Home > News

Dianggap Takut Usut Dugaan Korupsi Whoosh, KPK: Proses Hukum Butuh Waktu

KPK mengungkap, penyelidikan sudah dilakukan sejak awal 2025.
Proyek kereta cepat Whoosh dimulai pada era Jokowi. 
Proyek kereta cepat Whoosh dimulai pada era Jokowi.

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Calon wakil presiden 2024, Mahfud MD menyentil dugaan mark up proyek kereta cepat Whoosh dalam akun Youtube pribadinya.

Mantan ketua MK itu mensinyalir adanya selisih antara biaya pembangunan versi Indonesia dan China.

Mahfud menyebut, kalkulasi versi Indonesia di angka sekitar 52 juta dolar AS per kilometer (km). Padahal dari hitungan pihak China hanya sekitar 17-18 juta dolar AS per km.

Lantaran itu, Mahfud mencurigai kenaikan tiga kali lipat dari biaya yang mestinya dikucurkan.

Mahfud lantas menilai kalau memang berniat menyelidiki soal Whoosh, KPK tak usah menunggu laporan darinya. Ia menyarankan agar KPK cukup memanggilnya untuk dimintai keterangan.

Mantan Menko Polhukam Mahfud MD menganggap KPK takut mengusut dugaan mark up dalam proyek kereta cepat atau Whoosh.

Menanggapi hal itu, Komisi Pemberantasan Korupsi mengeklaim, penyelidikan masih berjalan di tengah berbagai tudingan.

Juru Bicara KPK Budi Prasetyo mengatakan penyelidikan perkara ini, saat ini masih terus berprogres.

“Jadi kita pastikan setiap stepnya, setiap tahapannya dilakukan profesional, betul-betul firm untuk mencari dugaan peristiwa tindak pidananya," ujar Budi kepada wartawan, Senin (27/10/2025).

KPK menegaskan, proses penyelidikan guna mendapatkan bukti valid dan petunjuk untuk membuat terang perkara itu. Tetapi, proses tersebut bakal memakan waktu.

"Jadi memang proses hukum butuh waktu untuk KPK berprogres. Nanti tentu kami akan sampaikan secara berkala seperti apa perkembangannya," ujar Budi.

KPK juga menjamin, setiap penanganan perkara selalu diinformasikan sebagai salah satu bentuk keterbukaan kepada masyarakat.

"Karena memang setiap penanganan perkara di KPK kami selalu update kepada publik sebagai salah satu bentuk transparansi kami," ucap Budi.

Sebelumnya, KPK mengakui dugaan mark up proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung sudah masuk dalam penyelidikan. Namun, KPK enggan memerinci sudah sejauh mana proses penyelidikannya.

KPK mengungkap, penyelidikan sudah dilakukan sejak awal 2025. Dengan begitu, KPK mensinyalkan penyelidikan dilakukan sebelum viral dugaan penggelembungan proyek senilai Rp 119 triliun tersebut.

Tanggapan KCIC

PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) merespon soal proses penyelidikan dugaan korupsi proyek kereta cepat atau Whoosh oleh KPK. KCIC tak mempermasalahkan upaya hukum yang ditempuh KPK.

"Prinsipnya KCIC koperatif," kata General Manager Corporate Secretary PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Eva Chairunisa kepada Republika, Selasa (28/10/2025).

Eva menyampaikan KCIC menghargai penyelidikan yang dilakukan KPK. Sebab hal itu dinilai ranah kewenangan KPK untuk mendalami dugaan korupsi.

"KCIC menghormati semua proses yang dijalanakan KPK," ujar Eva.

Meski KPK telah mengakui dugaan mark up proyek kereta Whoosh dan sudah masuk penyelidikan, tapi KPK belum mau memerinci sudah sejauh mana proses penyelidikannya.

KPK mengklaim penyelidikan ini sudah dilakukan sejak awal 2025. Dengan begitu, KPK mensinyalkan penyelidikan dilakukan sebelum viral dugaan mark up itu.

Republika

Image
Republika Network

Sekitarkaltim.ID -

× Image