Home > News

Polemik Uncensored, Pagar Nusa: Trans7 Harus Pulihkan Marwah Kiai dan Pesantren

Tayangan itu dinilai telah menghina, melecehkan, dan merendahkan martabat Kiai serta pesantren.
Massa dari PWNU DKI Jakarta dan alumni pondok pesantren saat Aksi Bela Ulama dan Pesantren di depan gedung Trans7.
Massa dari PWNU DKI Jakarta dan alumni pondok pesantren saat Aksi Bela Ulama dan Pesantren di depan gedung Trans7.

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Pencak Silat Nahdlatul Ulama (Pagar Nusa NU), pada Sabtu, secara resmi menyampaikan tuntutan kepada Trans7 ihwal tayangan program Xpose Uncensored.

Menurut pandangan Pagar Nusa, tayangan tersebut dinilai menghina, melecehkan, dan merendahkan martabat kiai serta pesantren.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa Nahdlatul Ulama Muchamad Nabil Haroen menegaskan tayangan itu jangan dianggap sebagai kekeliruan semata.

“Melainkan kelalaian moral dan bentuk pengkhianatan terhadap nilai-nilai luhur bangsa. Pesantren bukan tempat hiburan. Kiai bukan bahan olok-olok. Mereka penjaga akidah, benteng kebudayaan, dan pilar keutuhan Indonesia,” tegas Gus Nabil, sapaan karib Nabil Haroen.

Pagar Nusa menilai tindakan Trans7 melalui program terkait melukai perasaan umat Muslim, terutama para santri. Tayangan itu, juga mencederai kehormatan pesantren sebagai lembaga pendidikan dan pengkaderan moral bangsa.

Pagar Nusa menuntut dua hal penting kepada pihak Trans7 dan induk perusahaannya, TransCorp.

Pertama, Trans7 menyampaikan permintaan maaf terbuka kepada umat Islam, para kiai, santri, dan seluruh keluarga besar pesantren atas tayangan yang dianggap melecehkan martabat Kiai dan pesantren.

Kedua, Trans7 dan utamanya TransCorp mengambil langkah konkret, terbuka, dan bertanggung jawab memulihkan marwah Kiai dan pesantren yang tercoreng lantaran tayangan Xpose Uncensored.

Gus Nabil menegaskan, selama tuntutan ini belum terpenuhi, Pagar Nusa akan terus melakukan aksi serupa dengan kekuatan yang lebih besar.

“Ini wujud kesetiaan kami menjaga kehormatan kiai dan marwah pesantren di seluruh Indonesia,” imbuh Gus Nabil.

Ia menekankan Pagar Nusa akan mengerahkan seluruh kekuatan moral dan kulturalnya untuk memastikan penghormatan terhadap ulama dan pesantren ditegakkan.

Gus Nabil juga mengingatkan Gerakan Bela Kiai, Jaga Pesantren bukan semata wujud perlawanan, tapi manifestasi cinta dan kesetiaan terhadap ulama serta nilai-nilai keislaman yang rahmatan lil ‘alamin.

“Bela Kiai adalah Bela Negeri. Menghina Pesantren berarti menghina akar bangsa ini. Pokoknya, Bela Kiai Sampai Mati,” tegas Gus Nabil.

Ia juga menyerukan Pagar Nusa tidak akan tinggal diam saat kehormatan Kiai diinjak-ijnak, dan pesantren dilecehkan. Pagar Nusa berkomitmen terus memperjuangkan keadilan dan pemulihan marwah pesantren di ruang publik.

Kawal dan Proses Sampai Tuntas

Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa, Kiai Muchtaruddin menegaskan pihaknya akan mengawal kasus ini sampai tuntas. Ia menilai tayangan terkait bukan semata kelalaian, tapi kesalahan.

“Itu jelas kesalahan, bukan kelalaian. Tidak mungkin bagian produksi dan editor bisa lalai begitu saja. Namanya program pasti ada perencanaan, ada pengawasan sebelum tayang. Tidak mungkin bisa lolos tayang begitu saja,” tegasnya, pada media ini, Sabtu (18/10/2025).

Karena itu, Cak Tar sapaan karib Kiai Muchtaruddin, mengingatkan agar Trans7 dan TransCorp, harus betul-betul bertanggung jawab terhadap perkara ini.

“Buka semua kepada publik siapa pemilik rumah produksinya, siapa penanggung jawab programnya, siapa naratornya, siapa yang punya ide jahat membuat tayangan dan narasi seperti itu,” tegasnya.

Ia meminta agar Trans7 jangan menutupi pihak-pihak yang begitu lancang melecehkan Kiai dan pesantren. Sebab, masalah ini berpotensi menganggu harmonisasi stabilitas nasional. Terlalu banyak yang disakiti.

Cak Tar mengingatkan PBNU telah membawa kasus ini ke ranah hukum. Hal itu, lanjutnya, bagian dari salah satu pertanggung jawaban yang harus diemban.

Ia pun menegaskan agar kasus ini bisa diproses sampai tuntas. Cak Tar menilai jika video yang tayang itu bukan lah bagian dari produk jurnalistik.

Pihaknya mempertanyakan kenapa Trans7 bisa meloloskan tayangan tersebut.

“Kalau dibuat pihak luar, kenapa pengawasannya lemah. Ada apa? Jangan-jangan rumah produksinya terbiasa membuat produksi infotainmnet dan lalu secara serampangan memframing buruk Kiai dan pesantren. Kalau benar demikian, ini jelas ngawur dan harus ada tanggung jawab hukum,” tegasnya.

Untuk itu, pihaknya terus mengawal kasus ini sampai tuntas dan Trans7 beritikad baik memulihkan marwah Kiai dan pesantren.

Desakan Massa

Sebelumnya, pengunjuk rasa dari Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta mendesak Trans7 menayangkan permohonan maaf selama tujuh hari dalam waktu tayang dengan jumlah penonton terbanyak atau di waktu prime time.

"Kami mendesak Trans7 menayangkan permohonan maaf selama tujuh hari di waktu prime time," tegas Katib Syuriyah PWNU DKI Jakarta KH Lukman Hakim Hamid, dilansir Republika, Rabu (15/10/2025).

Lukman menilai tayangan mengenai pengasuh dan Pondok Pesantren Lirboyo yang telah ditayangkan di program Xpose Uncensored Trans7 pada Senin (13/10/2025) bukan hanya merugikan dan mencederai Keluarga Besar Pondok Pesantren Lirboyo, tapi juga seluruh pesantren dan masyarakat pesantren se-Indonesia.

Dari pengamatan dan kajian PWNU DKI Jakarta, permintaan maaf dari Trans7 tak cukup sehingga proses hukum harus ditempuh dengan bukti-bukti yang ada.

Karena itu, pihaknya meminta kepada pimpinan CT Corp dan seluruh jajaran Direksi Trans7 untuk bertanggung jawab.

"Mereka bertanggung jawab kepada umat dengan cara meminta maaf, mengklarifikasi dan melakukan pembenahan dalam produksi tayangan atau pemberitaan," katanya.

Kemudian, pihaknya juga meminta Trans7 menjelaskan profil rumah produksi (production house/PH) yang memproduksi tayangan dan mendesak Dewan Pers untuk memberikan sanksi tegas kepada Trans7.

Jika tuntutan tak dipenuhi, maka PWNU DKI akan menyerukan kepada seluruh warga nahdliyin, keluarga besar Pondok Pesantren dan alumni santri se Jabodetabek memboikot seluruh produk CT Corp, antara lain, Trans TV dan Trans7.

Taufik Hidayat

Image
Republika Network

Sekitarkaltim.ID -

× Image