Bukan Menghambat, AI Justru Jadi Katalis Transformasi Kehumasan

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Perkembangan teknologi informasi menuntut aparatur pemerintah, khususnya Pranata Humas, agar mampu bergerak cepat dan adaptif terhadap perubahan.
Melalui Rapat Kerja Pranata Hubungan Masyarakat se-Kalimantan Timur 2025, Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kaltim menghadirkan ruang pembelajaran bersama.
Terutama ihwal pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) dalam meningkatkan kualitas komunikasi publik yang humanis dan berbasis data.
Salah satu sesi yang menjadi perhatian peserta yaitu materi dari Dr. Silviana Purwanti, akademisi Universitas Mulawarman.
Ia mengetengahkan materi; AI PR 5.0: Inovasi Kehumasan yang Humanis dan Berbasis Data.
Dalam paparannya, Dr. Silviana menegaskan teknologi tidak akan menggantikan peran manusia dalam dunia kehumasan, melainkan memperkuat peran strategisnya.
Teknologi secanggih apapun, tidak akan bisa menggantikan peran manusia.
“AI bukan menggantikan manusia, tapi mengembalikan manusia ke peran strategisnya. Justru humas yang mampu menggunakan AI akan menggantikan mereka yang tidak beradaptasi,” ujarnya, lewat laman Pemprov, dinukil Kamis (9/10/2025).
Ia menjelaskan, teknologi AI kini telah menjadi katalis transformasi kehumasan dengan kemampuan melakukan analisis isu publik secara real-time, monitoring opini publik, hingga penulisan konten otomatis.
Namun, menurutnya, keberhasilan komunikasi publik tetap bergantung pada empati dan kepekaan manusia. “Tanpa sentuhan manusia, hasil kerja AI hanyalah spekulasi tanpa jiwa,” tegasnya.
Dr. Silviana kemudian menegaskan, “AI memang pengolah data, tetapi manusia tetap menjadi narator yang menyuntikkan nilai, budaya, dan konteks dalam setiap pesan,” imbuhnya.
Menurutnya pentingnya peran humas sebagai empathic analyst, sebagai seseorang yang tidak hanya memahami data, tetapi juga mengelola emosi publik dengan bijak.
Di era PR 5.0, katanya, humas dituntut menjadi jembatan antara data dan kemanusiaan, memadukan ketepatan analisis dengan kehangatan komunikasi publik.
“AI membuat humas lebih tanggap, bukan reaktif. Teknologi ini membantu memperkuat kecepatan dan akurasi komunikasi publik tanpa kehilangan sisi humanisnya,” tuturnya.
Kegiatan yang diinisiasi Diskominfo Kaltim ini diikuti para pranata humas dari pemerintah provinsi, kabupaten/kota, serta lembaga vertikal.
Selain jadi ajang peningkatan kapasitas ASN di bidang komunikasi publik, raker ini juga menjadi wadah sinergi membangun citra positif pemerintah melalui strategi komunikasi adaptif, empatik dan berbasis data.
Yan Andri