Infrastruktur Tak Merata Jadi Penyebab Kemiskinan di Kaltim

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud, menilai penyebab kemiskinan di provinsi ini lantaran minimnya akses pendidikan dan kesehatan yang laik. Serta belum meratanya pembangunan infrastruktur.
“Di Kaltim masih banyak daerah terpencil dan tertinggal, serta kawasan pedalaman bahkan perbatasan yang tidak memiliki akses jalan memadai,” ujar Rudy.
Di Kaltim, lanjutnya, ada Kabupaten Mahakam Ulu yang aksesnya sangat terbatas dan berbatasan langsung dengan Malaysia. Rudy menyampaikan hal itu di hadapan Menteri Sosial, Sabtu (10/5/2025).
Ia menjelaskan, untuk di pedalaman harga-harga kebutuhan pokok juga sangat tinggi. Contohnya, harga semen yang bisa mencapai Rp 800 ribu per sak dan BBM hampir Rp 30 ribu per liter.
Selain itu, pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat seperti listrik yang masih minim. Sampai kini Kaltim memiliki 1.038 kelurahan dan desa yang di antaranya belum tersentuh aliran listrik.
“Bagaimana masyarakat bisa maju jika listrik saja belum mereka rasakan? Sebagian masih hidup dalam kegelapan. Kondisi inilah yang membuat warga kami miskin,” tuturnya.
Kementerian Sosial menyoroti profil kemiskinan tiap daerah, termasuk Kaltim. Adapun tantangan kemiskinan di Kalimantan Timur masih terkonsentrasi di wilayah perdesaan.
Meski angka kemiskinan di Kaltim berada di bawah rata-rata nasional, namun kondisi ril di lapangan menunjukkan masih tinggi sebesar 5,78 persen berdasarkan data Badan Pusat Statistik.
Gubernur Kaltim menjelaskan tantangan geografis Kaltim membuat upaya pengentasan kemiskinan menjadi sangat kompleks. Meski angka itu berada di bawah rata-rata nasional yang mencapai 8,57 persen atau sekitar 24 juta jiwa penduduk miskin.
Selain kemiskinan, tingkat pengangguran terbuka di Kaltim juga cukup memprihatinkan, yakni sebesar 5,75 persen.
Untuk itu, progam unggulan Gratispol Pendidikan dan Kesehatan dan Jaminan Sosial Pembangunan Infrastruktur menjadi program unggulan yang diharapkan bisa menyasar langsung akar persoalan kemiskinan.
“Kami optimistis, lewat program pendidikan dan kesehatan gratis serta pembangunan akses jalan ke pelosok, Kaltim bisa keluar dari jerat kemiskinan dan sejajar dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Brunei,” harap gubernur.
Yan Andri