadi lumbung pangan masa depan, seiring pembangunan Ibu Kota Nusantara dan tantangan perubahan iklim global.

Hal itu diutarakan Kepala Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Kaltim, Siti Farisyah Yana, Kamis. Ia menyampaikan, seluruh lokasi program ini telah melalui proses seleksi ketat dan disusun dalam dokumen Survei Investigasi Desain Optimasi Lahan Rawa.

“Program Oplah melibatkan enam daerah strategis di Kaltim,” terang Farisyah Yana. Yakni, rincinya, Penajam Paser Utara (5.896 ha), Paser (3.150 ha), Kutai Kartanegara (2.392 ha).

Kemudian di Kutai Timur (1.200 ha), Berau (895 ha), dan Samarinda (440 ha), dengan total dukungan 70 Brigade Pangan yang diterjunkan langsung ke lapangan.

“Program ini fokus lahan rawa pasang surut dan rawa lebak yang belum optimal ditanami dua kali setahun,” imbuhnya, seraya memastikan lokasi yang dipilih harus bebas konflik.

Dengan kata lain, tidak termasuk kawasan hutan lindung atau lahan gambut moratorium, dan memiliki sumber air memadai.

Pemprov Kaltim tak hanya bicara soal teknis. Pemerintah memastikan program ini hanya melibatkan petani aktif yang tergabung dalam kelompok tani.

Serta berkomitmen mengikuti panduan teknis yang telah ditetapkan.

“Kelompok tani harus menyatakan kesanggupan menjalankan kegiatan sesuai petunjuk teknis yang berlaku,” ujar Farisyah Yana.

Dengan potensi lahan dan dukungan penuh pemerintah daerah, Kalimantan Timur siap menjawab tantangan masa depan.

Program ini tak hanya memperkuat ketersediaan pangan lokal, tapi juga mempertegas peran Kaltim sebagai penyokong utama pangan nasional. Terutama menyongsong IKN sebagai pusat pemerintahan baru Indonesia.

Yan Andri

× Image