Home > Serba Serbi

Bukan Cuma Serius, Ini 7 Kisah Humor Sahabat Nabi yang Bikin Senyam-senyum

Rasulullah dan para Sahabat adalah manusia seutuhnya, dengan segala emosi dan ekspresi. Mereka tertawa, bercanda, dan menjalani hidup seimbang, sambil tetap teguh dalam iman dan dakwah.
Ilustrasi. 
Ilustrasi.

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Kehidupan para Sahabat Nabi banyak yang penuh canda tawa, dan ini menjadi pelajaran berharga untuk kita semua.

Mendengar kata "Sahabat Nabi", mungkin yang terlintas di benak adalah sosok-sosok yang sangat agung, serius, penuh wibawa, dan selalu beribadah.

Memang benar, mereka adalah teladan utama dalam keimanan dan ketakwaan. Namun, siapa sangka, di balik kesungguhan itu, kehidupan para Sahabat juga diwarnai dengan tawa, canda, dan momen-momen lucu yang mengharukan.

Kisah-kisah ini menunjukkan sisi humanis mereka, membuktikan bahwa humor dan kegembiraan juga bagian dari dakwah dan kehidupan yang seimbang. Mari selami beberapa kisah jenaka yang tak hanya mengundang senyum, tapi juga menyimpan hikmah mendalam.

Bilal bin Rabah dan Susu Unta

Kisah ini terjadi saat Rasulullah dan para Sahabat sedang dalam perjalanan. Di tengah kehausan, Bilal bin Rabah, muazin Rasulullah, pergi mencari susu unta.

Ia kembali dengan membawa susu yang sedikit, lalu Rasulullah bertanya, "Wahai Bilal, mengapa susunya hanya sedikit?"

Bilal menjawab dengan jujur, "Ya Rasulullah, aku tidak menemukan susu yang lebih banyak dari ini."

Tiba-tiba, terdengar suara tawa Rasulullah, yang kemudian menjelaskan bahwa unta itu memang belum terlalu banyak susunya.

Kejujuran dan kepolosan Bilal mengundang senyum Nabi, menunjukkan betapa sederhana dan apa adanya hubungan mereka. Kisah ini mengajarkan kejujuran, sekecil apapun, akan selalu mendatangkan kebaikan, bahkan tawa.

Nu'aiman bin Amr al-Ansari: Si Humoris yang Penuh Kecerdikan

Nu'aiman adalah salah satu Sahabat yang terkenal dengan selera humornya. Banyak kisah lucu melibatkan dirinya, bahkan ada yang membuatnya berani "mengerjai" Sahabat lain di depan Rasulullah.

Salah satu kisahnya, Nu'aiman pernah menjual seorang Sahabat lain sebagai budak kepada penjual makanan, hanya untuk mendapatkan makanan gratis!

Tentu saja, Sahabat yang "dijual" itu protes dan Rasulullah tersenyum lebar mendengar ulah Nu'aiman. Meski seringkali bertingkah aneh, Nu'aiman selalu mendapat ampunan dari Allah dan Rasulullah karena keimanan dan keikhlasannya.

Kisah ini menunjukkan humor bisa menjadi obat hati, bahkan dalam lingkup dakwah. Diriwayatkan dalam beberapa riwayat, meskipun ada perbedaan, intinya menunjukkan humor Nu'aiman.

Uwais al-Qarni dan Jubah Nabi: Saat Kebaikan Dibingkai Kejenakaan

Meski bukan Sahabat secara langsung (karena tidak pernah bertemu Nabi Muhammad), Uwais al-Qarni seorang tabi'in mulia yang sangat dicintai Rasulullah karena baktinya kepada ibunya.

Rasulullah bahkan meminta para Sahabat untuk mencari Uwais jika ia datang, dan meminta doa serta jubah beliau.

Ketika Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib akhirnya bertemu Uwais, mereka meminta jubah Nabi. Uwais, dengan tawadhu dan sedikit rasa nervous, awalnya menolak.

Namun, setelah didesak, ia pun menerima. Momen ini, meskipun serius, diselimuti aura kebaikan dan rasa canggung yang mungkin mengundang senyum para Sahabat yang menyaksikan, menunjukkan betapa besar rasa hormat mereka satu sama lain.

Abu Hurairah dan Kucing Kesayangannya

Abu Hurairah, yang namanya berarti "Bapak Kucing Kecil", memang sangat menyayangi kucing. Konon, ia selalu membawa kucing di saku jubahnya.

Suatu ketika, saat Rasulullah sedang menyampaikan sesuatu, seekor kucing keluar dari saku Abu Hurairah. Nabi Muhammad tidak marah atau terganggu, justru tersenyum melihat tingkah Abu Hurairah dan kucingnya. Kisah ini menunjukkan betapa lembutnya hati Nabi Muhammad.

Bahkan terhadap hal-hal kecil yang mungkin dianggap lucu bagi sebagian orang. Ini juga menjadi pelajaran tentang kasih sayang kepada seluruh makhluk ciptaan Allah.

Umar bin Khattab dan Peringatan Sandal Jepit

Sayyidina Umar bin Khattab dikenal sebagai sosok yang tegas dan berwibawa. Namun, ada satu kisah lucu yang menunjukkan sisi humanisnya. Ketika ia masih memegang kekuasaan, ia pernah melihat seorang wanita mencukur rambutnya terlalu pendek.

Dengan tegas, Sayyidina Umar berkomentar, "Seandainya aku tidak takut akan Allah, aku akan memukulmu dengan sandalku!" Kalimat ini, meskipun mengandung ketegasan, diucapkan dengan gaya yang khas Umar, yang bisa jadi mengundang senyum tipis bagi yang mendengar, menunjukkan bahwa bahkan dalam ketegasan ada ruang untuk ekspresi yang tidak kaku. Banyak riwayat tentang Sayyidina Umar bin Khattab, yang menunjukkan ketegasan namun juga humor.

Kisah Lelaki Badui yang Kencing di Masjid

Suatu ketika, seorang Badui masuk ke masjid Nabawi dan langsung kencing di salah satu sudutnya. Para Sahabat yang marah dan ingin menghampiri Badui itu, langsung dihentikan Rasulullah.

Nabi dengan sabar menunggu Badui itu selesai, lalu memerintahkan untuk menyiram bekas kencingnya dengan seember air. Beliau kemudian menjelaskan bahwa masjid dibangun untuk berzikir dan beribadah, bukan untuk hal kotor.

Kesabaran dan kebijaksanaan Nabi ini, di tengah situasi yang bisa memicu amarah, mungkin membuat para Sahabat tersenyum lega atau bahkan tertawa kecil melihat betapa sederhana dan cerdasnya cara Nabi menyelesaikan masalah. Kisah ini adalah pelajaran besar tentang kesabaran, hikmah, dan cara berdakwah yang santun.

Sahabat yang Lapar dan Tamu Rasulullah

Dikisahkan ada seorang tamu yang datang kepada Rasulullah, dan beliau tidak memiliki makanan. Beliau SAW pun bertanya kepada para Sahabat siapa yang bisa menjamu tamu ini.

Seorang Sahabat pun menyanggupi, meskipun di rumahnya ia juga tidak memiliki makanan yang cukup. Ia kemudian menyuruh istrinya untuk mengosongkan piring anak-anaknya agar tamu bisa makan, dan ia serta istrinya pura-pura makan dalam gelap.

Ketika esoknya Sahabat itu bertemu Nabi, Rasulullah tersenyum dan memberitahu bahwa Allah sangat ridha dengan perbuatan mereka.

Kisah ini, meskipun sarat makna pengorbanan, juga memiliki sisi lucu dari "strategi" Sahabat tersebut, yang menunjukkan betapa kuatnya iman mereka hingga berani menahan lapar demi tamu Allah.

Hidupkan Kembali Tawa dan Hikmah: Pelajaran dari Sisi Humanis Para Sahabat Nabi

Kisah-kisah lucu para Sahabat Nabi ini lebih dari sekadar anekdot. Mereka adalah jendela yang membuka sisi lain dari kehidupan orang-orang paling mulia setelah Rasulullah.

Kisah-kisah ini mengajarkan kita bahwa tawa dan humor bukanlah hal yang dilarang dalam Islam, asalkan tidak melampaui batas dan tetap dalam koridor kebaikan.

Bahkan, humor bisa menjadi cara untuk mendekatkan diri kepada orang lain, mencairkan suasana, dan menyampaikan pesan-pesan moral dengan lebih ringan.

Inspirasi Abadi: Humor dalam Dakwah dan Kehidupan Seimbang Ala Rasulullah

Dari kisah-kisah ini, kita belajar bahwa Rasulullah dan para Sahabat adalah manusia seutuhnya, dengan segala emosi dan ekspresi. Mereka tertawa, bercanda, dan menjalani hidup seimbang, sambil tetap teguh dalam iman dan dakwah.

Ini adalah inspirasi bagi kita di era modern, bahwa keseriusan dalam beragama tidak berarti harus menghilangkan keceriaan. Justru, dengan humor dan keramahan, dakwah bisa menjadi lebih menarik dan pesan-pesan kebaikan dapat tersampaikan dengan lebih menyentuh hati.

Yan Andri

Sumber: Ar-Rahiq Al-Makhtum (Sirah Nabawiyah), Hayatus Sahabah

× Image