LSI Rilis Survei Terbaru soal Elektabilitas Parpol
SEKITARKALTIM.ID, REPUBLIKA – Tiga pekan menjelang hari pencoblosan, Lembaga Survei Indonesia atau LSI merilis hasil survei terbarunya. Survei itu memotret elektabilitas parpol peserta Pemilu 2024. Survei menunjukan ada empat parpol yang terlihat menonjol.
Yakni, Partai Gerindra dan PDIP di posisi utama, disusul Partai Golkar dan Partai Kebangkitan Bangsa.
Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan, menjelaskan kompetisi parpol terlihat sengit. Terutama antara PDIP dengan Partai Gerindra yang tampak mulai merangsek naik, membayangi PDIP sebagai pemenang.
Djayadi mengungkap dari hasil survei, pihaknya tidak mengetahui persis ranking 1 atau ranking 2 antara Partai Gerindra dan PDIP karena selisih angkanya tipis.
Ia menyebut, Partai Gerindra di posisi 20,8 persen, PDIP pada posisi 20,4 persen.
“Jadi nomor 1 dan nomor 2 sebenernya kita tidak tahu karena selisihnya tidak signifikan secara statistik,” jelasnya, dikutip dari Youtube resmi LSI, Sabtu (20/1/2024).
Urutan setelah Gerindra dan PDIP, selanjutnya Golkar. Partai bergambar beringin itu mendapat angka elektabilitas sebesar 11,5 persen. Disusul PKB di angka 9 persen.
Setelah itu Partai Keadilan Sejahtera 6,1 persen, Partai Nasdem 5,6 persen, dan Partai Demokrat 4,8 persen, serta Partai Amanat Nasional 4,7 persen. Selebihnya partai-partai dengan tingkat elektabilitas di bawah ambang batas atau parliamentary threshold sebesar 4 persen.
“Yang masih belum menentukan pilihan ada sekitar 10 persen atau belum mau menjawab ketika disurvei,” tuturnya.
Djayadi menerangkan adanya hal menarik dalam survei terbaru tersebut. Yakni hampir semua partai yang berada di parlemen (DPR RI) telah melewati ambang batas parliamentary threshold.
“Partai Gerindra, PDIP, Golkar, PKB, PKS, Nasdem, Demokrat, PAN, itu semua sudah melewati angka 4 persen, jadi punya peluang sangat terbuka partai-partai ini akan kembali masuk di parlemen di tingkat nasional,” ungkapnya.
Djayadi menjelaskan Partai Persatuan Pembangunan menjadi salah satu partai yang perlu upaya lebih keras karena tingkat elektabilitasnya hanya di angka 2,3 persen.
“Dan itu disaingi PSI, Partai Solidaritas Indonesia yang berada pada posisi angka 2 persen,” kata Djayadi.
Mengenai kemungkinan PPP atau PSI, atau kedua-duanya masuk parlemen pada pemilu 2024, hal itu kata Djayadi, akan tergantung pada dinamika perkembangan hingga hari pencoblosan pada 14 Februari 2024.
“Pasti dinamikanya sangat tinggi. Dan angka 10 persen yang belum menjawab dalam survei ini menjadi sangat penting dalam hal ini,” tuturnya.
Sumber: Republika