Hanya Tiga Hari Korban Genosida di Gaza Capai Ribuan
KALTIMTARA, REPUBLIKA –Kementerian Kesehatan di Gaza, mengungkap laporan kematian sampai Kamis (7/12/2023), memasuki hari ke-62 jumlah syuhada meningkat menjadi 17.177 jiwa. Adapun jumlah korban luka 46 ribu jiwa, dan lebih dari 7.700 orang hilang di bawah reruntuhan, 194 masjid dihancurkan, sejak dimulainya genosida.
Sebelumnya pada Senin, korban yang gugur 15.899 jiwa. Artinya hanya selang tiga hari, jumlah warga Palestina yang dibunuh Israel mencapai 1.278 jiwa.
“Matinya layanan kesehatan di Gaza utara akan berdampak serius dan membawa bencana bagi mereka yang terluka. Kami terus-menerus mencoba memulai kembali bagian manapun dari Kompleks Medis Syifa, terutama yang darurat,” bunyi pernyataan Kemenkes di Gaza, dilaporkan Al Jazeera.
Pihak Kemenkes Palestina menghadapi kesulitan besar untuk mengoperasikan Kompleks Syifa dan membutuhkan dukungan lembaga internasional. “Tingkat okupansi rumah sakit di Gaza mencapai 206 persen,” imbuh pernyataan itu.
Selain membunuh belasan korban jiwa, Zionis Isarel juga terus melakukan penangkapan pada warga Palestina. Pasukan pendudukan Israel sedikitnya telah menangkap lebih dari 3.580 warga Palestina di Tepi Barat, menurut pernyataan bersama yang dikeluarkan Otoritas Urusan Tahanan dan Klub Tahanan Palestina.
Para tahanan dibawa dari rumah mereka, atau saat melewati pos pemeriksaan militer dan diperintahkan menyerahkan diri. Meski beberapa dari mereka dibebaskan, sebagian besar masih berada di penjara, ditahan tanpa dakwaan.
Pernyataan itu menjelaskan pasukan pendudukan Israel menangkap setidaknya 40 warga Palestina dari Tepi Barat yang diduduki, termasuk tiga wanita dan seorang jurnalis. Penangkapan dilakukan di Nablus, Hebron, Ramallah, Jenin, Bethlehem dan Yerusalem.
Puluhan Pria Palestina Dilucuti Zionis
Al Jazeera melaporkan, puluhan pria Palestina ditahan pasukan Israel. Pakaian mereka dilucuti, matanya ditutup dan dibariskan di tengah jalan. Laporan mengindikasikan di antara mereka, ada pula Kepala Biro The New Arab di Gaza Diaa Kahlout, yang diculik militer Israel di Gaza.
Foto-foto menunjukkan pasukan Israel menangkap puluhan warga sipil Palestina, memaksa mereka menanggalkan pakaian dan menganiaya mereka di Beit Lahia di Jalur Gaza utara.
Euro-Mediterania Observatory for Human Rights mendokumentasikan pasukan pendudukan Israel yang membakar rumah-rumah di Beit Lahia dan membunuh warga sipil yang mengibarkan bendera putih. Israel juga terus menangkap puluhan warga sipil Palestina dari sekolah UNRWA di Gaza utara.
“Kami mendokumentasikan penangkapan jurnalis, dokter, akademisi, dan orang lanjut usia dari pusat pengungsian di Gaza utara setelah mereka ditelanjangi,” sebut Qud News Network, mengutip pernyataan Euro-Mediterania.
Selain itu, puluhan warga Palestina mulai bertumbangan akibat bom gas dan bom fosfor yang dijatuhkan pesawat pendudukan di Jabalia al-Balad, utara Jalur Gaza.
Tank-tank pendudukan Israel mengepung Sekolah Mu'in Bsisu di lingkungan Shejaiya di Gaza, mencegah para pengungsi termasuk mereka yang terluka meninggalkan daerah tersebut, menurut laporan Quds News Network.
Wartawan Farah Hasan melalui saluran Telegramnya, melaporkan sejumlah pertempuran sengit terjadi di beberapa titik. Wilayah yang saat ini sedang terjadi pertempuran di Jalur Gaza, meliputi:
Wilayah Khuzaah, Bani Suhaila, Timur Khan Yunis, Lingkungan sekitar RS Kamal Adwan, Jalan Al-Sikka, Jabalia Barat, Khan Yunis Utara, Beit Hanoun, Beit Lahiya, Lingkungan Al-Shuja'iya, Lingkungan Zaitun.
Kemudian, di Timur Juhr Al-Dik, Lingkungan Al-Tuffah, Daerah batalion, kawsan Sheikh Radwan, dan Daerah Al-Saftawi.
“Faksi-faksi perlawanan di Gaza melancarkan serangan komprehensif terhadap pasukan pendudukan di seluruh lini. Pembantaian yang mengerikan terjadi di kalangan tentara penjajah dan pertempuran telah menjadi tatap muka dan jeritan tentara serta perwira penjajah terdengar dimana-mana di Gaza, dibayangi takbir perlawanan,” ujarnya.
“Kami mengimbau para imam masjid mendoakan mujahidin di semua shalat, dan ini iman yang paling lemah,” pesan Hasan.
Ia juga menanggapi senyapnya Juru Bicara Resmi Brigade Izzuddin Al-Qassam Abu Ubaidah, dan Juru Bicara Saraya Al-Quds Abu Hamzah.
Hal itu, menurut Hasan, sesuai perintah dari pimpinan.
“Sebab, pesawat mata-mata Inggris yang diakuisi Israel memiliki kecanggihan yang bisa menentukan lokasi seseorang melalui jejak dan rekaman suara. Sehingga mereka tidak akan mengeluarkan pernyataan suara apa pun hingga solusi ditemukan,” terangnya.
Meski demikian, Abu Ubaidah dan Abu Hamzah tetap menerbitkan pernyataan teks melalui Telegram resmi. Terbaru, Brigade Al Qassam telah menghancurkan 135 kendaraan militer Israel dan membunuh puluhan tentara Israel dalam 72 jam terakhir.
Editor: Rudi Agung