Aksi Kocak Nuaiman, Sahabat Nabi yang Tega Menjual Temannya
REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Membaca kisah-kisah Sahabat Nabi, tak hanya penuh hikmah. Tapi juga sering membuat kita tertawa. Kisah Sayyidina Nuaiman, misalnya. Yang selalu memantik kita tertawa, terpingkal-pingkal.
Saat mengingat kisah para Sahabat Nabi, membuncah kerinduan sekaligus impian: semoga takdir bisa mempertemukan kita dengan mereka, kelak di Yaumil Akhir.
Nama Sahabat sekaliber Sayyidina Nuaiman, tentu tidak asing lagi bagi umat Muslim, yang senang dengan kisah Sahabat Rasulullah.
Biasanya, sebagian besar Sahabat Nabi itu bersifat keras, tegas, khusyu, tawadhu’, cerdas, penyabar, pemalu, dan bermacam jenis karakter menarik lain.
Nah, adapun Sayyidina Nuaiman berbeda. Beliau Sahabat Rasul yang punya sifat jenaka. Konyol, mungkin.
Sayyidina Nuaiman, punya nama asli Nuaiman bin Ibnu amr bin Raf'ah, berasal dari kalangan Anshar.
Meski sering bertingkah konyol, tapi beliau pernah berjihad di perang Badar bersama Rasulullah. Sayyidina Nuaiman pun termasuk kalangan Ashabul Badr.
Untuk kisah kejahilan Sayyidina Nuaiman kali ini, dikisahkan dari Ibnu Majah. Yang saat kecil, mungkin kita sudah sering mendengarnya dari guru-guru kita.
Suatu ketika, Sayyidina Abu Bakar Shiddiq mengajak Sayyidina Nuaiman bersama Sahabat lain untuk berdagang. Adapun sahabat yang diajak itu bernama Sayyidina Suwaibith bin Harmalah.
Mereka bertiga pergi ke Syam, kala itu daerah tersebut termasuk kawasan yang terbilang maju.
Suatu hari, Sayyidina Suwaibith ditugaskan untuk menjaga makanan. Saat siang hari, saat itu Sayyidina Nuaiman merasa lapar. Beliau pun menghampiri Suwaibith dan meminta satu potong roti untuknya.
Namun, karena mendapatkan amanah menjaga makanan tersebut, Sayyidina Suwaibith pun menolak tegas permintaan Nuaiman.
Sayyidina Nuaiman berkata, “Jika begitu, berarti kamu juga setuju semisal saya berbuat ulah.”
Usai mendapat penolakan dari Sayyidina Suwaibith, Sayyidina Nuaiman berjalan menuju pasar dan mencari wilayah yang khusus menjual hamba sahaya atau budak.
Disana, beliau menyambangi kerumunan dan mengatakan jika memiliki hamba sahaya yang begitu murah dan ingin menjualnya.
Sayyidina Nuaiman menekankan, hamba sahaya yang diklaimnya itu punya satu kekurangan. Yakni, hamba sahaya tersebut akan selalu mengatakan jika ia orang merdeka dan bukanhamba sahaya.
Mendengar tawaran itu, ada yang tertarik membelinya. Sayyidina Nuaiman kemudian mengantarkan calon pembeli itu menuju tempat Sayyidina Suwaibith menjaga roti.
“Orang yang menjaga makanan itulah hamba sahaya saya,” tegas Nuaiman pada mereka. Tanpa ragu, orang itu memberi uang pada Nuaiman dan menghampiri Suwaibith untuk dibawa.
Tentu saja, Sayyidina Suwaibith terkejut bukan kepalang. Dengan lantang mengatakan bahwa beliau bukan hamba sahaya dan orang yang merdeka.
Namun, karena sebelumnya Sayyidina Nuaiman sudah mengatakan hal itu, orang yang membeli tadi menganggap perkataan Sayyidina Suwaibith hanya bualan. Pembeli itu membawa Sayyidina Suwaibith dengan paksa.
Nah setelah beberapa saat dari kejadian itu, Sayyidina Abu Bakar Shiddiq kembali dan mencari keberadaan Suwaibith karena tidak mendapati kehadirannya.
Sayyidina Nuaiman berkata, “Dia sudah saya jual, Yaa Abu Bakar.”
Lalu, Sayyidina Nuaiman menceritakan semua yang terjadi dengan jujur pada Sayyidina Abu Bakar.
Mau tak mau, Sayyidina Abu Bakar pun menebus kembali Suwaibith dari orang-orang Syam tadi.
Kisah itu akhirnya sampai ke telinga Rasulullah. Bukannya Rasul marah, tapi malah tertawa.
Bahkan, karena aksi konyol Sayyidina Nuaiman itu, Rasulullah tertawa di hadapan para Sahabat hingga terlihat gigi geraham beliau.
Perawi hadist menerangkan, Rasulullah mengisahkan kisah lucu Sayyidina Nuaiman dan Sayyidina Suwaibith ini pada para tamunya. Bahkan meski sudah setahun berlalu dari kejadian itu.
Ada-ada saja, Sayyidina Nuaiman.
Mila