75 Persen Kendaraan Darurat di Gaza Tidak Bisa Beroperasi Lagi

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Pertahanan Sipil Gaza mengumumkan bahwa 75% kendaraan daruratnya kini tidak dapat digunakan lagi.
Sebabnya, lantaran kekurangan bahan bakar yang parah, sehingga menghambat kemampuannya menanggapi serangan udara Israel yang meningkat di seluruh Jalur Gaza.
Melansir Days of Palestine, Ahad (18/5/2025), dalam pernyataan pers, para pejabat memperingatkan bahwa tanpa pengiriman bahan bakar segera, seluruh layanan darurat dapat terhenti total dalam waktu 72 jam.
Badan tersebut menyebutkan kurangnya peralatan penyelamatan berat, suku cadang, dan bahan bakar sebagai kendala utama. Termasuk dalam mempertahankan operasi penyelamatan nyawa.
Badan itu, menyebut otoritas Zionis Israel terus memblokir masuknya bahan bakar ke Gaza, yang memperparah krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung.
Bahkan akibat pemblokiran itu, menyebabkan kru darurat tidak dapat melaksanakan tugas mereka.
Pernyataan itu menyerukan intervensi internasional yang mendesak, untuk mencegah runtuhnya total layanan tanggap darurat di wilayah yang terkepung.
Pertahanan Sipil juga mengungkapkan bahwa lebih dari 200 orang hilang di bawah reruntuhan akibat serangan 24 jam terakhir.
Selain itu, tim darurat tidak dapat menjangkau mereka, seraya menambahkan bahwa “Ratusan keluarga telah dihapus dari catatan sipil.”
Sejak Fajar, pasukan Israel terus membombardir daerah kantong Gaza sejauh ini telah menewaskan sedikitnya 125 warga Palestina, termasuk 36 orang di apa yang disebut "zona aman" Al-Mawasi.
Sebanyak 361 orang yang terluka telah dilaporkan di rumah sakit di daerah kantong tersebut dalam 24 jam terakhir.
Dalam pernyataan di Telegram, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan data tersebut mencakup lima jenazah warga Palestina yang tewas dalam serangan beberapa hari sebelumnya dan baru-baru ini ditemukan dari bawah reruntuhan.
Kementerian juga mengungkapkan bahwa jumlah korban tewas akibat genosida Israel telah melonjak menjadi 53.339 orang tewas dan 121.034 orang terluka sejak 7 Oktober 2023.
Senator AS Desak Zionis Buka Pemblokiran
Sebelumnya, menurut laporan Republika, Senator Amerika Serikat Chris Van Hollen mendesak Israel segera menghentikan blokade pangan terhadap Jalur Gaza.
Ia memperingatkan nyawa anak-anak Palestina di sana sangat terancam akibat kelaparan karena bantuan makanan masih tertahan di perbatasan.
“Masukkan makanan ke Gaza SEKARANG! Netanyahu dan pemerintahnya membuat dua juta warga sipil kelaparan,” tulis senator asal Maryland itu di platform X, mengutip laporan Program Pangan Dunia (WFP) yang memperingatkan risiko kelaparan massal di seluruh Gaza.
Gelar Pertemuan di Baghdad, Ini Janji Pemimpin Arab untuk Gaza Lumpuh Total, RS Indonesia di Gaza Dikepung Tentara Israel! Puluhan Ribu Warga Peringati Nakba di Jakarta, Desak Penghentian Genosida di Gaza
Van Hollen menyoroti bahwa blokade ini telah berlangsung selama 76 hari. “Truk-truk berisi makanan sudah menunggu untuk masuk, tetapi tetap diblokir,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa anak-anak telah meninggal akibat kekurangan pangan, sekaligus menuduh Amerika Serikat turut “bersekongkol dalam pelanggaran berat hukum internasional ini.”
Israel telah memblokir seluruh pasokan, termasuk makanan, air, dan obat-obatan ke Gaza sejak 2 Maret lalu, dan melanjutkan operasi militer pada 18 Maret, usai pembicaraan gencatan senjata gagal. Jumlah korban tewas di Gaza sejak Oktober 2023 lebih dari 53.200 jiwa, termasuk perempuan dan anak-anak.
Yan Andri