Home > Mancanegara

Takut Serangan, Pejabat Israel Dilaporkan Rapat di Bunker

Namun, hal itu dibantah Israel dengan alasan hanya latihan kondisi darurat.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. 
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM - Di tengah ancaman serangan balasan Iran dan Hizbullah, dilaporkan media Israel, pejabat Israel melakukan rapat di bunker, pada Kamis (8/8/2024) malam. Rapat itu digelar di bunker yang terletak di bawah markas Kementerian Keamanan di Kirya di Tel Aviv.

Dinas keamanan Shin Bet Israel, dilaporkan Walla Israel, memang tengah mempersiapkan bunker, tempat Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan pejabat lain bisa tinggal untuk waktu yang panjang. Bunker ini digunakan sebagai tempat persembunyian para pejabat Isarel jika sewaktu-waktu diserang.

Rapat terakhir di bunker pernah dilakukan saat Iran merespon serangan Israel terhadap kedutaan besarnya di Suriah pada 13 April 2024 lalu.

Namun, laporan terkait rapat di bunker pada Kamis lalu dibantah pejabat Isarel.

Channel 12 melaporkan, rapat itu dilakukan bukan karena khawatir serangan atau masalah keamanan. Israel mengklaim rapat itu sebagai latihan untuk situasi darurat.

Pemerhati militer, Alon Ben David menyebut rapat kabinet di bunker menunjukkan ketakutan Israel terhadap serangan balasan Iran dan Hizbullah.

“Kegiatan di bunker di Kiryah bukan sebuah latihan, melainkan ketakutan Israel terhadap ancaman yang mungkin menargetkan para pejabat,” jelasnya.

Sebelumnya, Kantor Berita Iran, IRNA melansir Iran tengah bersiap melakukan operasi yang dirancang untuk membalaskan dendam atas kematian Ismail Haniyeh. Serangan itu akan menjadi sesuatu yang baru dan mengejutkan.

Hal itu diutarakan Penasihat Panglima Tertinggi Garda Revolusi Iran, Hojjatoleslam Taeb, pada Miggu (4/8/2024) lalu. Menurutnya skenario yang dirancang membalaskan dendam Haniyeh sebagai salah satu skenario yang tidak dapat dibaca.

“Situasi sosial Israel bermasalah karena tak tahu skenario Iran,” ujarnya.

Komandan Tertinggi Garda Revolusi, Mayor Jenderal Hossein Salami menyampaikan di dunia sekarang ini harus kuat untuk bertahan hidup atau menyerah. “Tidak ada jalan tengah,” ujarnya, dikutip dari Reuters.

Garda Revolusi Iran telah mengumumkan angkatan lautnya menyiapkan rudal jelajah baru. Rudal ini dilengkapi hulu ledak berdaya ledak tinggi, tanpa terdeteksi.

Bahkan dapat menyebabkan kerusakan parah. Kekuatan militer Iran yang dibuka hanya sekitar 210 dari 2.654 sistem. Sebab mustahil mengungkap sistem strategis lainnya untuk alasan keamanan.

Yan Andri

× Image