Saat Aksi, Teriakan Revolusi Menggema di Depan Gedung Parlemen Balikpapan

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Di tengah terik matahari yang panas, terdengar teriakan Revolusi yang disambut teriakan serupa dengan serempak ribuan massa aksi yang berkumpul di depan gedung Parlemen Balikpapan, Senin, (1/9/2025).
"Revolusi, revolusi, revolusi," teriakan serempak massa aksi. Aksi ini dikuti massa yang tergabung dalam Aliansi Balikpapan Bergerak atau Barak.
Sejak siang sekitar pukul 13.00 WITA, terlihat massa aksi menggunakan atribut serba hitam memegang bendera Merah Putih, serta pelbagai spanduk tuntutan hingga kata sarkasme keluhan masyarakat.
Tampak pula bendera karakter One Piece berkibar di tengah kerumunan massa.
Aksi demonstrasi yang terdiri dari gabungan puluhan organisasi di dalamnya, dikomando Kordinator Lapangan Jusliadin, didampingi Dimas Aditya sebagai Humas Aliansi.
Mereka berdiri di atas mobil pick up sebagai kendaraan komando.
Aliansi Barak membawa pelbagai permasalahan Balikpapan yang telah lama tak kunjung dituntaskan. Di antaranya banjir, akses air bersih, kelangkaan gas melon tabung 3Kg.
"Kita bisa merasakan bersama banjir yang terus menghantui warga Balikpapan yang sampai saat ini masih belum selesai. Selain itu di beberapa daerah Kota Balikpapan masih merasakan sulitnya air bersih," ujar Dimas.
Ia berujar, pihaknya juga menyurakan sengkarut masalah nasional. Pihaknya menuntut agar kenaikan tunjangan anggota Parlemen dan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan PBB dibatalkan. Lalu segera lakukan reformasi Polri, pecat seluruh anggota DPR yang bermasalah.
“Yang juga penting, segera sahkan RUU Perampasan Aset dan tolak UU TNI,” tegasnya.
Dalam aksi itu Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud menemui kerumunan massa. Ia memastikan pihaknya tidak menaikkan tarif PBB seperti yang dikeluhkan masyarakat.
“PBB tidak ada kenaikan. Isu banjir juga terus kita tangani. Hampir semua negara maju pun tidak bisa terbebas dari banjir. Namun kita sudah berproses,” ujarnya.
Ia memberi apresiasi kepada massa aksi. Rahmad mengatakan aspirasi mahasiswa dan masyarakat yang disuarakan lewat aksi damai bagian dari dinamika demokrasi.
“Kita apresiasi adik-adik mahasiswa yang telah menyampaikan aspirasi dengan tertib. Ini proses demokrasi yang baik,” imbuh Rahmad.
Wali Kota kemudian menjelaskan kelangkaan tabung gas LPG 3 kilogram, yang menyebut kewenangan ada di pemerintah pusat melalui Pertamina.
Namun, lanjut Rahmad, pihaknya tetap berkoordinasi. Wali Kota juga mengingatkan penggunaan gas subsidi hanya untuk keluarga miskin.
“Gas 3 kg hanya untuk keluarga miskin. Kalau merasa mampu, jangan gunakan,” ingatnya.
Soal infrastruktur jalan, Rahmad mengaku kebutuhan kota membuat pekerjaan tak pernah benar-benar tuntas.
“Kalau diangghap belum selesai semua, ya wajar. Tapi yang jelas, sudah ada progres signifikan dibanding lima tahun lalu,” jelas Rahmad. Hingga pukul 18.05 WITA, aksi berjalan lancar dan kondusif meski ada pembakaran ban di tengah kerumunan massa.
Aksi ditutup doa bersama dengan menyalakan ratusan lilin. Para pengunjuk rasa membubarkan diri dengan tenang dan tertib.
Taufik Hidayat