Home > Mancanegara

Hamas Tegaskan Tolak Rencana Trump Relokasi Penduduk Gaza

Rencana itu tak akan mudah terealisir.
Pejuang Hamas.
Pejuang Hamas.

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIMMantan komandan di Pusat Komando IDF, Gadi Shamni, tegas menolak recana Presiden Amerika Donald Trump terkait masa depan rakyat Palestina di Gaza.

Ia menyoroti usulan Trump yang melontarkan wacana 'membersihkan saja' Gaza, dan menginginkan Mesir dan Yordania menerima warga Palestina demi mewujudkan perdamaian Timur Tengah.

Dalam wawancaranya bersama radio 103FM dilansir Jerusalem Post, Ahad (26/1/2025), Gadi Shamni menilai wacana merelokasi warga Gaza ke Yordania dan Mesir tak akan mudah terealisasi.

"Katakanlah warga Yordania dan Mesir setuju untuk menerima ratusan ribu (warga Gaza). Siapa yang akan meninggalkan Gaza?” ujar Shamni.

Shamni menilai mereka yang pergi hanya sebatas warga dengan sumber daya lebih dan stabilitas ekonomi yang lebih baik.

“Mereka yang bertahan adalah yang bermasalah, si miskin, yang akan menjelma menjadi terorisme. Sehingga ide soal 'migrasi populasi' ini saya pikir tidak praktis," imbuhnya.

Shamni mengelaborasi implikasi yang lebih luas.

Ia menekankan, "Warga Yordania telah menderita selama bertahun-tahun karena mereka telah menjadi tuan rumah bagi jutaan pengungsi Suriah.”

Secara strategis, menurut Shamni, memindahkan pengungsi dari Gaza ke Yordania akan menciptakan instabilitas tambahan bagi negara yang mana stabilitasnya krusial bagi Israel.

Shamni juga menekankan lemahnya dukungan negara-negara kawasan bagi usulan relokasi warga Gaza. Dalam pandangannya, rakyat Palestina tidak disukai di negara kawasan dan tertolak di mana-mana sehingga usulan Trump tidak realistis.

"Saya pikir ini (usulan Trump) tidak akan menuju pada solusi yang benar atau yang lebih baik," kata Shamni.

Pejabat senior Hamas, menegaskan, pihaknya akan menentang usulan Trump merelokasi warga Palestina keluar dari Gaza ke Mesir dan Yordania.

"Sebagaimana mereka selalu gagal dalam setiap rencana memindahkan dan menyediakan tempat tinggal alternatif selama beberapa dekade, rakyat kami juga akan selalu menggagalkan rencana-rencana seperti itu," tegas Bassem dikutip AFP.

Pada Sabtu (26/1/2025), Trump mengumumkan untuk 'membersihkan saja' Gaza. Ia ingin Mesir dan Yordania menerima warga Palestina demi mewujudkan perdamaian Timur Tengah.

Trump menggambarkan Gaza saat ini seperti wilayah penghancuran pascaperang Israel-Hamas. Ia mengklaim sudah berbicara dengan Raja Yordania Abdullah II terkait isu ini dan berencana menelepon Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi pada Ahad ini.

"Saya ingin Mesir menerima warga (Palestina). Dan saya juga ingin Yordania menerima mereka," kata Trump kepada wartawan yang tengah satu pesawat bersama dirinya, dikutip AFP.

"Anda berbicara tentang mungkin 1,5 juta manusia, dan kita bersihkan saja seluruhnya. Anda tahu, selama beberapa dekade terjadi banyak konflik di sana (Gaza). Dan saya tidak tahu, sesuatu harus terjadi."

Mayoritas dari 2,4 juta warga Gaza saat ini terusir dari rumah mereka akibat perang usai serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023. Dan Trump mengatakan, memindahkan warga Gaza bisa untuk, "sementara atau untuk waktu yang lama."

Republika

× Image