Home > News

Amirul Hajj: Sepekan Sebelum Puncak Haji, 108 Jamaah Indonesia Wafat

Data yang meninggal dunia lebih tinggi dari tahun lalu pada hari yang sama.
Ilustrasi, jamaah haji wafat. 
Ilustrasi, jamaah haji wafat.

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Kepala BPOM, dr. Taruna Ikrar, yang juga Tim Amirul Hajj, menyampaikan kabar duka ihwal angka kematian jamaah haji yang cukup tinggi di musim haji tahun 2025.

Hal ini menjadi perhatian serius bagi Tim Amirul Hajj.

“Ini satu minggu sebelum puncak haji, data yang meninggal dunia lebih tinggi dari tahun lalu pada hari yang sama. Saat ini ada 108 orang jemaah yang meninggal dunia,” ungkap dr. Taruna Ikrar, melansir laman Kemenkes, Senin (2/6/2025). Namun, ia tak merinci berapa angka kematian di periode sama tahun lalu.

Ia menyerukan agar seluruh potensi yang dimiliki Indonesia dimaksimalkan. Tujuannya untuk memberi pelayanan terbaik dan menekan angka kematian di kalangan jamaah.

dr. Taruna menilai di kondisi tertentu, tidak mungkin dokter-dokter yang jumlahnya terbatas bisa menangani dua jutaan orang jamaah.

“Sudah tepat langkah pemerintah yang membawa petugas kesehatan ke sini untuk mendampingi para jemaah,” ujarnya. Di sisi lain, ia juga mendengar saat ini ada permasalahan trekait petugas kesehatan yang tidak dapat melayani jamaah karena persoalan izin operasional klinik dan praktik.

“Sebab sesuai aturan, tempat pelayanan dan petugas kesehatan yang bertugas di suatu negara harus memiliki izin operasional/praktik di wilayah tersebut,” imbuhnya.

Ia mengatakan untuk menangani permasalahan itu, ia akan berbicara dengan Menteri Kesehatan Arab Saudi. Hal ini menyusul ada lebih dari 200 ribu jamaah haji Indonesia yang perlu dilayani oleh para petugas kesehatan.

“Saya mendengar pelayanan kesehatan di sini (KKHI) kurang optimal karena permasalahan izin operasional. Banyak jamaah meninggal di hotel karena menahan rasa sakit,” ungkapnya.

Ia melanjutkan, mereka merasa stres jika harus dirujuk dan dirawat di RS sini—tidak ada teman, tidak bisa berkomunikasi karena tidak mengerti bahasanya. “Jadi, saya bersama Amirul Hajj akan berbicara dengan Menteri Haji dan Menkes Arab Saudi,” ujarnya.

Menanggapi hal itu, Direktur Jenderal SDM Kesehatan Kementerian Kesehatan, Yuli Farianti, mengatakan untuk menekan kematian jamaah, khususnya saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), pihaknya telah merumuskan strategi.

Antara lain, strategi yang diterapkan dengan menyatukan PPIH Arab Saudi Bidang Kesehatan dengan Tenaga Kesehatan Haji Kloter (TKHK) untuk mendampingi jemaah.

“Strateginya adalah bersatunya PPIH yang akan dibagi menjadi delapan markaz/maktab. Para dokter spesialis akan standby di markaz tersebut,” ujar Yuli.

Ia menambahkan, para dokter dan perawat akan mengisi markaz yang TKHK-nya sedikit, sementara jumlah jamaah banyak.

500 Jamaah Lansia Ikuti Safari Wukuf

Menurut laporan Republika, sebanyak 500 jamaah haji lansia akan mengikuti safari wukuf saat puncak haji. Jamaah haji lansia diminta tak ragu karena wukuf dengan skema safari wukuf juga sah.

Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafii, mengingatkan salah satu yang menentukan dan masuk rukun haji adalah wukuf di Padang Arafah.

Bagi jamaah yang sehat, kata Romo, dapat berjalan menunaikan wukuf. Adapun yang tidak sehat, maka berada di dalam bus yang juga bagian dari perjalanan.

"Yang penting pada saatnya dia berada di Padang Arafah. Artinya untuk bapak-bapak, ibu-ibu yang mengikuti safari wukuf, sudah dipastikan hajinya sah bila pada tanggal 9 Zulhijah berada di Padang Arafah. Jadi nggak usah ada keraguan," ujarnya di Makkah, Arab Saudi, Selasa (3/6/2025).

Syafii mengajak jamaah lansia berdoa agar selalu sehat hingga menuntaskan seluruh rukun haji. Ia juga mengajak jamaah haji lansia semangat mengikuti wukuf pada Kamis, 9 Zulhijah yang bertepatan 5 Juni.

Ia berpesan kepada para petugas haji agar mengatur jam kerja berdasarkan shift. Dia menyebut, upaya melayani lansia merupakan tugas berat.

Yan Andri

× Image