Home > Regional

Kaltim Waspada Potensi Bencana Hidrometeorologi: Banjir dan Longsor

BMKG mengingatkan warga Kaltim waspada potensi bencana hidrometeorologi, akhir Oktober.
Waspada bencana banjir mengintai. 
Waspada bencana banjir mengintai.

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Pada akhir bulan, ada kemungkinan wilayah Kalimantan Timur akan mengalami bencana hidrometeorologi. Yakni potensi banjir dan longsor.

Dua musibah itu, kerap terjadi di beberapa daerah di Kaltim, termasuk di Samarinda dan Balikpapan.

Karena itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi APT Pranoto Samarinda mengingatkan warga Kaltim agar mewaspadai kemungkinan bencana tersebut.

BMKG mengingatkan kemungkinan bencana hidrometeorologi akibat hujan diprakirakan terjadi pada 10 hari terakhir Oktober 2025.

"Ini karena hujan dapat menyebabkan banjir, sungai meluap, jalan licin, tanah longsor, hingga kemungkinan pohon tumbang karena hujan berpotensi disertai dengan angin kencang dan petir," kata Kepala Stasiun Meteorologi Kelas III BMKG Samarinda Riza Arian Noor, dilansir Republika, Selasa.

Ia menjelaskan, prakiraan peluang curah hujan pada Dasarian III (21-31 Oktober) 2025, secara umum wilayah Kaltim diprediksi mengalami curah hujan kategori menengah antara 50 – 150 milimeter (mm) dengan peluang hujan lebih dari 80 persen.

Sebagian wilayah Kaltim, khususnya bagian barat atau sebagian Kabupaten Kutai Kartanegara, Kutai Barat, dan Kabupaten Mahakam Ulu sampai bagian utara; yakni Kota Bontang, Kutai Timur, dan Kabupaten Berau diprakirakan mengalami curah hujan kategori tinggi.

Dengan peluang hujan antara 50 – 60 persen.

Menurutnya pada prakiraan deterministik curah hujan Dasarian III Oktober sebagian besar wilayah Kaltim diprakirakan mengalami curah hujan dengan kategori menengah antara 75 - 150 mm.

Sedangkan sebagian kecil di wilayah Provinsi Kaltim bagian barat hingga utara diprakirakan mengalami curah hujan dengan kategori tinggi antara 150 – 200 mm.

Untuk prakiraan deterministik, sambung Riza, sifat hujan Dasarian III Oktober umumnya wilayah Kaltim diprediksi mengalami sifat hujan kategori atas normal antara 116 – 200 persen.

Selain memprakirakan hujan pada Dasarian III, ia juga mengungkap hasil pemantauan Hari Tanpa Hujan (HTH) pada Dasarian II Oktober (11-20 Oktober 2025).

Meski secara umum wilayah Kaltim mengalami hujan, namun ada juga dalam beberapa hari tidak terjadi hujan. Menurutnya, seluruh wilayah Kaltim yang mengalami HTH ada dalam kriteria sangat pendek antara 1 – 5 hari hingga kriteria menengah antara 11 - 20 hari.

Wilayah dengan durasi HTH terpanjang berada di Kecmatan Talisayan dan Kecamatan Tabalar, Kabupaten Berau, kemudian Kecamatan Linggang Bigung, Jempang, dan Siluq Ngurai di Kabupaten Kutai Barat.

"Ada pula Kecamatan Kembang Janggut dan Kecamatan Muara Kaman di Kabupaten Kutai Kartanegara, kemudian Kecamatan Tanah Grogot di Kabupaten Paser. Masing-masing kecamatan ini memiliki durasi HTH mencapai 13 hari," kata Riza.

Banjir dan Longsor

Pada Selasa (21/10/2025) pagi, beberapa wilayah di Balikpapan sempat mengalami banjir. Ini terjadi paska hujan deras sejak Subuh hari sampai pagi.

Sejumlah wilayah seperti di MT Haryono, Balikpapan Baru, Beler, dan sekitarnya mengalami banjir. Kemacetan sempat terjadi saat jam berangkat kerja. Namun, selang dua jam air sudah kembali surut.

Pada Ahad (19/10/2025) dini hari, hujan deras dan angin kencang di wilayah Balikpapan, menyebabkan satu rumah roboh akibat longsor.

Ketua RT 60 Kelurahan Muara Rapak, Balikpapan Utara, Lufi Adi menjelaskan, musibah itu terjadi secara tiba-tiba ketika hujan lebat mengguyur wilayah tersebut sejak tengah malam.

“Kejadiannya sekitar jam setengah dua dini hari. Tiba-tiba rumah ambruk, warga juga kaget semua,” ujar Lufi. Ia berujar, dalam rumah itu ada empat korban yang semuanya satu keluarga. Game keluarga

Musibah itu mengkaibatkan dua orang meninggal dunia, dua lainnya luka-luka.

“Itu rumah Bapak Bujang Said. Di rumah itu ada istri dan tiga anak Pak Bujang. Korban yang meninggal dunia Nurlela (45) istri Bujang Said dan putrinya Amanda (16),” jelasnya.

Adapun korban selamat bernama Indriani Saila dan Molina.

Kedua korban meninggal dunia telah dievakuasi ke Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan. Dua korban selamat mengalami luka dan menjalani perawatan medis.

Ia mengamini kontur tanah di kawasan itu tergolong awan longsor, terutama saat hujan dengan intensitas tinggi. “Waktu itu pernah ada rumah di sekitar sini yang juga roboh karena longsor, tapi waktu itu rumah kosong,” jelasnya.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Balikpapan, Bambang Subagya memaparkan, rumah korban memiliki struktur tidak seimbang antara bagian bawah dan atas.

Menurutnya fondasi rumah kolong, tapi bangunannya semi permanen dan sebagian beton.

“Begitu air hujan meresap ke tanah, fondasinya gak kuat menahan beban di atasnya,” ujar Bambang, lewat keterangannya, Ahad (19/10/2025).

Ia menganalisa, kondisi geoteknik di kawasan itu memang berisiko. Jenis tanah yang mudah bergeser dan drainase yang kurang baik memperparah stabilitas struktur. Akibatnya, rumah dengan pondasi lemah sangat rentan ambruk ketika hujan tinggi dan angin kencang.

Taufik Hidayat

Image
Republika Network

Sekitarkaltim.ID -

× Image