Home > News

Tiga Dosen Poltekkes Kemenkes Jadi Fasilitator Kepemimpinan Bidan dan Perawat di Nepal

Saat Nepal mengalami kericuhan besar, pemerintah bergerak cepat memulangkan tiga dosen tersebut.
Dosen Poltekkes Kemenkes kembali selamat ke Tanah Air. (Kemenkes)
Dosen Poltekkes Kemenkes kembali selamat ke Tanah Air. (Kemenkes)

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Tiga dosen Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan mendapat kehormatan menjadi fasilitator dalam Midwifery & Nursing Leadership Programme (MLP).

Agenda itu dihelat di Kathmandu, Nepal, pada 8–12 September 2025.

Ketiga dosen Poltekkes tersebut, Tecky Afifah Santy Amartha dari Poltekkes Semarang, Riska Regia Catur Putri Poltekkes Pontianak, dan Hetty Astri dari Poltekkes Jakarta III.

Ketiganya mendampingi fasilitator dari WHO SEARO, Ai Tanimizu.

Kehadiran fasilitator dari Poltekkes Kemenkes dalam program internasional ini wujud nyata kontribusi Indonesia sebagai WHO Collaborating Centre.

“Tidak hanya berbagi pengalaman nasional, tetapi juga memperkuat kapasitas bidan dan perawat di kawasan regional,” ujar Direktur Penyediaan SDM Kesehatan, Anna Kurniati, dikutip dari keterangannya, Selasa.

Program kepemimpinan ini diikuti 25 bidan dan perawat dari enam wilayah di Nepal, yang berasal dari institusi akademik, rumah sakit, dan dinas kesehatan provinsi.

Termasuk organisasi profesi Midwifery Society of Nepal.

Peserta mendapat materi penguatan kepemimpinan, manajemen kebidanan, diskusi kelompok, hingga perancangan strategi peningkatan layanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.

Rencananya kegiatan ini akan berlanjut pada 2026.

“Kami berharap program ini dapat membekali para bidan di Nepal lebih kuat mengadvokasi praktik dan pendidikan kebidanan, sehingga mampu mengoptimalkan pelayanan kesehatan ibu dan bayi,” ujar Tecky Afifah Santy Amartha.

Keterlibatan ini sejalan mandat Poltekkes Kemenkes sebagai WHO Collaborating Centre for Nursing and Midwifery Education and Training periode 2025–2029.

Penetapan itu menempatkan Poltekkes dalam jejaring global WHO CC dengan fokus meningkatkan mutu pendidikan, memperkuat kepemimpinan.

Sekaligus mendukung layanan kebidanan dan keperawatan di tingkat nasional maupun regional.

Setelah menuntaskan tugas, para fasilitator kembali ke Indonesia dalam keadaan sehat dan disambut hangat jajaran Direktorat Penyediaan SDM Kesehatan Kemenkes.

Pengalaman ini bukan hanya memperkuat kapasitas tenaga kesehatan Nepal, tapi juga pembelajaran berharga bagi Indonesia.

“Kami optimistis Poltekkes sebagai WHO CC akan terus berkontribusi dalam peningkatan kualitas pendidikan kebidanan dan keperawatan, baik di tingkat nasional maupun regional,” imbuh Anna.

Gerak Cepat

Saat Nepal dilanda kericuhan massal, Kementerian Kesehatan bergerak cepat berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri guna memastikan keselamatan para dosen.

Kemenkes segera melakukan kontak dengan Kementerian Luar Negeri di tingkat Wakil Menteri, Dirjen Protokol Konsuler, Direktur Perlindungan WNI, serta KBRI Dhaka.

“KBRI Dhaka telah berhasil berkomunikasi dengan ketiga dosen tersebut dan berkoordinasi dengan kantor WHO di sana,” jelas Kepala Pusat Kebijakan Strategi dan Tata Kelola Kesehatan Global Kemenkes, Harditya Suryawanto.

Menurut informasi dari Hetty saat masih berada di Kathmandu, ketiganya dalam kondisi sehat dan didampingi staf WHO di Hotel Himalaya.

WHO kemudian menghentikan seluruh kegiatan karena situasi keamanan. Proses evakuasi berjalan lancar. Ketiga dosen pulang dengan penerbangan Maliando Air dari Kathmandu pada 11 September 2025 pukul 21.55 waktu setempat dan tiba di Jakarta pada 12 September 2025 pukul 08.15 WIB.

Kepulangan mereka disambut langsung Direktur Penyediaan SDM Kesehatan, Anna Kurniati.

“Kami mengucapkan terima kasih atas semua dukungan dan kerja sama, khususnya dari Kementerian Kesehatan, yang terus memastikan keselamatan kami,” papar dosen Poltekkes Pontianak, Tecky.

Yan Andri

× Image