Organisasi Medis Dunia: Zionis Ciptakan Krisis Kemanusiaan di Gaza

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Organisasi medis internasional Doctors Without Borders aka MSF, menyebut Zionis Israel sengaja menciptakan krisis kemanusiaan di Jalur Gaza.
MSF melaporkan tim mereka di Gaza tidak menerima pasokan medis selama 11 pekan terakhir. Saat ini menghadapi kekurangan bahan dasar yang sangat kritis seperti kasa dan sarung tangan steril.
Organisasi itu menyoroti peningkatan 32 persen pasien yang mengalami malnutrisi selama dua pekan terakhir, berdasarkan temuan tim medis lapangan mereka.
Dalam pernyataan resminya, Kamis (15/5/2025), MSF memperingatkan bahwa “kondisi yang ada saat ini mengarah pada pemusnahan warga Palestina di Gaza.”
Pernyataan yang dipublikasikan di situs web resminya, juga menyebut wilayah Gaza sebagai “neraka di bumi bagi rakyat Palestina.”
“Fasilitas kesehatan yang masih beroperasi, yang sudah sangat kekurangan kapasitas dan tenaga medis, terus menjadi sasaran serangan,” kata MSF. Fasilitas itu juga semakin kehabisan obat-obatan dan pasokan penting lain.
Puluhan Ribu Jiwa Meregang Nyawa
Israel telah melancarkan serangan genosida di Jalur Gaza sejak Oktober 2023, yang menewaskan 52.928 warga Palestina. Sebagian besar korban adalah wanita dan anak-anak, dan melukai 119.846 lainnya.
Selain itu, sedikitnya 10 ribu orang tidak diketahui keberadaannya, diduga tewas di bawah reruntuhan rumah mereka di seluruh wilayah Strip.
Agresi Israel juga mengakibatkan pengungsian paksa hampir dua juta orang dari seluruh Jalur Gaza, dengan sebagian besar pengungsi dipaksa mengungsi ke kota Rafah di bagian selatan yang padat penduduk di dekat perbatasan dengan Mesir.
Menukil Days of Palestine, Kementerian Kesehatan Gaza telah mengeluarkan peringatan keras tentang krisis air yang makin memburuk di wilayah Palestina yang terkepung.
Kemenkes Gaza mengungkap bahwa 90 persen keluarga menderita kekurangan air yang parah, sementara lebih dari seperempat sampel air yang diuji terkontaminasi.
Dalam pernyataan yang dirilis pada Rabu, kementerian mengatakan kontaminasi yang meluas berkontribusi terhadap lonjakan penyakit yang ditularkan melalui air di antara populasi.
Krisis ini diperburuk meningkatnya suhu panas di musim panas, yang telah meningkatkan kebutuhan akan air minum yang aman.
Khususnya di kamp-kamp pengungsian yang penuh sesak, yang kondisinya digambarkan sebagai bencana.
Menurut kementerian, perang dan kerusakan yang sedang berlangsung telah membuat hampir semua infrastruktur air utama tidak dapat beroperasi.
Lebih dari 90 persen pabrik desalinasi Gaza dan 80 persen fasilitas pengolahan air limbahnya kini tidak dapat beroperasi sama sekali.
Denmark Sebut Kondisi di Gaza Mengkhawatirkan
Mengikuti langkah banyak negara lain, Denmark mendesak Israel membatalkan rencana untuk melakukan serangan besar-besaran ke Jalur Gaza, Palestina.
Pemerintah Denmark menyebut situasi saat ini "mengkhawatirkan" dan tidak bisa dibiarkan, serta meminta Dewan Keamanan PBB menggelar pertemuan darurat, menurut laporan lembaga penyiaran publik DR pada Rabu (14/5).
Menteri Luar Negeri Denmark Lars Lokke Rasmussen menyatakan bahwa negaranya bersama Prancis, Inggris, dan sejumlah negara lain telah mengajukan permintaan resmi untuk menggelar rapat darurat DK PBB guna membahas krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di Gaza.
"Kami dengan tegas menolak serangan militer Israel. Israel harus menjamin akses bantuan darurat tanpa hambatan," kata Rasmussen di platform X.
Republika