1.044 Tenaga Medis Dikerahkan pada Puncak Haji di Arafah

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Jamaah haji Indonesia mulai bergerak dari penginapan di Kota Makkah, Rabu (4/5/2025), menuju Padang Arafah untuk wukuf dan melaksanakan puncak ibadah haji.
Sebanyak 221 ribu jamaah asal Indonesia dijadwalkan tiba di Arafah secara bertahap dan bergelombang hingga Rabu malam (4/6) malam waktu Arab Saudi. Pergerakan jamaah diangkut dengan bus-bus yang disediakan syarikah.
Untuk menjaga stamina dan kesehatan jamaah, pelayanan kesehatan haji Indonesia ikut bergerak dan terintegrasi di seluruh titik krusial Arafah, Muzdalifah, dan Mina atau Armuzna.
Kepala Pusat Kesehatan Haji, Liliek Marhaendro Susilo, dalam Pertemuan Sosialisasi Persiapan Kesehatan Haji di Armuzna secara daring, negara harus hadir memberikan pelayanan kesehatan kepada jemaah.
Ia menyadari negara memberikan pelayanan kesehatan haji kepada jamaah itu kewajiban.
Untuk itu, “Kami telah menyiapkan 192 orang PPIH Bidang Kesehatan, 1.044 orang Tenaga Kesehatan Haji Kloter (TKHK), 14 ambulans terlisensi dengan dua sopirnya, empat bus untuk safari wukuf, serta obat-obatan dan perbekalan kesehatan,” ungkapnya, melalui laman Kemenkes.
Liliek juga membeberkan logistik obat dan perbekalan kesehatan yang disiapkan, antara lain untuk:
• Kebutuhan kloter selama di Armuzna,
• Kebutuhan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, serta
• Kebutuhan bus safari wukuf.
“Obat dan perbekalan kesehatan mulai didistribusikan ke Arafah dan Mina,” tuturnya.
Segendang sepenarian.
Kepala Bidang Kesehatan (Kabid) PPIH Arab Saudi, dr. Mohammad Imran, dalam pertemuan daring juga menjelaskan pada pelaksanaan kesehatan haji saat di Armuzna akan disediakan layanan konsultasi medis oleh dokter umum dan spesialis, obat dan perbekkes.
Termasuk disediakan pula fasilitas rujukan, ambulans, serta pendataan melalui Siskohatkes.
Dalam kepadatan jamaah di tenda Armuzna, Imran mengingatkan agar jamaah tetap menggunakan masker meskipun berada di dalam ruangan.
“Begitu banyaknya jamaah dalam tenda terasa sesak, padat, dan tidur dengan kasur di bawah serta dekat dengan faktor risiko debu untuk penyakit ISPA. Maka tolong petugas mengingatkan jamaah untuk menggunakan masker meski dalam tenda, ya,” pesan Imran.
Jamaah Jangan Paksakan Diri
Selain itu, Kabid Kesehatan juga meminta agar petugas terus mengedukasi jamaah agar tidak memaksakan diri dalam beribadah.
“Haji itu saat di Arafah dan sudah sah dalam rukunnya. Jangan memaksakan diri, karena selama melempar jumrah tidak ada klinik, tidak ada tempat istirahat. Tetap berada di Jamarat saat 10 Dzulhijjah,” ujarnya.
Dalam kesempatan sama, Ketua Tim Asistensi PPIH Arab Saudi Bidang Kesehatan, Dirjen SDM Kesehatan, dr. Yuli Farianti, mengingatkan kepada para petugas agar selalu menjaga kesehatan.
Tidak lupa mengatur waktu makan dan minum, selain memberi pelayanan dan edukasi kesehatan kepada jamaah.
“Lakukan komunikasi dan lead dengan baik dari PJ yang ditunjuk oleh PPIH Kesehatan ke 8 syarikah,” pesannya.
Ia melanjutkan, untuk para TKHK, apabila ada keadaan yang tidak bisa ditangani sendiri, kontak tim terdekat dan konsultasikan dengan PJ. Terus edukasikan kepada jamaah lansia: lebih baik beribadah di dalam tenda.
“Saya juga berharap teman-teman jangan sampai drop. Jaga kesehatan selalu. Atur makan-minumnya, jangan lupa,” pesan Yuli.
Dari Peta Misi Haji Indonesia, Kementerian Agama menentukan delapan syarikah yang mengelola penyelenggaraan akomodasi dan transportasi para jemaah haji, termasuk tenda di Armuzna.
Syarikah tersebut antara lain: Al Bait Guests, Rakeen Mashariq, Sana Mashariq, Rehlat & Manafea, Al Rifadah, Rawaf Mina, MCDC, dan Rifad.
Dengan mekanisme delapan syarikah saat ini, Yuli mengungkapkan adanya permasalahan pada TKHK yang mengalami overload jamaah.
Ia mencontohkan, ada salah satu syarikah yang hanya memiliki satu dokter yang harus menangani 800 jamaah. Ada juga tempat lain yang jumlah dokternya banyak, dengan perbandingan 1:200 jamaah.
“Kita harus berkolaborasi satu sama lain. PPIH Kesehatan akan mengisi kekosongan di kloter masing-masing,” ujar Yuli.
Yan Andri