Home > Mancanegara

Serangan Zionis di Tepi Barat Masuk Hari ke-144, Ribuan Warga Diusir Paksa

Lebih dari 25 ribu jiwa dipindah paksa, ratusan rumah hancur total.
Bangunan warga di Tepi Barat dihancurkan zionis. (WAFA)
Bangunan warga di Tepi Barat dihancurkan zionis. (WAFA)

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Serangan brutal militer zionis Israel di kota Tulkarem, Tepi Barat, dan kamp-kamp pengungsinya berlanjut selama 144 hari berturut-turut.

Serangan ini ditandai penghancuran rumah-rumah secara luas dan peningkatan kehadiran militer. Akibatnya ribuan orang mengungsi dan menyebabkan kerusakan signifikan pada infrastruktur.

Menurut laporan Kantor Berita WAFA, pada Kamis (19/6/2025), perkiraan terkini menunjukkan bahwa lebih dari 5.000 keluarga — lebih dari 25.000 orang — telah dipindahkan paksa dari kamp pengungsian Tulkarm dan Nur Shams.

Setidaknya 400 rumah telah hancur total, sementara 2.573 mengalami kerusakan sebagian. Selain itu, pintu masuk ke kamp tetap ditutup dengan penghalang militer, membuat area tersebut hampir kosong dari kehidupan sipil.

Menurut koresponden WAFA buldoser Israel melanjutkan pembongkaran bangunan tempat tinggal di kamp pengungsi Tulkarm selama 14 hari berturut-turut.

Pembongkaran terbaru telah menargetkan beberapa lingkungan termasuk Al-Balawneh, Al-Okasha, Al-Nadi, dan Al-Sawalmeh, beserta daerah sekitarnya.

Di kamp pengungsi Nour Shams di dekatnya, pasukan Israel mengerahkan buldoser D10 tugas berat hari ini, yang meningkatkan kampanye pembongkaran selama berminggu-minggu.

Lebih dari 50 bangunan telah dihancurkan dengan dalih membuka jalan dan mengubah lanskap geografis kamp. Pembongkaran terbaru ini bagian rencana lebih luas oleh otoritas Israel untuk menghancurkan total 106 bangunan di kedua kamp.

Dari ratusan bangunan itu, 58 di antaranya di Kamp Tulkarm, yang mencakup lebih dari 250 rumah dan puluhan bangunan komersial, dan 48 bangunan di Nur Shams.

Militer Israel juga telah memberlakukan pengepungan ketat di kedua kamp dan daerah sekitarnya. Pasukan darat dan kendaraan lapis baja ditempatkan di seluruh gang, pintu masuk, dan zona permukiman, mencegah penduduk kembali ke rumah mereka atau menyelamatkan barang-barang.

Laporan menunjukkan pasukan Israel telah menembakkan peluru tajam ke siapa pun yang mencoba mendekati daerah tersebut.

Sejauh ini, serangan yang berlangsung lama tersebut telah mengakibatkan tewasnya 13 warga Palestina, termasuk seorang anak dan dua wanita, salah satunya sedang hamil delapan bulan.

Puluhan lainnya terluka atau ditangkap. Kerusakan yang parah telah mempengaruhi rumah, toko, kendaraan, dan infrastruktur penting.

Sehari 22 Warga Tewas

Setidaknya 22 warga Palestina tewas dan puluhan lainnya terluka pada hari Kamis ketika serangan udara Israel menargetkan orang-orang terlantar dan warga sipil yang menunggu bantuan di Jalur Gaza, menurut sumber-sumber medis.

Di kamp pengungsi al-Shati (Pantai), sebelah barat Kota Gaza, pasukan Israel mengebom sebuah tenda yang menampung keluarga-keluarga terlantar, menewaskan 12 orang, termasuk tiga anak-anak, dan melukai puluhan lainnya.

Sedangkan di Khan Younis, enam warga Palestina lainnya tewas ketika pesawat Israel menyerang warga sipil yang menunggu bantuan kemanusiaan di Jalan al-Tina, barat daya kota.

Selain itu, empat orang lainnya tewas, dan lainnya terluka ketika pasukan Israel mengebom tenda-tenda yang melindungi keluarga-keluarga terlantar di dekat Rumah Sakit Al-Quds.

Rumah sakit ini dikelola Bulan Sabit Merah Palestina, di lingkungan Tel al-Hawa di barat daya Kota Gaza.

Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina mengonfirmasi sejumlah korban dari serangan Israel lainnya yang menargetkan tenda-tenda yang menampung orang-orang terlantar di dekat Rumah Sakit Al-Quds di lingkungan Tel al-Hawa di Gaza barat daya.

Pasukan Israel juga melakukan serangan pesawat tak berawak di Jalan al-Nasr di Kota Gaza dan penembakan artileri di kota Jabalia, di Jalur Gaza utara.

Jumlah korban tewas di Gaza kini mencapai 55.637 orang, dengan 129.880 orang terluka, sejak serangan Israel dimulai pada 7 Oktober 2023. Upaya penyelamatan terus berlanjut di tengah kehancuran besar-besaran, dengan banyak korban masih terjebak di bawah reruntuhan.

Mila

× Image