Tahun Depan Festival Budaya Dayak Kenyah Bakal Go Internasional

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Festival Budaya Dayak Kenyah di Desa Budaya Pampang, Samarinda, Kaltim, selalu memanjakan mata.
Tahun ini, pembukaan festival dihelat pada Kamis (19/6/2025) di Lamin Pemung Tawai.
Wali Kota Samarinda, Andi Harun, meyakini Festival Dayak Kenyah Pampang bakal naik kelas menjadi festival bertaraf internasional, mulai tahun depan.
Festival Budaya Dayak Kenyah 2025 dihelat sampai 22 Juni. Hari pertama diisi pembukaan dan pentas seni tradisional, hari kedua lomba sumpit dan pertunjukan seni.
Berikutnya di hari ketiga pertandingan sumpit dan pentas budaya, dan hari keempat ditutup pertunjukan kesenian tradisional yang meriah.
Tak hanya sebagai perayaan adat tahunan, festival ini sekaligus memperingati ulang tahun ke-52 Desa Budaya Pampang. Sekaligus menjadi bentuk rasa syukur atas hasil panen, sebuah tradisi turun-temurun yang diwariskan leluhur Dayak Kenyah.
Andi Harun menegaskan, pada awak media, Festival Budaya Dayak Kenyah telah ditetapkan dalam Peraturan Wali Kota dan menjadi bagian dari agenda resmi tahunan Pemerintah Kota Samarinda.
Dengan kata lain, dukungan anggaran dan fasilitas akan menyertai setiap perhelatan.
Andi juga menyampaikan, festival ini tidak lagi hanya milik masyarakat Dayak Kenyah, tetapi telah menjadi kebanggaan Samarinda, Kalimantan Timur, bahkan Indonesia.
“Tahun depan, kita buka lembaran baru. Festival Dayak Kenyah Pampang bertaraf internasional. Ini bukan rencana, ini keputusan,” ujarnya.
Sebagai anggota Forum Wali Kota Global, Andi Harun berencana memanfaatkan jaringan internasionalnya mengundang tamu-tamu dari negara sahabat.
Selain itu, festival tahun depan juga akan mengundang seluruh kepala daerah se-Indonesia, termasuk Presiden, Wakil Presiden, atau minimal perwakilan dari jajaran menteri.
Pihaknya akan melakukan persiapan terkait agar festival ini berlangsung lebih meriah dan bisa go internasional. “Kita siapkan festival ini dengan kelas dunia. Lokasinya tak hanya di Pampang, tapi akan diperluas ke berbagai titik,” jelasnya.
Antara lain, di Teras Samarinda, kawasan Seberang, juga GOR Segiri. “Kita datangkan event organizer terbaik, kita kemas menjadi etalase budaya yang benar-benar memikat dunia,” imbuhnya.
Ia juga memerintahkan dinas terkait berkolaborasi dengan Dewan Adat Dayak dan para tokoh adat. Selain itu melakukan pembenahan lingkungan, pengecatan rumah warga, sampai revitalisasi atraksi budaya.
Salah satunya alu gadang, tradisi khas Dayak berupa perahu terbang atau diangkat pasukan Dayak yang rencananya akan diperbesar dan dijadikan atraksi utama festival.
“Kalau perlu, alu gadangnya 100 atau 200 meter, silakan. Soal anggaran, pemerintah siap,” jelasnya. Yang perlu diingat, lanjutnya, perencanaannya harus matang dan bisa menjadi ikon budaya yang megah dan membanggakan.
Ia juga berpesan pentingnya memperkuat kelembagaan adat Desa Pampang agar festival ini dapat dikelola secara profesional, tanpa kehilangan akar budayanya.
Andi Harun mengapresiasi kepada para tetua Adat dan masyarakat Dayak Kenyah yang selama ini tetap menjaga dan melestarikan budaya leluhur di tengah tantangan zaman.
“Kita berhutang pada para leluhur. Warisan ini tidak hanya harus dilestarikan, tapi juga diperkenalkan ke dunia. Kita harus siap menjadi tuan rumah budaya kelas dunia,” tegasnya.
Pesta adat budaya Pampang yang dihelat setiap tahun, disebut-sebut juga sebagai bentuk rasa syukur atas panen raya para petani setempat. Hal ini sudah turun-temurun dilakukan sejak dahulu.
Ia berharap, pagelaran adat budaya di Kota Samarinda, menjadi pemicu pelestarian sejarah dari leluhur di daerah lain. Sehingga memberi dampak positif bagi masyarakat sekitar.
Taufik Hidayat