Targetkan Banyak Korban, Zionis Sengaja Ngebom Jamaah Shalat Subuh
REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM - Zionis Israel dilaporkan menargetkan korban dalam jumlah banyak dalam serangan beberapa waktu lalu. Salah satu target dengan sasaran banyak melalui serangan kepada ratusan jamaah yang tengah melakukan shalat Subuh di Masjid Al- Tabi’in di Jalur Gaza.
Serangan sengaja dilakukan bertepatan dengan waktu yang biasanya digunakan korban untuk shalat.
Investigasi dari Badan Verifikasi Sanad dari Al Jazeera, menemukan indikasi kesengajaan Zionis Israel yang sengaja menghitung waktu serangan agar tepat ketika ratusan jamaah melakukan shalat Subuh. Hal itu untuk memaksimalkan jumlah korban.
Zionis juga terungkap berbohong terkait korban serangan sebagai anggota kelompok perlawanan.
Hal itu terungkap setelah Badan Verifikasi Sanad dari Al Jazeera menyelidiki rincian serangan Israel pada Sabtu (10/8/2024) di masjid dan sekolah al-Tabi'in.
Serangan itu menyebabkan sekitar 100 orang tewas, termasuk wanita dan anak-anak.
Langkah mendapati temuan itu, Sanad memeriksa kesaksian para penyintas, foto sisa-sisa bom yang digunakan dalam serangan tersebut.
Termasuk gambar yang menunjukkan bagaimana bom menembus langit-langit masjid yang terhubung dengan sekolah, dan dokumentasi setelah ledakan terjadi.
Dari bukti-bukti itu, Sanad menyimpulkan militer Israel menembakkan dua peluru kendali yang digunakan dalam serangan itu bertepatan waktu shalat Subuh.
Rudal “menembus atap masjid, melewati lantai pertama, tempat ruang shalat perempuan berada, dan meledak di lantai dasar, tempat ruang shalat pria berada,” jelas Sanad dalam laporannya.
Sanad menantang klaim militer Israel bahwa serangan itu menargetkan Hamas dan pejuang Jihad Islam Palestina yang dikatakan ada di ruang shalat pria saat itu. Laporan tersebut menunjukkan serangan terjadi saat waktu salat di sebuah masjid yang melayani warga sipil yang mengungsi.
Laporan juga mengutip foto-foto dan kesaksian penyintas yang menunjukkan bahwa, bertentangan dengan klaim militer, kebakaran terjadi di area di luar lantai tersebut.
“Bukti-bukti dengan kuat menunjukkan adanya serangan yang disengaja dan diperhitungkan dengan tujuan menyebabkan banyak korban jiwa,” lapor Sanad.
Militer Israel mengklaim dalam sebuah pernyataan bahwa serangan tersebut menargetkan “pusat komando dan kendali” yang “berfungsi sebagai tempat persembunyian para teroris dan komandan Hamas.” Tapi pernyataan itu tidak memberi bukti apa pun untuk mendukung klaim tersebut.
Mereka mengklaim bahwa ruang shalat tersebut berisi fasilitas militer dan 31 dari mereka yang terbunuh adalah “teroris” yang tergabung dalam Hamas dan Jihad Islam dan beroperasi dari sekolah. Pernyataan itu berisi nama dan gambar 31 warga Palestina.
Namun, penyelidikan awal yang dilakukan Euro-Med Human Rights Monitor tidak menemukan bukti atau indikasi adanya operasi militer atau kombatan di Sekolah Tabi'in dan daftar nama tersebut memuat beberapa ketidakakuratan.
Kejahatan Kemanusiaan
Pada Sabtu (10/8/2024) lalu, menjadi hari kelam bagi catatan sejarah kemanusiaan. Zionis Israel dengan kejinya membombardir sekolah Al Tabi'in di lingkungan Daraj, Kota Gaza.
Ratusan warga Palestina meninggal dunia saat bom berjatuhan ketika mereka melaksanakan shalat Subuh. Sekolah yang menampung keluarga pengungsi itu dijatuhi bom dari pesawat tempur Israel.
Juru bicara pertahanan sipil Gaza memberi penjelasan tentang Subuh berdarah setelah serangan Israel terhadap sekolah Al Tabii’n. “Area sekolah dipenuhi jenazah dan bagian-bagian tubuh,” kata juru bicara Mahmoud Basal, dilansir Al Jazeera.
Bahkan paramedis kesulitan mengidentifikasi seluruh jenazah. Anggota tubuh korban terpisah, tercecer dimana-mana. Ada lengan di sini, ada kaki di sana. Ada pula tubuh yang terkoyak-koyak.
“Tim medis tidak berdaya menghadapi kejadian mengerikan ini,” ungkapnya.
Diwartakan sebelumnya Kepala Kantor Media Pemerintah Gaza, Ismail al-Thawabta mengungkapkan zionis Israel menggunakan tiga bom berbobot masing-masing 907 kilogram dalam serangannya terhadap sekolah Al Tabi’in.
Kantor berita Palestina WAFA melaporkan, serangan Subuh berdarah yang keji itu, menyebabkan lebih dari 100 warga sipil syahid dan puluhan lainnya terluka.
Serangan udara itu menargetkan sekolah saat penghuninya tengah berkumpul untuk shalat Subuh. Ada sekitar 250 orang dalam ruang shalat yang dibombardir itu.
Juru Bicara Kepresidenan Palestina, Nabil Abu Rudeina, dilaporkan WAFA, mengatakan pembantaian yang dilakukan zionis Israel terhadap rakyat Palestina yang tak bersenjata itu disinyalir kuat lantaran ada campur tangan kejam negeri Paman Sam.
“Pemerintah Amerika Serikat ikut memikul tanggung jawab karena dukungan keuangan, militer dan politiknya kepada penjajah," tegasnya. Kejahatan biadab itu terjadi sebagai kelanjutan dari pembantaian harian yang dilakukan zionis di Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Republika/ Yan Andri