Kisah Tragis Shorouq, Wanita Muda Palestina yang Ditahan Isarel
KALTIMTARA, REPUBLIKA – Hari ini (24/11/2023), Israel dan Hamas akan melakukan gencatan senjata. Menurut kesepakatan, gencatan senjata berlangsung selama empat hari. Di periode ini akan dilakukan pertukaran tahanan.
Sebagai bagian dari gencatan senjata, Israel setuju membebaskan 150 perempuan dan anak-anak Palestina dari penjara. Sebagai imbalan, bagi Hamas juga membebaskan 50 perempuan dan anak-anak Israel dari 237 tawanan yang diculik 7 Oktober silam.
Ratusan truk yang membawa bantuan kemanusiaan dan bahan bakar juga akan diizinkan masuk ke Gaza.
Salah satu tawanan yang akan dibebaskan, gadis Palestina, Shorouq Salah Ibrahim Dwayyat. Yang saat ini menjalani hukuman terlama dari semua tahanan perempuan Palestina di penjara-penjara Israel.
Dalam laporan Quds News Network, Shorouq ditangkap saat usianya masih 18 tahun. Ketika Israel menangkap Shoruq, ia tengah berjalan pulang pada 7 Oktober 2015. Saat itu tentara Israel menembaknya empat kali, dan meninggalkannya dalam kondisi kritis.
Shorouq termasuk satu dari 91 tahanan wanita lain, yang akan dibebaskan karena kesepakatan pertukaran tahanan antara Hamas dan Israel.
Ia warga Yerusalem, dan menghadapi insiden yang mengubah jalan hidupnya tahun 2015. Saat perjalanan untuk shalat di Masjid Al-Aqsa, ia membela diri dari seorang pemukim yang mencoba melepas hijabnya.
Seorang tentara Israel datang dan menembaknya dari jarak dekat. Yang menyebabkan luka serius di dada, bahu, dan lehernya. Tentara membiarkannya berdarah selama 30 menit, sebelum memindahkannya ke tahanan. Meski tak bersenjata, ia dituduh mencoba menikam seorang pemukim.
Setelah penangkapannya, Shorouq menjalani perawatan medis yang tidak memadai, menghabiskan empat hari mengalami pendarahan sebelum menjalani operasi.
Ia dijatuhi hukuman 16 tahun penjara berdasarkan tuduhan percobaan pembunuhan, dan pemukim yang merampas jilbabnya, tidak menghadapi tuntutan apa pun.
Dilansir Al Jazeera, di salah satu rumah di kota Sur Baher di Yerusalem Timur yang diduduki, Sameera Dwayyat diliputi kecemasan dan ketakutan.
Ia adalah ibunda Shorouq.
“Saya sangat gugup,” ujar Sameera, yang juga dikenal sebagai Imm Ibrahim.
“Kami belum mendengar konfirmasi mengenai nama-nama yang akan dirilis, dari pihak resmi mana pun, baik Palang Merah maupun Klub Tahanan Palestina belum menghubungi kami, ujarnya, kepada Al Jazeera.
Shorouq, yang saat ini menjalani tahun kesembilan dari hukuman 16 tahun penjara, salah satu dari banyak tahanan yang menurut para aktivis telah diadili dan dijatuhi hukuman secara tidak adil atas tuduhan yang tidak adil dan dibuat-buat. Ia juga didenda 80.000 Shekel atau sekitar Rp 333.793.801.
Sameera Dwayyat menampik keras tuduhan keji Israel, yang menyebut putrinya menikam seorang pemukim Israel dengan pisau.
“Mustahil bagi saya mempercayai cerita Israel bahwa putri saya menikam seorang pemukim,” kata Sameera. Salah Dwayyat, ayah Shorouq, memastikan, “Shorouq lembut dan tidak bisa melukai binatang.”
Editor: Rudi Agung