Home > Mancanegara

Rumah Sakit di Gaza Kekurangan Pasokan Kantong Darah

Di tengah porak porandanya sistem layanan kesehatan, dan banyaknya korban sipil, genosida yang dilakukan Zionis Israel tidak juga berhenti.
Dalam serangan terbaru Zionis, 10 anak Gaza tewas akibat genosida. 
Dalam serangan terbaru Zionis, 10 anak Gaza tewas akibat genosida.

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Kekurangan pasokan darah yang parah dan meningkatnya jumlah korban menyebabkan sistem perawatan kesehatan di Jalur Gaza kolaps, akibat serangan Israel yang tak henti-hentinya.

Para profesional medis di seluruh Gaza telah mengeluarkan seruan mendesak agar unit darah dan peralatan medis penting segera didatangkan, menukil laporan Days of Palestine, Kamis (5/6/2025). Dengan peringatan bahwa pasien meninggal setiap hari karena kurangnya dukungan transfusi dasar.

Inti dari krisis ini adalah Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza, fasilitas medis terbesar dan paling parah terkena dampak di wilayah kantong tersebut.

Direkturnya, Dr. Mohammed Abu Salmiya, menggambarkan situasi tersebut sebagai bencana.

“Kami sama sekali tidak mampu menyediakan unit darah untuk mereka yang terluka dan sakit,” kata Abu Salmiya. “Para pemuda dan pemudi datang kepada kami untuk mendonorkan darah, tetapi kemudian menyadari bahwa mereka membutuhkan transfusi darah karena kekurangan gizi yang parah.”

Ia menekankan betapa buruknya dampak dari kekurangan ini.

“Kita kehilangan banyak korban luka setiap hari karena kurangnya unit darah, di tengah gelombang korban yang terus-menerus dan besar setiap menitnya.”

“Kami tidak meminta apa pun dari dunia kecuali segera mengirimkan unit darah ke Jalur Gaza sekarang, bukan besok.”

Abu Salmiya menegaskan kembali seruan ini selama wawancara dengan Al Jazeera, dengan menekankan banyak nyawa melayang bukan karena parahnya luka tapi hanya karena ketidakmampuan menyediakan transfusi.

Ketika sistem kesehatan di Gaza berada di ambang kehancuran total, Kementerian Kesehatan di Gaza mengonfirmasi bahwa di antara banyak orang yang sangat membutuhkan darah adalah mereka yang terluka dalam pembantaian Israel baru-baru ini di Rafah.

Situasinya tidak lebih baik di rumah sakit lain di Jalur Gaza.

Direktur Departemen Laboratorium Medis dan Bank Darah, Sahar Ghanem menegaskan kebutuhan mendesak akan darah dan peralatan yang diperlukan untuk menguji, menyimpan, dan mengangkutnya.

“Kami menghadapi kekurangan pasokan bank darah di semua rumah sakit di Jalur Gaza,” kata Ghanem.

“Malnutrisi berdampak signifikan pada pendonor darah, namun orang-orang terus menyumbangkan apa pun yang mereka bisa.”

Namun, terbatasnya jumlah pendonor, yang banyak di antaranya menderita anemia, telah memaksa rumah sakit untuk melanggar protokol kesehatan internasional.

"Kami mengumpulkan darah bahkan dari para pendonor yang tidak memenuhi kriteria yang diperlukan," ungkapnya. "Itu termasuk pendonor yang menderita anemia, yang secara medis dilarang, tetapi kami tidak punya pilihan lain."

Ia mencatat pasokan cepat dikonsumsi di fasilitas-fasilitas utama seperti Kompleks Medis Nasser, Rumah Sakit Al-Shifa, dan rumah sakit lain yang masih beroperasi dalam kondisi ekstrem.

Ghanem menyerukan impor segera unit darah, kantong darah, dan peralatan pengujian dan penyimpanan, seraya menambahkan kesehatan penduduk juga harus ditingkatkan.

Salah satunya melalui bantuan dan gizi, sehingga lebih banyak orang dapat mendonorkan darah dengan aman.

Di Rumah Sakit Nasser, sejumlah pejabat mengeluarkan seruan bagi warga untuk menyumbangkan darah sepanjang waktu, dan menyatakan bahwa skala pemboman Israel yang sedang berlangsung telah menyebabkan fasilitas tersebut hampir kehabisan persediaan darah.

Genosida Zionis Terus Berlanjut

Di tengah porak porandanya sistem layanan kesehatan, dan banyaknya korban sipil, genosida yang dilakukan Zionis Israel tidak juga berhenti.

Bahkan terbaru, sedikitnya 10 warga Palestina tewas dan puluhan lainnya luka-luka pada hari Rabu dalam serangkaian serangan udara Israel yang menargetkan wilayah di Kota Gaza dan Khan Younis.

Menurut koresponden Kantor Berita Palestina WAFA, Kamis (5/6/2025), empat orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka ketika pesawat nirawak Israel menargetkan wilayah dekat Menara Al-Shifa di bagian barat Kota Gaza.

Dalam serangan terpisah, tiga warga sipil tewas dan lainnya luka-luka dalam serangan udara Israel di wilayah Bir al-Na’ja, sebelah barat kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara.

Di Khan Younis, dua warga Palestina tewas dan beberapa lainnya luka-luka dalam serangan di wilayah Ma’an, sebelah timur kota.

Selain itu, pesawat tempur Israel mengebom kota Abasan al-Kabira, sebelah timur Khan Younis, menewaskan satu warga sipil.

Yan Andri

× Image