Aksi Damai di Depan Gedung DPR RI Berjalan Tertib Tanpa Kericuhan

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Gelombang aksi massa yang berlangsung sejak tanggal 25 Agutus 2025, masih terus terjadi hingga hari ini, Senin.
Massa aksi yang berdemonstrasi damai di depan Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Senin (1/9/2025), berlangsung aman dan kondusif. Massa mulai membubarkan diri sekitar pukul 18.00 WIB. Adapun aparat kepolisian juga tidak melakukan tindakan represif kepada massa aksi.
Usai aksi selesai, para peserta membubarkan diri dengan tenang.
Pantauan Republika, aksi yang digelar sejumlah kelompok mahasiswa itu berlangsung sejak sekitar pukul 13.30 WIB.
Selama aksi, para mahasiswa menyampaikan aspirasinya dari atas mobil komando dengan kondusif. Dari pantauan lapangan, ada sejumlah tuntutan yang disuarakan mahasiswa.
Beberapa di antaranya meminta DPR memecat seluruh anggotanya yang bermasalah. DPR juga diminta melakukan evaluasi secara besar-besaran.
Tak hanya diikuti mahasiswa, aksi itu juga diikuti masyarakat, pengemudi ojol, hingga influencer. Tidak ada ketegangan yang terjadi selama aksi berlangsung.
Selama aksi berlangsung, arus lalu lintas di Jalan Gatot Subroto, tepatnya di depan Gedung DPR, tetap normal. Kendaraan tetap dibiarkan melintas di jalan itu meski ada sedikit penyumbatan.
Rentetan aksi di depan Gedung DPR telah dilakukan sejak Senin (25/8/2025). Aksi itu dipicu adanya tunjangan perumahan untuk para anggota DPR sebesar Rp 50 juta per bulan.
Aksi kemudian menyebar menjadi kericuhan di sejumlah wilayah Jakarta usai adanya pengemudi ojol yang dilindas kendaraan taktis (rantis) Brimob Polda Metro Jaya di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat, pada Kamis (28/8/2025) malam WIB.
Sejumlah kericuhan terjadi, seperti perusakan fasilitas umum dan penjarahan rumah anggota DPR. Bahkan, aksi juga mengular ke beberapa daerah. Termasuk di Balikpapan dan Samarinda, Kaltim.
Demonstrasi di Balikpapan Berlangsung Tertib
Di Balikpapan, massa aksi meneriakan Revolusi yang disambut teriakan serupa dengan serempak ribuan massa aksi yang berkumpul di depan gedung Parlemen Balikpapan, Senin, (1/9/2025).
"Revolusi, revolusi, revolusi," teriakan serempak massa aksi. Aksi ini dikuti massa yang tergabung dalam Aliansi Balikpapan Bergerak atau Barak.
Sejak siang sekitar pukul 13.00 WITA, terlihat massa aksi menggunakan atribut serba hitam memegang bendera Merah Putih, serta pelbagai spanduk tuntutan hingga kata sarkasme keluhan masyarakat.
Tampak pula bendera karakter One Piece berkibar di tengah kerumunan massa.
Aksi demonstrasi yang terdiri dari gabungan puluhan organisasi di dalamnya, dikomando Kordinator Lapangan Jusliadin, didampingi Dimas Aditya sebagai Humas Aliansi.
Mereka berdiri di atas mobil pick up sebagai kendaraan komando.
Aliansi Barak membawa pelbagai permasalahan Balikpapan yang telah lama tak kunjung dituntaskan. Di antaranya banjir, akses air bersih, kelangkaan gas melon tabung 3Kg.
"Kita bisa merasakan bersama banjir yang terus menghantui warga Balikpapan yang sampai saat ini masih belum selesai. Selain itu di beberapa daerah Kota Balikpapan masih merasakan sulitnya air bersih," ujar Dimas.
Aksi di Samarinda Sempat Ricuh
Di Samarinda, pihak aparat membubarkan paksa kerumanan massa aksi dari Aliansi Mahakam di depan Kantor DPRD Kaltim Karang Paci, Senin, sekitar pukul 17.30 WITA.
Petugas mendorong massa dengan dua unit water canon dan gas air mata ke arah massa. Terlihat, mahasiswa kocar kacir di depan Kantor PU Provinsi Kaltim ketika asap putih menyesakan beterbangan.
Pasukan Samapta Polres Samarinda harus berhadapan puluhan mahasiswa yang enggan bubarkan diri.
Usai batas penyampaian aksi pukul 18.00 WITA, massa yang belum puas melakukan pelemparan ke dalam laman DPRD Kaltim. Mereka melemparkan botol air mineral.
Lemparan direspons pihak aparat dengan menyemprotkan water cannon dan gas air mata. Massa langsung berhamburan menuju Jalan Tengku Umar arah SPBU dan Jalan Tengkawang.
Ketua DPRD Kaltim, Hassanudin Mas'ud sebelumnya sempat menemui ribuan massa Aliansi Mahakam yang berunjuk rasa di depan Gedung DPRD.
Dari atas mobil komando, ia menegaskan bahwa aspirasi para demonstran akan ditindaklanjuti. "Tadi saya bersama para anggota dewan lain telah menggelar rapat. Ini juga membahas tuntutan kalian," ujar Hassanudin.Udang Windu
Usai dibubarkan paksa, aksi demonstrasi mahasiswa yang berujung ricuh merembet sampai ke pemukiman warga di kawasan Jalan M Said, Samarinda. Gas air mata yang ditembakkan aparat kepolisian masuk ke area rumah penduduk dan membuat warga panik.
Sejumlah warga mengaku kesal lantaran tembakan gas air mata tak hanya mengenai peserta aksi, tapi juga masuk ke rumah-rumah warga.
“Ini pemukiman warga harusnya jadi tempat aman. Kami sudah bernegosiasi dengan polisi supaya mahasiswa bisa pulang dengan tertib,” ujar Iwan, warga sekitar.
Iwan berujar, sebagian mahasiswa sempat mencari perlindungan di rumah-rumah warga saat aparat menembakkan gas air mata ke arah massa. “Situasinya tidak kondusif, tembakan diarahkan ke area pemukiman,” ujarnya.
Yan Andri