Home > Sosok

Kehebatan Strategi Perang Khalid bin Walid

Islam memiliki begitu banyak tokoh heroik yang memberi keteladanan.
Ilustrasi.
Ilustrasi.

SEKITARKALTIM, REPUBLIKA NETWORK – Islam memiliki begitu banyak tokoh-tokoh heroik yang memberi keteladanan pada umatnya. Salah satunya, Sahabat Nabi bernama Sayyidina Khalid bin Walid. Pelbagai kisah Sahabat ini, seakan tak ada habisnya untuk dikenang dan diteladani.

Banyak literasi yang mengupas kehidupan Sayyidina Khalid bin Walid. Beliau mashyur dikenal sebagai panglima perang pada masanya.

Bahkan, setiap memimpin peperangan, Sayyidina Khalid bin Walid tercatat tidak pernah kalah. Tak heran beliau mendapat gelar atau Saifullah al-Maslul atau Pedang Allah yang Terhunus.

Selain menjadi panglima perang tertinggi, atau Saifullah al-Maslul juga menjadi juru tulisnya Rasulullah, dengan gelar khususnya: Abu Sulaiman.

Sejarah mencatat, Sayyidina Khalid bin Walid dikenal pula sebagai penakluk Romawi dan Persia. Bahkan, beliau mampu menyatukan wilayah Arabia untuk pertama kalinya dalam sejarah.

Selain itu, kepiawaian beliau juga tercatat dengan kemampuannya membangun perpolitikan yang bersatu dalam bentuk kekhalifahan. Di medan perang, beliau dikenal jenius dan berani melawan setiap musuhnya.

Bahkan sebelum memeluk Islam, Sayyidina Khalid bin Walid menggunakan strategi jeniusnya dengan memimpin pasukan Quraisy di Perang Uhud.

Ketika pasukan Islam nyaris menang, pasukan yang menjaga perbukitan turun ke bawah karena menyangka pasukan Quraisy sudah mundur. Konsentrasi mereka terpecah dengan banyaknya ghanimah atau harta rampasan perang yang ditinggal pasukan Quraisy.

Melihat turunnya pasukan Muslim di atas bukit, Sayyidina Khalid bin Walid yang saat itu memimpin pasukan Quraisy membawa pasukannya untuk memutar. Alhasil, pasukan Muslim terkepung, tergencet dari dua arah.

Akhirnya panglima pasukan berkuda kaum Quraisy berhasil mengalahkan pasukan kaum Muslim.

Kala di Perang Uhud, strategi yang digunakan Sayyidina Khalid bin Walid mampu melihat celah untuk memanfaatkan kelemahan pasukan Muslim.

Ketika pasukan Muslim hilang fokus karena berlomba mengambil ghanimah, mereka menduga telah menang. Tapi ternyata pasukan Sayyidina Khalid bin Walid yang masih tersisa malah menyerang balik secara mendadak dan berhasil mengalahkan pasukan kaum Muslim.

Beberapa waktu usai Perang Uhud, Sayyidina Khalid bin Walid mendapat hidayah. Tanpa disangka, beliau akhirya memeluk Islam.

Setelah masuk Islam, Sayyidina Khalid bin Walid mendapat tugas dari Rasulullah untuk memimpin sejumlah perang. Sedikitnya lebih dari lima kali peperangan yang dilalui pasukan Muslim dipimpin olehnya.

Perang-perang yang dipimpin Sayyidina Khalid bin Walid, antara lain, saat pengepungan Thaif, peperangan Tabuk, Haji Wada', perang Mu'tah, Fathu Makkah atau pembebasan Kota Makka, peperangan Hunain, dan lainnya.

Kepemimpinan Sayyidina Khalid bin Walid dalam hal peperangan berlanjut sampai era kekhalifahan Sayyidina Abu Bakar. Saat itu, beliau diberi tugas untuk memperluas wilayah Islam dan menaklukan pasukan Romawi dan Persia.

Keberhasilan beliau dalam tiap peperangan tidak menjadikannya sebagai orang yang jumawa. Sebaliknya, beliau selalu bersikap rendah hati.

Bahkan di era kekhalifahan Sayyidina Umar bin Khattab, beliau pernah diberhentikan posisinya agar tidak didewakan umat lantaran kehebatannya dalam memimpin perang.

Saat itu Sayyidina Khalid menerima begitu saja dengan lapang hati dan ikhlas. Beliau tidak sekalipun protes atau mengeluh dalam menerima keputusan dari Khalifah Sayyidina Umar.

Mengenang kembali keteladanan para Sahabat Rasulullah, termasuk kehidupan Sayyidina Khalid bin Walid, menjadi oase bagi umat di tengah kehidupan akhir zaman saat ini. Semoga kita diberi kekuatan dan kemampuan dalam menapaki jejak-jejak kebaikan.

Shalaallahu alaa Muhammad

Rudi Agung

× Image