Tere Liye Kritisi Efektivitas Kartu Prakerja yang Habiskan Anggaran Puluhan Triliun

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Penulis buku dan novelis tersohor Tere Liye, mengkritisi dampak nyata dari kartu prakerja yang banyak menghabiskan anggaran negara.
“Berapa total anggaran kartu prakerja sejak tahun 2020? Nyaris 60 triliun. Berapa penerima pelatihannya? 17 juta orang. Ya Rabbi, jika 2% saja pesertanya betulan berhasil, maka ada 340.000 orang yang benar-benar bisa jadi pekerja berkualitas, pengusaha UMKM tahan banting, atau apalah kek. Lantas kemana orang-orang ini? Apa sih hasilnya?” tanya Tere Liye, lewat akunnya, Rabu.
Ia mengaku heran, program pemerintah yang diklaim nyaris sempurna melalui berbagai survei, peserta kartu yang mengaku mendapat manfaat, menambah skill, tapi hasil dari program ini justru tidak terlihat sama sekali.
“Lihatlah akun instagram resmi kartu prakerja, jadi 'bangkai' di dunia maya. Tidak ada lagi postingan baru sejak Desember 2024. Menghilang semua orang-orangnya. Karena duh, kasihan memang, begitulah jika hidup dari proyek. Proyeknya ada, jalan terus deh, bergaya, sok keren, sok bermanfaat. Jika proyeknya hilang?” imbuh Tere Liye.
Ia pun merasa khawatir dengan dampak keberhasilan program lain, yang seakan hanya utopis. Termasuk soal program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang diinisiasi Presiden Prabowo.
“Tahun 2034, sampai berjumpa saat kita membahas MBG. Asumsi presiden terpilih dua periode; maka 10 tahun berlalu, estimasi dana MBG tidak akan kurang dari 2.000 triliun. Apa hasilnya? Apakah kualitas pendidikan anak-anak kita membaik? Apakah skor PISA Indonesia naik? Apakah SDM Indonesia meningkat?” tanya Tere Liye.
Novelis yang dikenal kritis ini merasa benar-benar khawatir, saat tiba tahun 2034, terjadi perubahan rezim, proyek MBG kehilangan bohirnya.
“Maka ribuan dapur-dapur mendadak hilang deh. Apa hasil 2.000 triliun tsb? Boleh jadi, kualitas SDM kita tetap segitu-gitu saja. UMP rendah. Produktivitas rendah.”
Ia menambahkan, “Dan kita telah sibuk dengan proyek-proyek baru yang lebih gila lagi duitnya - tanpa kejelasan apa hasilnya, yang penting elektabilitas naik. Muter-muter begitu saja nasib negara ini. Sejak reformasi. Sementara negara orang, China misalnya, tahun 1998 mirip-mirip GDP per kapitanya dengan kita, hari ini, mereka meroket betulan,” ingatnya.
Tere Liye kemudian menyarankan agar akun instagram kartu prakerja diambil alih saja untuk informasi MBG atau proyek pemerintah lain. “Sayang jadi bangkai begini. Bau soalnya,” sarkasnya.
Taufik Hidayat