Home > Politik

Teka-teki Calon Nahkoda PDIP Balikpapan 2025, Siapa Punya Jejaring Kuat di Pusat?

Bola ada di Jakarta, kewenangan mutlak berada di tangan DPP, dan daerah tak bisa cawe-cawe.
Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri.
Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri.

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Dewan Pimpinan Cabang – DPC PDIP Kota Balikpapan, bakal berganti kepemimpinan. Sampai kini, calon nahkoda baru itu masih teka-teki. Tak ada yang tahu, kecuali Ibu Megawati, Ketua Umum PDIP.

Saat ini, Ketua DPC PDIP Balikpapan masih berada di pundak Budiono, yang juga Wakil Ketua Parlemen Balikpapan. Kala itu, Budiono mengemban estafet kepemimpinan pasca wafatnya Thohari Aziz, pada Rabu (27/1/2021). Lima bulan sepeninggal almarhum Thohari, Budiono mendapat SK dari DPP.

Kepemimpinan Budiono kala itu, termaktub dalam SK DPP PDI Perjuangan. SK itu tertanggal 18 Juni 2021, yang diteken langsung Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Sekretaris Jenderal Hasto Kristyanto.

Kini, masa estafet kepemimpinan akan kembali datang.

Menurut sumber media ini, ada enam nama yang mencuat. Keenam nama itu telah diserahkan ke DPP PDIP di Jakarta. Setelah itu, nantinya DPP yang akan memutuskan.

Keenam nama tersebut, yakni: Budiono sebagai incumbment, Najib anggota DPRD Balikpapan, Rendy Ismail eks calon walikota Balikpapan 2024, Edi Sunardi atau Edi Tarmo eks calon wawali Balikpapan.

Lalu, Suwanto anggota Komisi II DPRD Balikpapan dan Fadlian Noor eks anggota DPRD Balikpapan.

Namun, sumber yang enggan dituliskan namanya ini, memastikan DPC PDIP Balikpapan dan DPD PDIP Kaltim, tidak bisa cawe-cawe. Tak pula ada mahar.

Sumber mengatakan, keenam kandidat itu tak semua kader mengetahuinya, bahkan DPC PDIP pun tak boleh mengusulkan nama. Meski begitu, ia mengizinkan untuk menuliskannya.

Ihwal mekanisme pemilihan, ujarnya, hanya PAC PDIP di seluruh enam kecamatan Balikpapan, yang boleh mengusulkan. Dari masing-masing PAC mengusulkan tiga nama. Setelah dikumpulkan dan difilter, tersaring lah enam nama.

“Kemudian, nama-nama itu diserahkan ke DPP PDIP di Jakarta. Sudah dikirim,” jelasnya.

Ia memastikan suara terbesar yang dipilh PAC tak menjamin otomatis terpilih sebagai ketua PDIP Balikpapan. “Semua ada di tangan DPP, ada di Jakarta. Siapa yang punya jaringan kuat di pusat, kemungkinan besar yang akan terpilih,” tebaknya.

Ia mencontohkan, dulu suara terbanyak diraih Edi Tarmo. Tapi, DPP memilih Budiono. Pun saat ini, Edi Tarmo, menurutnya, kembali memperoleh suara terbanyak. Edi Tarmo mendapat enam suara.

Sisanya, Najib empat suara, Budiono tiga suara, Suwanto satu suara, Fadhlian Noor satu suara, dan Rendi Ismail tiga suara.

Jika ketua DPD Balikpapan sudah dipilih DPP, baru lah ia berhak memilih sekretaris dan bendahara. “Di sini, baru dinamikanya seru. Kader di Balikpapan boleh ikut-ikutan,” katanya, sambil tertawa.

Keenam nama ini, telah dikonfirmasi ke sejumlah kader PDIP Balikpapan. Namun, lagi-lagi mereka enggan namanya dimunculkan.

Menurut perhitungan, nahkoda baru DPC PDIP Balikpapan akan diketahui bulan Oktober 2025.

Saat ini, enam kandidat yang bersangkutan tengah menjalani serangkaian uji kelayakan. Antara lain, test psikologi. “Gampang aja itu, testnya kan online. Ada Chatgpt, Gemini,” kelakarnya, tertawa.

Lantas, siapa saja calon Ketua DPD PDIP Kaltim?

Ia bilang, ada sejumlah nama yang mencuat. Usulan dari Balikpapan, yakni Syafaruddin, Ananda Emira Moeis, Marten Napoy, dan Budiono. Ada pula satu nama yaitu Sugiyono, yang saat ini menjabat Ketua DPC Samarinda. Sosok pengganti almarhum Siswadi.

Sebagai pengingat, konsolidasi PDIP setelah kongres di Bali mengharuskan tokoh partai nasional ikut turun ke daerah.

Sebagai contoh, Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul bakal turun ke sejumlah DPD PDIP karena menjadi pengampu.

Proses konsolidasi pasca Kongres di daerah-daerah mengharuskan DPP turun ke daerah di seluruh Indonesia. Adapun Bambang Pacul didapuk menjadi pengampu di beberapa provinsi.

Bambang Pacul, yang menjabat Wakil Ketua MPR dan Ketua DPP Bidang Pemilu, menjadi pengampu di PDIP Sumsel hingga Kaltim, tak hanya pengampu di Jateng.

Sedangkan jabatan lawas Bambang Pacul sebagai Ketua DPD PDIP Jateng, diganti FX Hadi Rudyatmo, yang ditunjuk menjadi Plt Ketua DPD PDIP Jateng. FX Hadi sebelumnya menjabat Ketua DPC PDIP Solo.

Kilas Jejak Enam Kandidat

Budiono. Ia dua kali menjadi Wakil Ketua Parlemen Balikpapan, yakni periode 2019-2024. Paska Pileg 2024, namanya terpilih kembali mengemban posisi sama, sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Balikpapan untuk masa jabatan 2024-2029. Di Pileg 2024, Budiono mengoleksi 3.026 suara.

Ia ditetapkan melalui pelantikan di Ballroom Hotel Gran Tjokro, pada Selasa (15/10/2024). Selain dua kali sebagai Wakil Ketua DPRD Balikpapan, ia juga didapuk sebagai Ketua DPC Balikpapan sejak 2021.

Sosok Budiono perantau yang terbilang sukses berkarir politik di Kota Beriman. Ia lahir 15 Maret 1970 di Ngawi, Jawa Timur. Kemudian tahun 1990 mulai memutuskan hijrah ke Balikpapan.

Budiono memulai karir politiknya sejak tahun 1992 sebagai anggota partai besutan Megawati. Kini, namanya kembali mengemuka sebagai salah satu kandidat calon Ketua PDIP Balikpapan berikutnya.

Muhammad Najib. Saat ini ia menjabat Sekretaris Komisi I DPRD Kota Balikpapan. Ia dua kali menjadi anggota Parlemen Balikpapan. Sebelumnya, didapuk sebagai Sekretaris Fraksi PDIP DPRD Balikpapan periode 2019 - 2024.

Najib putra daerah yang lahir di Kota Minyak, pada 26 Juni 1980. Jebolan SMA Kartika Balikpapan ini, dua kali betah di daerah pemilihan (dapil) Balikpapan Utara. Pada Pileg 2024, ia mendapat 1.805 suara.

Media ini agak kesulitan menelusuri jejak profil M. Najib lebih dalam, lantaran terbilang minim.

Rendi Ismail. Ia dikenal sebagai Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Tinggi Dharma Wirawan Kaltim, dan sosok utama yang lekat dengan Universitas Balikpapan.

Rendi dan Edi Tarmo sempat maju menjadi calon kepala daerah di Pilkada Balikpapan 2024. Namun, pasangan ini tumbang di urutan ketiga dari tiga kandidat. Paslon dengan nomor urut 2 itu memperoleh 45.668 suara dari total 299.145 suara sah.

Gelar sarjana Rendi, ada dua. Sarjana Ekonomi dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kosgoro Situbondo, Jawa Timur. Lalu, gelar Sarjana Hukum diperoleh dari Universitas Abdurahman Saleh Jember.

Ia melanjutkan studinya hingga mendapat gelar Magister Hukum dari Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur. Selanjutnya dapat gelar Doktor, yang juga dari Universitas Brawijaya Malang.

Edi Tarmo. Tangan dinginnya pernah membawa Persiba lolos 8 besar dan bertengger di posisi 4. Satu-satunya manajer yang pernah membawa klub Beruang Madu lolos putaran 8 besar. Ia menjabat manager Persiba pada tahun 2005 hingga 2009.

Selain itu, Eddy Sunardi Darmawan atau Edi Tarmo pernah menjadi anggota DPRD Balikpapan periode 2009-2014. Kemudian menjadi anggota DPRD Kaltim periode 2019-2024, menjabat anggota Banggar dan Sekretaris Komisi IV. Kader PDIP ini mencoba keberuntangannya ke Pileg 2024, namun gagal.

Ia kemudian maju di Pilkada 2024 bersama Rendi Ismail menjadi calon wawali Balikpapan. Tapi, pria kelahiran Balikpapan, 20 Desember 1969 ini juga belum beruntung. Pasangan ini kandas di urutan ketiga dari tiga kandidat calon kepala daerah yang tampil di gelanggang Pilkada 2024.

Sebagai pengingat, Pilkada Balikpapan dengan 520.982 pemilih, ternyata ada 205.562 pemilih yang tidak menggunakan suaranya atau hak pilihnya alias golputnya sangat besar. Hampir separuh dari DPT tidak datang ke TPS. Meleset dari target KPU. Selain itu tercatat 16.278 suara dinyatakan tidak sah.

Suwanto. Kandidat berikutnya Suwanto, mantan Ketua Komisi II DPRD Balikpapan. Pada Pileg 2014 dan 2019 ia kandas. Namun akhirnya bisa masuk ke arena Parlemen setelah mendapat kursi PAW. Ia menggantikan kader PDIP lainnya yang wafat, Riri Saswita Diano. Suwanto dilantik Jumat 7 Mei 2021.

Di Pileg 2024, ia melanggeng tanpa gagal, tanpa kursi PAW. Suwanto meraih 3.061 suara, dari dapil Balikpapan Tengah. Lagi-lagi berada di Komisi II. Saat ini ia dikenal sebagai perintis Kampung Bungas atau Buah Bunga dan Sayur di kediamannya. Lima RT di wilayahnya disulap jadi tempat urban farming.

Ia dilahirkan di Malang 2 Juni 1974, namun sejak SD sampai kini tinggal di Balikpapan. Ia sempat kembali ke Malang untuk studi, dan berhasil menggondol gelar sarjana di ITN dan magister di UNM. Sosoknya juga dikenal sebagai salah satu perintis Balistik: Balikpapan Supporter Fanatik, tahun 2006.

Tahun 2009-2016 didapuk menjadi Ketua Umum Balistik, supporter utama klub sepak bola Persiba. Suwanto menjadi kader PDIP Balikpapan sejak 2007. Pernah jadi Ketua PAC PDIP Balikpapan Tengah. Saat ini namanya masuk dalam bursa kandidat calon Ketua DPC PDIP Kota Balikpapan.

Fadlian Noor. Kader PDIP satu ini dikenal kritis saat menjadi anggota DPRD Balikpapan periode 2019-2024. Suaranya begitu nyaring menyoroti proyek bermasalah, salah satunya proyek DAS Ampal. Pembangunan infrastruktur yang bermasalah tak luput dari pantauannya.

Daya kritisnya meninju langit, menggema di media massa. Namun sayang, di Pileg 2024, ia kandas. Fadlian Noor terjungkal bersama kemunduran suara PDIP di kursi Parlemen. Jika dibandingkan, pada Pileg 2019, PDIP Balikpapan mendapat delapan kursi.

Tetapi di Pileg 2024, kursi PDIP Balikpapan merosot setengahnya, hanya mendapat empat kursi di DPRD Balikpapan. Empat kader Banteng tersisih dari belantara pertarungan antar caleg, termasuk sosok Fadlian Noor.

Taufik Hidayat

× Image