Home > News

Ratusan Siswa Keracunan MBG: Daerah Asal Kepala BGN Ditetapkan KLB

Korban keracunan usai menyantap MBG belum juga berhenti.
Korban keracunan MBG terus berjatuhan, capai ribuan kasus. 
Korban keracunan MBG terus berjatuhan, capai ribuan kasus.

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Peristiwa keracunan yang menimpa siswa diduga akibat mengonsumsi makanan bergizi gratis aka MBG, belum juga berhenti.

Setelah pekan silam sekitar 352 lebih korban keracunan massal usai mencicipi menu MBG di Bandung Barat, kini giliran 147 siswa mengalami keracunan usai menyantap MBG.

Sebanyak 147 siswa di daerah kelahiran Kepala BGN Dadan Hindayana, Kabupaten Garut juga menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) dalam kasus keracunan massal akibat menyantap MBG.

Dadan Hindayana sebagai Kepala Badan Gizi Nasional dilantik Jokowi, pada 19 Agustus 2024. Ia dilahirkan di Garut, Jawa Barat, tahun 1967.

Bupati Garut Abdusy Syakur Amin mengatakan telah melakukan rapat dengan jajaran dan memutuskan menetapkan status KLB keracunan massal yang terjadi. Sebab memerlukan penanganan khusus terhadap kejadian tersebut.

"Kondisinya sudah perlu penanganan khusus maka kita nyatakan sebagai KLB," jelas Syakur, pada Selasa (30/9/2025) malam, dilaporkan Republika.

Ia memastikan seluruh biaya penanganan dan perawatan korban akan ditanggung penuh melalui belanja tidak terduga. Bupati mengaku telah memanggil seluruh kepala desa untuk menyisir warga yang diduga mengalami keracunan.

Para korban, lanjut Bupati, ditangani di Puskesmas Kadungora dan Leles. Tiga orang terpaksa dirujuk ke rumah sakit karena memerlukan penanganan intensif termasuk diantaranya balita.

Pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait penyebab dugaan keracunan massal yang terjadi. Ia mengatakan dapur MBG yang diduga menjadi penyebab kejadian telah ditutup sementara.

"Ya kita tutup, karena memang sudah jelas ini sudah ada korban yang relatif banyak," ungkap dia.

Ia memastikan kondisi penanganan medis saat ini terkendali. Ia juga menyampaikan harapannya agar para korban dapat segera pulih, serta terlihat beberapa pasien sudah mulai menunjukkan perbaikan kondisi.

Korban Keracunan Bertambah

Tak hanya di Garut, menurut data Pemkab Agam Sumatera Barat, pada Kamis pukul 13.00 WIB, jumlah korban diduga akibat keracunan menu dari MBG di daerah itu bertambah menjadi 110 orang.

Pemerintah daerah pun ikut menetapkan status Kejadian Luar Biasa kasus keracunan massal.

Meski korban keracunan treus bertambah, yang jumlah totalnya sudah ribuan kasus, Badan Gizi Nasional memastikan bakal terus melaksanakan program ini.

BGN tetap meneruskan MBG di tengah desakan melakukan moratorium. Dalihnya, masih banyak masyarakat yang disebut menantikan untuk menikmati program tersebut.

Kepala BGN Dadan Hindayana mengatakan, pihaknya telah mendapatkan mandat Presiden Prabowo Subianto untuk terus melaksanakan program MBG.

Bahkan, Prabowo disebut ingin BGN melakukan percepatan agar program itu makin banyak dirasakan rakyat Indonesia. Apalagi, masih banyak masyarakat yang diklaim menanti program itu.

"Saya tetap diperintahkan Pak Presiden melakukan percepatan-percepatan, karena banyak anak, banyak orang tua yang menantikan terkait kapan menerima makan bergizi gratis," kata Dadan, saat konferensi pers, Kamis (2/10/2025).

Karena itu, Dadan menyatakan, BGN akan terus melaksanakan program MBG. Pelaksanaan program akan terus dilakukan, kecuali Presiden Prabowo memberikan perintah lain kepadanya.

"Di luar perintah itu, saya tetap melaksanakan," jelas Dadan Hindayana.

Sekilas Kepala BGN

Dikutip dari laman BGN, Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana dilahirkan di Garut, 10 Juli tahun 1967. Ia menuntaskan pendidikan Sarjana Pertanian di Institut Pertanian Bogor (IPB) tahun 1990 sebagai lulusan terbaik Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan.

Gelar doktor (Dr. rer. Hort) diraihnya dari Universitas Gottfried Wilhelm Leibniz Hannover, Jerman, dalam bidang Entomologi Terapan (1997–2000), dengan publikasi ilmiah bereputasi internasional.

Sejak 1992, ia mengabdi sebagai Dosen di Departemen Proteksi Tanaman IPB dan dikukuhkan sebagai Lektor. Karier kepemimpinan Dadan mencakup berbagai posisi strategis, seperti Direktur Pengembangan Institusi dan Usaha IPB, Ketua STPK Banau Halmahera Barat, dan Konsultan lintas Kementerian.

Ia dikenal sebagai akademisi, birokrat, dan penggerak transformasi kelembagaan dengan pengalaman luas di sektor pendidikan, pertanian, dan pembangunan sumber daya manusia.

Ahli serangga ini dilantik sebagai Kepala BGN oleh Jokowi pada 19 Agustus 2004.

Dadan tercatat sebagai pimpinan pertama lembaga baru tersebut. BGN resmi dibentuk Jokowi, pada Agustus 2024 melalui Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2024, dengan mandat utama memastikan pemenuhan gizi masyarakat Indonesia.

Ia lantas ditugaskan mengurus program Makan Bergizi Gratis yang dieksekusi Presiden Prabowo Subianto.

Bukan Hanya Angka

Sebelumnya Mantan Menteri Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD mengaku ada anggota keluarganya yang mengalami keracunan makanan setelah mengonsumsi makan bergizi gratis, MBG. Kasusnya terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Cucu saya juga keracunan, MBG di Jogja. Cucu ponakan ya," ungkap Mahfud dalam Siniar di kanal Youtube Mahfud MD Official yang tayang, pada Selasa (30/9/2025) malam.

Ia menjelaskan kedua cucunya dan teman satu sekolahnya mengalami gejala keracunan makanan berupa muntah-muntah usai menikmati menu MBG.

Mahfud mengungkap, dalam satu kelas ada delapan orang langsung muntah-muntah.

“Nah yang enam itu, enam dan kakaknya, kakak yang masih dirawat di rumah sakit itu habis muntah-muntah sehari disuruh pulang, bisa dirawat di rumah," imbuh Mahfud.

Tapi cucu satunya lagi sampai empat hari dirawat di rumah sakit.

Mahfud mengingatkan keracunan MBG harus segera dituntaskan. Ia lantas mengutip statement Presiden Prabowo terkait keracunan MBG secara persentase sebesar 0,00017%.

Ia menegaskan persoalan korban keracunan MBG jangan dilihat hanya sekadar angka atau statistik belaka. Sebab, hal ini menyangkut nyawa.

"Ini bukan persoalan angka. Ini harus diteliti lagi masalahnya," tegas Mahfud.

Mahfud lantas membandingkan kasus keracunan MBG dengan kecelakaan pesawat terbang.

"Jutaan pesawat terbang di dunia lalu lalang setiap hari, tapi kecelakaan satu saja tidak sampai 0,00017 persen orang sudah ribut, karena menyangkut nyawa, kesehatan. Jadi bukan soal angka, ini harus diteliti lagi apa masalahnya," tegas Mahfud.

Ia menegaskan kasus keracunan di berbagai daerah harus menjadi catatan dalam program MBG. Selain persoalan itu, Mahfud melihat ada masalah lain yang mesti diperhatikan.

"Sangat perlu mendesak diperbaiki. Penyelenggara di bawah itu siapa? Pemerintah daerah enggak tahu,” imbuhnya. Tapi saat ada keracunan pemerintah daerah yang turun.

Data Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia, mencatat data terbaru jumlah anak yang keracunan MBG hingga Sabtu (27/9/2025), sudah tembus 8.649 siswa yang dilaporkan mengalami keracunan.

Dari jumlah itu, 3.289 di antaranya terjadi hanya kurun waktu dua pekan terakhir.

Pada September, korban keracunan per Ahad dilaporkan JPPI selalu meningkat. Penambahan jumlah korban terbanyak terjadi pada periode 22 hingga 27 September 2025, korban mencapai 2.197 anak.

Taufik Hidayat

Image
Republika Network

Sekitarkaltim.ID -

× Image