Home > Regional

Puskesmas di Balikpapan Tinggalkan Sistem Manual, Beralih ke Digital

Sistem ini menggantikan proses manual yang sebelumnya masih menggunakan dokumen fisik.
Kini tenaga kesehatan juga dituntut melek teknologi digital.
Kini tenaga kesehatan juga dituntut melek teknologi digital.

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Gubernur Kalimantan Utara, Zainal Paliwang menjelaskan, saat ini ada total 482 desa dan kelurahan di Kaltara yang telah memiliki Koperasi Merah Putih.

Seluruh Puskesmas di Kota Balikpapan resmi beralih ke sistem digital penuh dalam pelayanan kesehatan.

Mulai pendaftaran pasien, rekam medis elektronik aka RME, sampai hasil laboratorium. Kini, semuanya terdokumentasi dalam sistem digital.

Langkah ini menjadi bagian implementasi kebijakan transformasi layanan kesehatan berbasis teknologi yang tengah didorong secara nasional.

Seluruh proses administrasi dan pelayanan telah beralih dari sistem manual ke sistem digital, dan meninggalkan sistem layanan dokumen fisik.

Ia berujar, penggunaan sistem informasi kesehatan elektronik telah menggantikan seluruh proses manual yang sebelumnya masih menggunakan dokumen fisik atau berbasis kertas.

Ketua Akselerasi Puskesmas Indonesia Kota Balikpapan, drg Farida, memaparkan transformasi ini mencakup seluruh aspek pelayanan.

“Semua proses pelayanan sudah digital. Tidak ada lagi penggunaan kertas,” papar drg Farida, Selasa (22/7/2025). Menurutnya, digitalisasi tidak hanya mempercepat pelayanan, tapi juga meningkatkan akurasi data pasien.

Selain itu implementasi RME juga diterapkan menyeluruh di setiap Puskesmas. Sistem ini menggantikan pencatatan manual yang selama ini menjadi andalan.

Selain sistem informasi, pendekatan layanan juga mengalami perubahan signifikan. Model layanan berbasis poli diganti dengan sistem kluster yang mengacu siklus hidup masyarakat.

Farida menjelaskan, layanan dibagi menjadi empat kluster sesuai kebutuhan pasien di setiap tahap kehidupan.

Ia meyakini, perubahan sistem ini mendorong efisiensi tenaga kesehatan, khususnya dalam hal pencatatan data dan pelaporan. Dengan integrasi sistem, proses layanan pasien akan lebih cepat.

Sebab, tidak perlu lagi mengisi formulir atau berkas secara manual.

Selain itu, pemanfaatan sistem digital juga dinilai dapat meminimalisir potensi kesalahan input data dan mempercepat rujukan bila dibutuhkan.

“Tak hanya sistem informasi yang berubah, skema pelayanan juga mengalami pembaruan.”

“Untuk memperkuat kesiapan SDM dalam transformasi digital, seluruh tenaga kesehatan di Balikpapan akan mengikuti pelatihan dan pembekalan terkait kecerdasan buatan dan teknologi digital,” imbuhnya.

Agendanya, direncanakan berlangsung pada 23-26 Juli 2025.

Pelatihan itu, lanjut Farida, mencakup pengenalan AI dalam konteks layanan kesehatan. Sekaligus pemahaman kebijakan-kebijakan baru yang mendukung digitalisasi sektor kesehatan.

Ia berujar, pelatihan menjadi bagian dari transformasi sistem pelayanan kesehatan menuju arah yang lebih modern, efisien, dan terintegrasi.

Melalui sarana pelatihan, Pemerintah Balikpapan berharap seluruh SDM kesehatan siap menghadapi era baru pelayanan berbasis digital. Kini, penguatan sistem informasi menjadi salah satu indikator dalam transformasi enam pilar sistem kesehatan nasional.

Untuk itu, ia mengingatkan, "Seluruh nakes wajib memahami sistem ini agar pelayanan tetap optimal dan adaptif perkembangan teknologi."

Taufik Hidayat

× Image