Home > Mancanegara

Pemimpin Hamas Selamat dari Serangan Udara Israel saat Pertemuan di Doha

Serangan menargetkan delegasi Hamas saat mereka membahas proposal gencatan senjata.
Delegasi perundingan Hamas selamat dari serangan Israel. (Middle East Monitor)
Delegasi perundingan Hamas selamat dari serangan Israel. (Middle East Monitor)

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Seorang sumber senior Hamas mengatakan kepada Al Jazeera bahwa delegasi utama dari kelompok itu selamat dari serangan udara Israel.

Serangan itu menargetkan tempat pertemuan mereka di ibu kota Qatar, Doha.

Delegasi yang dipimpin tokoh senior Hamas Dr. Khalil Al-Hayya, dilaporkan bertemu untuk membahas proposal terbaru mengenai usulan terbaru Presiden AS Donald Trump untuk gencatan senjata di Gaza.

Menurut sumber tersebut, seluruh anggota delegasi selamat dari serangan tersebut. Tidak ada rincian yang diberikan mengenai kemungkinan adanya cedera atau korban tambahan.

Ledakan mengguncang ibu kota Qatar pada hari Selasa, menargetkan anggota delegasi Hamas saat mereka membahas proposal gencatan senjata terbaru yang didukung AS, menurut beberapa laporan regional.

Delegasi tersebut, yang telah bermarkas di Doha selama beberapa bulan, sedang mengadakan diskusi internal mengenai rencana Washington yang bertujuan menghentikan perang yang telah berlangsung hampir dua tahun di Gaza dan mengamankan pertukaran sandera.

Pasukan Israel diyakini berada di balik serangan tersebut, lapor Axios, mengutip sumber intelijen.

Detail mengenai korban jiwa masih belum jelas. Baik Qatar maupun Hamas belum merilis pernyataan resmi, meskipun sumber yang mengetahui pembicaraan tersebut mengatakan kepada wartawan bahwa serangan itu dimaksudkan untuk membunuh para pejabat senior Hamas.

Insiden ini menandai eskalasi dramatis dalam kampanye Israel, memperluas medan perang hingga ke ruang di mana negosiasi yang rumit sedang berlangsung.

Para analis mengatakan serangan itu berisiko menggagalkan apa yang banyak orang anggap sebagai salah satu peluang paling serius untuk mencapai kemajuan dalam beberapa bulan terakhir.

Qatar, bersama Mesir dan Amerika Serikat, telah memediasi perundingan tidak langsung antara Israel dan Hamas sejak awal 2024.

Proposal AS yang saat ini diajukan dilaporkan mencakup gencatan senjata bertahap, pembebasan sandera secara bertahap, dan pembatasan masuknya bantuan ke Jalur Gaza yang terkepung.

Di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa pekan lalu, para diplomat menyuarakan kekhawatiran bahwa Israel mungkin akan menduduki Gaza sepenuhnya. Asisten Sekretaris Jenderal PBB Miroslav Jenca memperingatkan bahwa langkah tersebut dapat menimbulkan "konsekuensi bencana".

Serangan hari Selasa menambah lapisan ketidakpastian. "Jika negosiasi itu sendiri tidak aman dari perang, sulit membayangkan bagaimana kepercayaan atau kemajuan dapat dibangun," ujar analis regional kepada wartawan, dilansir Days of Palestine, Selasa.

Situasinya masih belum jelas, dengan otoritas Qatar dan mediator internasional diperkirakan akan mengeluarkan tanggapan dalam beberapa jam mendatang.

Kecam Penjajah Zionis Israel

Serangan penjajah zionis Israel yang menyasar pemimpin Hamas yang tengah mendiskusikan gencatan senjata di Doha mendapat kecaman meluas di dunia Arab dan negara-negara Muslim.

Mereka menilai serangan itu membuktikan jika zionis Israel tak pernah mau untuk berdamai.

Kementerian Luar Negeri Suriah mengatakan serangan terhadap Doha mencerminkan pengabaian Israel terhadap hukum dan norma internasional.

“Suriah menyampaikan kecaman keras terhadap agresi Israel yang menargetkan ibu kota Qatar, Doha, dan menegaskan solidaritas penuhnya terhadap Negara Qatar, kepemimpinannya, pemerintahnya, dan rakyatnya,” kata kementerian tersebut.

Kementerian Luar Negeri Turki mengutuk serangan Israel terhadap Qatar, dengan mengatakan bahwa hal itu menunjukkan Israel tidak tertarik perjanjian untuk mengakhiri perang.

“Menargetkan delegasi Hamas saat perundingan gencatan senjata terus berlanjut menunjukkan bahwa Israel tidak bertujuan mencapai perdamaian, melainkan melanjutkan perang,” kata kementerian itu dalam pernyataannya.

“Situasi ini menjadi bukti nyata Israel telah mengadopsi politik ekspansionis di kawasan dan terorisme sebagai kebijakan negara.”

Kementerian Luar Negeri Kuwait juga mengecam serangan itu dan menyakini bahwa serangan itu melanggar semua hukum dan norma internasional.

“Kami memperbarui posisi kami yang menyerukan Dewan Keamanan untuk memikul tanggung jawabnya dalam menjaga keamanan internasional.”

Kementerian Luar Negeri Irak juga mengutuk serangan itu, dan menyebutnya sebagai tindakan pengecut. Serta menyatakan “dukungan penuh” kepada Qatar untuk menghadapi agresi dalam bentuk apa pun.

Mila

× Image