WFP: Lebih dari 70.000 Anak di Gaza Menderita Malnutrisi Akut

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Program Pangan Dunia (WFP) telah membunyikan peringatan atas memburuknya krisis kesehatan di Gaza, dengan mengungkap lebih dari 70.000 anak kini mengalami kekurangan gizi akut.
WFP memperingatkan setiap peningkatan permusuhan dapat membuat upaya bantuan kemanusiaan terhenti total, lapor Days of Palestine, Kamis (5/6/2025).
Dalam pernyataan yang dikeluarkan hari Kamis, WFP menekankan bahwa volume dan jenis bantuan yang saat ini mencapai Gaza sangat tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan mendesak di lapangan.
Pembaruan ini muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran dari para pelaku lokal dan internasional tentang bencana kelaparan yang akan datang.
Menurut penilaian PBB, seluruh penduduk Gaza—sekitar 2,2 juta orang—menghadapi ancaman kelaparan yang nyata. Laporan dan gambar yang memilukan telah muncul yang menunjukkan anak-anak meninggal karena kelaparan.
Hampir 20 bulan sejak operasi militer Israel di Gaza, jumlah korban terus meningkat.
Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan lebih dari 54.000 warga Palestina tewas dan sekitar 125.000 lainnya terluka. Ribuan orang masih hilang di bawah reruntuhan atau di daerah yang tidak dapat diakses karena serangan gencar Israel.
Setelah lebih dari dua bulan blokade penuh, sejumlah truk bantuan PBB diizinkan masuk ke Gaza mulai 19 Mei. Namun, lembaga-lembaga kemanusiaan, termasuk badan-badan PBB, menggambarkan bantuan yang dikirimkan sebagai hal yang tidak berarti dibanding skala besar krisis tersebut.
Temuan WFP menggarisbawahi bencana kemanusiaan yang semakin tak terkendali, akses terhadap makanan dan bantuan medis tetap sangat terbatas dan kaum termuda terus membayar harga terberat.
70 Warga Tewas Termasuk Empat Wartawan
Militer Israel masih meningkatkan serangannya terhadap daerah pemukiman dan kamp pengungsian di Jalur Gaza. Akibat serangan brutal itu menewaskan sedikitnya 70 warga Palestina dan melukai hampir 190 lainnya sejak dini hari Rabu, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Kamis pagi, pengeboman hebat menargetkan beberapa lokasi di seluruh wilayah kantong itu, termasuk rumah sakit, tenda-tenda untuk warga sipil yang mengungsi, dan lingkungan permukiman.
Di antara korban tewas terdapat anak-anak, wartawan, dan seluruh keluarga.
Setidaknya 38 orang tewas dalam serangan, menurut sumber medis di rumah sakit Nasser, Al-Maqadmi, dan Al-Shifa. Di Kota Gaza, empat wartawan tewas dalam serangan pesawat nirawak Israel di dekat Rumah Sakit Al-Maqadmi saat meliput akibat serangan tersebut.
Sumber pers mengonfirmasi bahwa wartawan tersebut menjadi sasaran langsung.
Di Rumah Sakit Baptis di Gaza, direkturnya, Dr. Fadel Naim, mengatakan bahwa pasukan Israel menyerang fasilitas itu untuk kedelapan kalinya sejak dimulainya perang, menewaskan empat orang dan melukai beberapa lainnya.
Di Khan Yunis, Gaza selatan, serangan pesawat nirawak terhadap tenda-tenda yang menampung warga Palestina yang mengungsi menewaskan enam orang, termasuk empat anggota keluarga yang sama. Lima belas orang lainnya terluka.
Pengeboman sebelumnya telah memaksa keluarga-keluarga mencari perlindungan, dan para saksi mata menceritakan pemandangan kehancuran. Di tempat lain di Jalur Gaza, korban jiwa lainnya dilaporkan.
Di Kamp Al-Shati di sebelah barat Kota Gaza, serangan Israel menewaskan tiga orang, termasuk seorang anak dan seorang pria tua.
Serangan Pesawat Nirawak Targetkan Warga Sipil
Dokter di Rumah Sakit Al-Shifa mengatakan beberapa korban luka berada dalam kondisi kritis. Serangan pesawat nirawak terpisah di sebuah rumah di Deir al-Balah menewaskan seorang gadis muda dan melukai beberapa lainnya.
Di lingkungan Sheikh Radwan di Kota Gaza, serangan udara lainnya menewaskan empat warga Palestina, dan beberapa lainnya terluka, termasuk anak-anak dan wanita.
Pasukan Israel juga melanjutkan operasi darat, termasuk pembongkaran bangunan tempat tinggal di kota Al-Qarara, timur laut Khan Yunis.
Saksi mata melaporkan penembakan artileri berat di beberapa lingkungan di Khan Yunis, termasuk Batn Al-Samin, Al-Katiba, dan Street 5.
Meski tekanan internasional meningkat untuk mengakhiri perang, kepala staf angkatan darat Israel menegaskan kembali bahwa perang "belum berakhir."
Eskalasi terbaru ini terjadi di tengah meningkatnya tuduhan genosida oleh Israel terhadap warga Palestina di Gaza, yang kini telah memasuki bulan kedelapan.
Pasukan Israel, dengan dukungan konsisten dari Amerika Serikat, telah melancarkan operasi besar-besaran di Gaza sejak 7 Oktober 2023. Sejak dimulainya genosida pada 7 Oktober 2023, lebih dari 180.000 warga Palestina telah terbunuh atau terluka, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak.
Lebih dari 11.000 orang masih hilang. Serangan itu telah menyebabkan ratusan ribu orang mengungsi dan menciptakan krisis kemanusiaan yang dahsyat yang ditandai kelaparan yang meluas, terutama di kalangan anak-anak.
Yan Andri