Hamas Ubah Strategi, Israel Tembak Mati Tiga Warganya Sendiri
KALTIMTARA, REPUBLIKA – Tentara Israel mengatakan pada Jumat (15/12/2023), mereka mengakui secara keliru menembak mati tiga sandera Hamas, yakni warganya sendiri. Sandera itu dilepaskan di kawasan Gaza. Israel mengira, mereka musuh yang membahayakan, dilansir Haaretz.
“Selama pertempuran di Shuja’iya, pasukan IDF keliru mengidentifikasi tiga sandera Israel sebagai ancaman. Akibatnya pasukan menembaki mereka dan mereka terbunuh,” ujar juru bicara IDF Daniel Hagari dalam sebuah pernyataan.
Ia mengakui setelah ketiganya terbunuh, timbul kecurigaan mengenai identitas korban yang wafat, dan pemeriksaan selanjutnya mengungkapkan ternyata mereka sandera Israel, yang dilepaskan Hamas.
“Kami tidak siap menghadapi skenario dimana orang-orang yang diculik Hamas berkeliaran dengan bebas di jalan-jalan Gaza,” ujarnya.
Setelah tentara IDF yang diculik Hamas tewas akibat ditembak Israel, Hamas mengubah strategi.
Tawanan yang dinilai tidak berharga, digunakan Hamas sebagai umpan agar tentara Zionis Israel membunuh mereka dengan pengeboman. Saat para sandera tewas, publik Israel akan menghakimi pemerintahan Netanyahu.
Peristiwa salah tembak itu berulang kembali. Yang kali ini membunuh warga sipil Israel sendiri.
Hagari menyebutkan ketiga orang itu Yotam Haim (28) dari kibbutz Kfar Aza dan Samer Fuad al-Talalka (24) dari kota Badui Houra, diculik dari kibbutz Nir Am, dan Alon Shamriz (26) dari Kibbutz Kfar Azza.
IDF, kata Hagari, mulai menyelidiki insiden tersebut dengan segera.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berduka atas ketiganya dalam sebuah pernyataan. Ia mengatakan, “Bersama dengan seluruh rakyat Israel, saya berduka atas jatuhnya tiga putra terkasih kami yang diculik,” ujar Netanyahu.
Haaretz melaporkan warga Israel melakukan aksi unjuk rasa di depan pangkalan militer Kirya di Tel Aviv setelah tentara Israel mengumumkan mereka telah membunuh tiga sandera dalam pertempuran di Gaza.
Para pengunjuk rasa melambaikan tanda-tanda dengan nama dan foto sandera lainnya dan menyerukan agar segera dilakukan pembebasan para sandera.
Hamas Ubah Gaza jadi Labirin Mematikan
Dilansir Reuters pada Sabtu (16/12/2023), korban tewas tentara Israel di Gaza sudah hampir dua kali lebih tinggi dibanding serangan darat tahun 2014.
Pakar militer Israel, seorang komandan dan sumber Hamas menggambarkan kelompok Palestina telah menggunakan persediaan senjata dalam jumlah besar, pengetahuan mereka tentang medan dan jaringan terowongan yang luas untuk mengubah jalan-jalan di Gaza menjadi labirin yang mematikan.
“Tak ada yang bisa membandingkan cakupan perang ini dengan tahun 2014, ketika sebagian besar pasukan kami beroperasi tidak lebih dari satu kilometer di dalam Gaza,” ujar Yaacov Amidror, pensiunan mayor jenderal Israel dan mantan penasihat keamanan nasional.
Ia mengatakan tentara “belum menemukan solusi yang baik untuk terowongan tersebut,” sebuah jaringan yang berkembang pesat dalam dekade terakhir. Hamas telah mengubah jalan-jalan Gaza menjadi labirin mematikan bagi pasukan Israel.
Penasihat kebijakan luar negeri Netanyahu, Ophir Falk mengatakan kepada Reuters, pertempuran ini tantangan sejak hari pertam. Ia juga mengakui serangan itu harus dibayar dengan harga yang sangat besar bagi tentara Israel.
“Kami tahu bahwa kami mungkin harus membayar harga tambahan untuk menyelesaikan misi ini.”
Hamas, menurut Reuters, telah mengunggah video di saluran Telegramnya yang menunjukkan para pejuang Palestina dengan kamera tubuh bergerak melintasi gedung-gedung untuk meluncurkan roket yang digendong, kemudian menghancurkan kendaraan lapis baja.
Dalam postingan lain, kamera muncul dari terowongan, seperti periskop yang memindai kamp Israel tempat tentara IDF beristirahat. Pos kitu mengatakan, pihaknya terkena ledakan bawah tanah.
Editor: Rudi Agung