Mantan Pimpinan KPK: Mbokya Eling, Kedaulatan Itu Ada di Tangan Rakyat

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Sejumlah tokoh menginisiasi berdirinya Forum Warga Negara, sebagai wadah berbagai gagasan untuk masa depan Indonesia.
Mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Chandra, salah satu pemrakarsa forum ini. Selain Chandra, forum diprakarsai cendekiawan Muhammadiyah Sukidi, pendiri dan CEO Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives Diah Satyani Saminarsih, pendiri Masyarakat Transparansi Indonesia Sudirman Said, dan akademisi UI Shofwan Al Banna Choiruzzad.
Chandra mengingatkan peristiwa demonstrasi akbar di berbagai wilayah Indonesia. Bahkan, beberapa daerah mengalami kerusuhan dan pembakaran.
“Mbokya eling, kalian itu pengurus, bukan penguasa. Kedaulatan sepenuhnya berada di tangan rakyat sebab pemegang saham Republik, satu-satunya, ya rakyat. Jika kesadaran ini diresapi betul oleh pengurus negara, pasti kita tidak sekacau sekarang. Martir dan korban berjatuhan, padanya kita berbelasungkawa dan menyayangkan," jelas Chandra, Ahad (31/8/2025).
Chandra menjelaskan diksi pengurus negara muncul di sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia, akhir Mei 1945.
Terutama oleh Mohammad Yamin, untuk menamai sesuatu yang kini ladzim disebut pemerintah (eksekutif, legislatif, yudikatif).
Barisan pengurus negara sepatutnya diisi orang-orang berilmu dan berakal sehat yang dipilih atas paham perwakilan. Ia mengingatkan jika tuan dari negeri ini adalah rakyat.
“Saya lebih menyukai diksi ‘pengurus negara’ daripada ‘pemerintah’ karena Indonesia negara pengurus, bukan negara penguasa,” imbuh Chandra Hamzah.
Forum Warga Negara ini menggelar diskusi terkait isu-isu terkini yang terjadi di Jakarta dan sejumlah daerah. Forum ini lahir pada pengujung Agustus 2025 dari para warga negara pembayar pajak.
Yang prihatin atas kondisi mutakhir bangsa yang disadari akumulasi dari berbagai perilaku pada tahun-tahun belakang.
“Betul sekali, rakyat itu tuannya. Pengurus negara semata hamba atau abdinya rakyat. Maka, hanya jika para pengurus menjalankan fungsinya sebagai pengabdi/pelayan, impian kita akan keadilan sosial itu akan lebih mudah tercapai," timpal Cendekiawan Sukidi.
Ia menjelaskan ketika rakyat marah, maka itu harus jadi wake up call semua pihak.
"Itu gumpalan dari ketidakadilan yang intens dipraktikkan, ditambah pongahnya wakil rakyat yang, di tengah penderitaan rakyat, begitu memuja uang dan kuasa," tambahnya.
Sudirman Said berharap pemerintah dan wakil rakyat mendengarkan aspirasi rakyat agar legitimasi dan kredibilitas kembali pulih.
“Rakyat mengalami declining trust ‘surut kepercayaan’ kepada pengurus negara karena perilakunya jauh dari amanah," kata Sudirman Said.
Meninjau perspektif kesehatan masyarakat, Diah Saminarsih, mendesak pemerintah untuk menyiapkan langkah-langkah strategis dan antisipatif untuk memastikan layanan publik esensial, seperti kesehatan.
"Harapannya, agar tetap dapat diakses dan terselenggara secara aman, baik untuk masyarakat maupun penyedia layanan seperti tenaga kesehatan dan tenaga medis. Diah juga menekankan pentingnya kehadiran negara untuk mende-eskalasi keadaan yang mengutamakan pendekatan nir-kekerasan," ujarnya.
Republika