Home > News

Biaya Hidup di Balikpapan 10 Besar Termahal, Syukri Wahid: Perlu Optimalisasi APBD

APBD Balikpapan dinilai belum optimal menggerakan roda perekonian.

KALTIMTARA, REPUBLIKA - Badan Pusat Statistik merilis biaya hidup di Kota Balikpapan. Biaya hidup di Kota Penyangga IKN ini masuk dalam 10 besar termahal se-Indonesia. Nilai konsumsi rata-rata rumah tangga sebesar Rp 9,87 juta per bulan. Data itu, diperoleh melalui nilai konsumsi Survei Biaya Hidup 2022.

"Tahun 2022 sudah tidak ada lagi Kota Jayapura, yang terlihat justru Kota Balikpapan," jelas Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini.

Peringkat 10 besar kota di Indonesia dengan biaya hidup tertinggi, pernah disampaikan Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini pada Selasa. Adapun DKI Jakarta menjadi kota termahal dengan biaya hidup Rp 14,88 juta per bulan. Ia menerangkan nilai konsumsi survei biaya hidup 2022 Jakarta tercatat meningkat dari 2018 yang sebesar Rp 13,45 juta.

Berikut 10 kota di Indonesia dengan biaya hidup termahal pada 2022:

1. DKI Jakarta: Rp 14,88 juta

2. Kota Bekasi: Rp 14,34 juta

3. Kota Surabaya: Rp 13,36 juta

4. Kota Depok: Rp 12,35 juta

5. Kota Makassar: Rp 11,5 juta

6. Kota Tangerang: Rp 10,96 juta

7. Kota Bogor: Rp 10,73 juta

8. Kota Kendari: Rp 10,23 juta

9. Kota Batam: Rp 10,03 juta

10. Kota Balikpapan sebesar Rp 9,87 juta.

Menanggapi hal ini, mantan anggota parlemen Balikpapan Syukri Wahid meminta adanya riset lanjutan terkait pengeluaran terbesar yang dihabiskan masyarakat Balikpapan. Selain itu, ia menyarankan perlunya optimalisasi APBD untuk menggerakan roda perekonomian warga.

Selama ini perputaran ekonomi masyarakat masih bertumpu pada APBN, semisal proyek strategis nasional RDMP kilang Balikpapan. Selanjutnya, tumpuan pada berkembangnya industri dan jasa.

“Optimalisasi APBD bisa digunakan untuk mendukung kegiatan ekonomi masyarakat, misalnya dukungan penuh terhadap UMKM dan industri kreatif. Mereka mulai tumbuh dan perlu dukungan anggaran dari pemerintah kota,” ujar politis Gelora Balikpapan, dalam dialog terbuka, Sabtu (16/12//2023) malam.

Ia melihat selama ini pelaku UMKM dan industri kreatif belum mendapat dukungan maskimal. Padahal salah satu pertumbuhan ekonomi berasal dari industri dan jasa. “Nah sektor jasa ini harus ditingkatkan dengan bantuan APBD,” ujarnya.

Menurutnya dari sisi pengeluaran warga Balikpapan cukup tinggi. Itu seiring pendapatan per rumah tangga masyarakat Balikpapan. Mengacu data BPS 2022, Produk Domestik Regional Bruto per kapita di Balikpapan mencapai Rp 155,97 juta atau sekitar Rp 12,9 juta per bulan.

Dari angka tersebut, menurut Syukri, Balikpapan masuk sebagai kota ke-6 dengan pemasukan tertinggi di Indonesia. “Nilai itu masih bisa ditingkatkan dengan potensi yang dimiliki Balikpapan. Apalagi sekarang kita menjadi Kota Penyangga IKN. Dukungan terhadap penggerak ekonomi warga harus didukung penuh,” ujar penulis buku, itu. Dengan begitu, ia berharap pertumbuhan ekonomi Balikpapan bisa di atas rata-rata nasional.

Ia mengingatkan agar Pemerintah Balikpapan juga menyiapkan SDM unggul untuk menyambut IKN. Kegiatan-kegiatan berskala nasional dan internasional akan berpusat di kota ini. “Ketika SDM kita siap, hal itu akan menyerap banyak tenaga kerja. Saat sama meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan masyarakat,” jelasnya.

Editor: Rudi Agung

× Image