Bangun Ulang Fasum Gaza Butuh Ratusan Miliar
REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Gencatan senjata di Gaza akhirnya terealisir. Namun, selain banyaknya korban jiwa, banyak pula bangunan yang porak poranda, hancur lebur.
Sebelum perang, ada sekitar 2,4 juta orang yang bermukim di kawasan yang hanya seluas 365 meter persegi ini. Tapi, Gaza termasuk salah satu pemukiman padat di dunia.
Menurut catatan AFP, per 1 Desember 2024, sedikitnya 69 persen bangunan di Gaza hancur atau rusak. Dari data dari Sentra Satelit PBB, jumlah bangunan yang rusak mencapai 170.812 gedung. Adapun perhitungan Peneliti Amerika, Corey Scher dan Jamon Van Den Hoek, yang turut menggunakan satelit dengan metode berbeda, mencatat ada sekitar 172.015 bangunan rusak atau hancur per 11 Januari 2025.
Lalu, kira-kira berapa biaya yang dibutuhkan untuk membangun ulang fasum di Gaza?
Badan Amil Zakat Nasional RI menargetkan sebanyak Rp750 miliar untuk membangun sejumlah fasum atau fasilitas umum. Misal rumah sakit, sekolah, hingga masjid, di wilayah Gaza.
Menurut Pimpinan Baznas RI Bidang Transformasi Digital Nasional Nadratuzzaman Hosen, untuk membangun fasilitas umum, diestimasikan butuh Rp750 miliar.
“Sehingga kita bisa leluasa membangun," uja Nadra, melalui keterangan, Jumat (31/1/2025).
Selain rekonstruksi, Baznas juga rutin mengirimkan bantuan kemanusiaan.
Per Selasa (28/1) ada 45 truk kontainer bantuan kemanusiaan dari masyarakat Indonesia untuk rakyat Palestina yang disalurkan melalui Baznas RI telah berhasil memasuki Gaza melalui Gerbang Rafah, Mesir.
Nadra menyebutkan tercapainya gencatan senjata antara pejuang Palestina dengan militer Israel diharapkan dapat berlangsung permanen.
Sehingga Baznas bersama lembaga-lembaga kemanusiaan lainnya lebih mudah dalam menyalurkan bantuan. "Insya Allah dengan adanya gencatan senjata, kami akan melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi di Gaza,” tuturnya.
Pihaknya berharap gencatan senjata ini bisa langgeng, sehingga mudah dalam membangun.
Kebutuhan mendesak bagi masyarakat Gaza setelah tercapainya gencatan senjata adalah pasokan air dan makanan. Karena itu, menurut Nadra, Baznas berkomitmen terus menyalurkan bantuan yang diamanahkan masyarakat Indonesia.
"Kerja Baznas untuk Palestina ini akan terus kami lakukan, karena amanah dana itu sudah ada, sehingga perlu kami salurkan,” terangnya.
Pihaknya berharap ingin memastikan bantuan tepat sasaran dan sukses.
“Itu kita jaga sekali, sehingga kita bekerja sama dengan lembaga-lembaga terpercaya," ungkapnya. Selain bantuan kemanusiaan, pihaknya juga siap memberikan bantuan pendidikan berupa pemberian program beasiswa bagi mahasiswa Gaza yang hendak melanjutkan jenjang pendidikannya di Indonesia.
Republika