Home > News

Dinilai Hina Pesantren dan Kiai, KPI Hentikan Xpose Uncensored Trans7

Seruan boikot Trans7 menggema sebagai reaksi publik atas tayangan pelecehan tersebut.
Seruan boikot Trans7 menggema di sosial media. 
Seruan boikot Trans7 menggema di sosial media.

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Usai Rapat Pleno Penjatuhan Sanksi yang digelar KPI Pusat Selasa (14/10/2025) malam WIB, Komisi Penyiaran Indonesia akhirnya menjatuhi sanksi program Xpose Uncensored yang ditayangkan Trans7 dihentikan sementara.

"KPI menilai telah terjadi pelanggaran atas pasal 6 Peraturan Perilaku Penyiaran (P3) KPI 2012, pasal 6 ayat 1 dan 2, pasal 16 ayat 1 dan ayat 2 huruf (a) Standar Program Siaran (SPS) KPI 2012," kata Ketua KPI Pusat Ubaidillah usai Rapat Pleno Penjatuhan Sanksi, dikutip dari MUIDigital, laman resmi MUI, Selasa.

Pada 13 Oktober 2025 program Xpose Uncensored menayangkan siaran yang dianggap menghina pesantren dan Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, KH Anwar Manshur.

Tayangan berjudul provokatif yakni "Santrinya minum susu aja kudu jongkok, emang gini kehidupan di pondok?" menuai kecaman sejumlah pihak terutama para santri pondok pesantren di seluruh Indonesia, khususnya Keluarga Besar Pondok Pesantren Lirboyo.

Seruan boikot Trans7 di media sosial pun menggema sebagai reaksi dari tayangan tersebut.

Pria yang akrab disapa Ubaid ini menjelaskan, pada ketentuan di P3 menyebutkan lembaga penyiaran wajib menghormati perbedaan suku, agama, ras dan antargolongan yang mencakup keberagaman budaya, usia, gender, dan atau kehidupan sosial ekonomi.

Sedangkan ketentuan pada SPS menyebutkan, program siaran dilarang melecehkan, menghina, dan atau merendahkan lembaga pendidikan.

Ubaid menerangkan secara khusus pada ayat 2 huruf (a) memuat ketentuan penggambaran tentang lembaga pendidikan harus mengikuti ketentuan tidak memperolok pendidik/pengajar.

Ubaid yang juga Anggota Komisi Infokom MUI ini mengaku KPI telah menerima banyak pengaduan dari kelompok-kelompok masyarakat yang keberatan tayangan ini. Sebab mendistorsi kehidupan pesantren, santri dan juga para kiai pimpinan pondok pesantren.

"KPI juga memanggil Trans7 untuk memberikan klarifikasi atas kehadiran tayangan tersebut. Kehadiran tayanyan yang menyudutkan kehidupan pesantren lewat program Trans7 tentunya sangat melukai banyak pihak, khususnya kaum santri," tegasnya.

Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini menyampaikan secara khusus, kiai dan pesantren bukanlah obyek yang layak dijadikan olok-olok sebuah program sebagaimana tayangan 13 Oktober 2025 tersebut.

"Di pesantren terdapat adab, asih dan peduli, ilmu dan sejarah panjang perjuangan termasuk dalam sejarah kemerdekaan bangsa ini, yang itu dilakukan sampai saat ini," tegasnya.

KPI menilai Xpose Uncensored Trans7 mencederai nilai-nilai luhur penyiaran yang seharusnya berfungsi sebagai jembatan memperkuat integrasi nasional.

Atas kejadian ini, KPI berharap Trans7 melakukan koreksi secara menyeluruh terkait tayangan yang melibatkan kehidupan pesantren di Indonesia. Termasuk juga kelompok atau komunitas lainnya.

"Setidaknya harus menghadirkan tokoh yang berkualitas sebagai penyeimbang dalam menarasikan peristiwa. Hal ini juga perlu diperhatikan oleh lembaga penyiaran lain agar mengedepankan kehati-hatian secara mematuhi ketentuan regulasi agar publik menerima informasi yang benar," kata dia.

Hadir dalam forum klarifikasi dengan Trans 7 itu anggota KPI Pusat lain, Koordinator Bidang Pengawasan Isi Siaran Tulus Santoso, Koordinator Bidang Pengelolaan Kebijakan dan Sistem Penyiaran Muhammad Hasrul Hasan.

Termasuk Koordinator Bidang Kelembagaan I Made Sunarsa, serta anggota Bidang Kelembagaan Mimah Susanti dan Amin Shabana.

Sedangkan dalam saluran zoom, hadir pula Wakil Ketua KPI Pusat Mohamad Reza, dan anggota KPI Pusat Bidang Pengawasan Isi Siaran Aliyah dan Anggota KPI Pusat Bidang Kelembagaan Evri Rizqi Monarshi.

Kecaman terhadap Trans7 meluas usai beredarnya potongan video program "XPOSE" yang menampilkan narasi bertajuk: Santrinya minum susu aja kudu jongkok, emang gini kehidupan di pondok?

Cuplikan itu kemudian viral di TikTok dan Instagram, memicu gelombang protes publik.

Tayangan itu dinilai merendahkan martabat santri dan kiai karena menggambarkan kehidupan pesantren secara negatif dan provokatif tanpa data yang berimbang.

Di platform X (Twitter), tagar #BoikotTrans7 masuk dalam jajaran trending topic. Sejumlah alumni Pesantren Lirboyo, salah satu pesantren terbesar di Jawa Timur yang diduga menjadi objek narasi tayangan tersebut, menyuarakan protes keras.

Akun @SerambiLirboyo menulis media sekelas nasional lupa menjaga etika pemberitaan. Pesantren memang bukan institusi sempurna, tapi jangan dilecehkan dengan framing murahan Kami, atas nama Alumni Lirboyo, dengan ini menyampaikan sikap terhadap tayangan acara Xpose Uncensored.

“Santri mana yang tidak sakit hati dengan narasi hoax segede ini lewat TV nasional Trans7".

Kemarahan publik semakin besar karena belakangan isu pesantren kerap menjadi sasaran framing negatif di media sosial. Kalangan pesantren kini menuntut pihak Trans7 bertanggung jawab. Mereka meminta klarifikasi resmi atas isi tayangan.

Akun cahpondok, menulis: “Jangan sampai kejadian seperti ini terulang, banyak Kiai yang kaya dari hasil usaha mereka sendiri, atau banyak dari mereka yang hidup dengan serba kekurangan, beberapa mobil mewahpun, itu juga kadang pemberian dari santri yang kadang menjadi Kaya, karena diberikan modal oleh Kiyai, banyak faktor yang tidak diklarifikasi oleh media sebesar @officialtrans7

Akhirnya sekali lagi kami serukan #BOIKOTTRANS7 #BOIKOTTRANS7 #BOIKOTTRANS7

#cahpondok #santri #pesantren #nahdlatululama #Lirboyo”

Trans7 Minta Maaf

Melalui akun X TRANS7, menyampaikan pernyataan maaf ihwal tayangan program Xpose Uncencored pada 13 Oktober 2025. Berikut pernyataan maafnya:

Assalamualaikum Wr. Wb.

Sehubungan dengan tayangan/ pemberitaan mengenai Pondok Pesantren Lirboyo yang telah ditayangkan di program Xpose Uncensored TRANS7, pada tanggal 13 Oktober 2025, kami telah melakukan review dan tindakan-tindakan atas keteledoran yang kurang teliti sehingga merugikan Keluarga Besar PP Lirboyo.

TRANS7 dengan segala kerendahan hati menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada segenap Kiai dan Keluarga, para Pengasuh, Santri, serta Alumni Pondok Pesantren Lirboyo, khususnya di bawah naungan PP Putri Hidayatul Mubtadiaat. Kami juga menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat luas atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan.

Permohonan maaf tersebut juga telah kami sampaikan kepada Gus Adib, salah satu putra KH Anwar Mansyur. TRANS7 akan menyampaikan surat permohonan maaf secara resmi pada Selasa pagi ini.

Dalam surat Trans7 Nomor: 399/DSMA-PR/25 yang beredar dan didapat Republika, Trans7 menyampaikan permohonan maaf. Berikut isi suratnya:

Assalamualaikum Wr. Wb.

Dengan hormat,

Sehubungan dengan tayangan/ pemberitaan mengenai Pondok Pesantren Lirboyo yang telah ditayangkan di program "Xpose Uncensored" TRANS7 pada tanggal 13 Oktober 2025, kami telah melakukan review dan tindakan-tindakan atas keteledoran yang kurang teliti sehingga merugikan Keluarga Besar PP Lirboyo dalam hal ini.

Berikut pernyataan maaf dari kami berkaitan dengan tayangkan program “Xpose Uncensored" TRANS7, pada tanggal 13 Oktober 2025. pic.twitter.com/GlUMWfWLv8

— TRANS7 (@TRANS7) October 14, 2025

Dan dengan ini,

1. Kami dari TRANS7 dengan segala kerendahan hati menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada segenap Kiai dan Keluarga, para Pengasuh, Santri, serta Alumni Pondok Pesantren Lirboyo, khususnya di bawah naungan PP Putri Hidayatul Mubtadiaat.

2. Kami menyadari bahwa tayangan tersebut menimbulkan ketidaknyamanan bagi keluarga besar pesantren. Hal ini menjadi pembelajaran berharga bagi kami di TRANS7 agar tidak lagi menayangkan pemberitaan yang berkaitan dengan Ulama, Kiai, dan kehidupan Pesantren, khususnya yang berkaitan dengan Pondok Pesantren Lirboyo dalam program yang tidak relevan.

3. Kami juga berkomitmen untuk menghadirkan tayangan yang menampilkan nilai-nilai positif dan keteladanan kehidupan pesantren di Indonesia, khususnya berkaitan dengan Pesantren Lirboyo.

Kami berharap surat ini dapat diterima sebagai bentuk itikad baik dan komitmen kami untuk menjaga marwah lembaga pendidikan keagamaan, khususnya pesantren.

Sekali lagi kami memohon maaf atas kekeliruan TRANS7.

Atas perhatian dan kebesaran hati keluarga besar Pondok Pesantren Lirboyo, kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Demikian surat permohonan maaf dari Trans7 yang ditandatangani Kepala Departemen Programming Renny Andhita dan Direktur Produksi Andi Chairil.

Republika

Image
Republika Network

Sekitarkaltim.ID -

× Image