Omzet Pedagang Bendera Musiman di Kota Balikpapan Anjlok

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Setiap jelang HUT RI, biasanya menjadi berkah tersendiri bagi para pedagang bendera Merah Putih, yang berjualan musiman.
Namun, tahun ini justru keluhan yang mengemuka. Sebab, omzet mereka turun drastis.
“Tahun ini anjlok banget omzetnya,” tutur Dedi Sunardi, pedagang bendera, yang mangkal dekat turunan Mazda sekitar Pasar Butun, Balikpapan Utara, Ahad (10/8/2025) sore.
Ia membandingkan pendapatan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Kata Dedi, tahun lalu ia berdagang sejak tanggal 25 Juli sampai 17 Agustus 2024. Total omzetnya bisa mencapai Rp 24 juta.
“Tahun lalu, seminggu sebelum tanggal 17 Agustus sudah dapat Rp 20-an juta. Total sampai tanggal 17, dapatnya Rp 24 juta. Sekarang, cuma Rp 8 juta. Jauh banget, aduh paling parah tahun ini,” paparnya.
Tiap tahun, sejak era 2000 an, Dedi berdagang bendera di kota ini. Namun, baru tahun ini pendapatannya merosot tajam. Bahkan, keluhan turunnya omzet juga dirasakan teman sejawatnya.
Pria asal Garut, Jawa Barat berkisah, tiap tahun ia berangkat bersama puluhan temannya. Dedi punya bos yang membawahi mereka.
“Tahun-tahun sebelumnya, kami ada 29 orang. Tahun ini 32 orang yang berangkat dari Garut. Hampir semua omzetnya turun. Gak sampai 10 orang yang omzetnya agak stabil dibanding tahun lalu,” ujarnya.
Ia mengatakan, teman sejawat jualannya yang tersebar di Gunung Malang, MT Haryono, kawasan kilo, sampai Sepaku, semuanya mengeluhkan hal sama.
“Teman yang jualan di depan Gedung Biru, biasanya dapat Rp 35 juta. Sekarang cuma Rp 20 juta. Hancur semua tahun ini, gak tau kenapa,” keluh Dedi.
Dedi mengaku biasanya pembeli terbanyak dari warga, perusahaan dan sopir-sopir truck. Tapi, tahun ini sopir truck yang beli tak sampai 10 orang. Biasanya H-10 sampai H-7 puncak terbanyak pembeli.
“Sekarang sepi banget. Hari ini baru dua orang sama sampean, yang beli. Padahal setiap hari untuk makan, ngopi itu Rp 100 ribu. Saya mau bilang ke bos untuk belikan tiket. Gak nutup omzet tahun ini,” imbuhnya.
Dedi mengaku heran, tahun ini calon pembelinya justru banyak menanyakan bendera One Piece dan bendera Palestina.
“Kalau bendera Palestina masih banyak yang beli. Tapi kalau bendera One Piece saya gak jual, gak berani, cari aman saja,” katanya, tertawa. Padalah banyak yang bertanya, terutama anak-anak muda.
Ia mengaku ada dua aparat yang datang menanyakan apakah jual bendera One Piece atau tidak. Menurut Dedi, dari rombongan mereka sebanyak 32 pedagang tidak ada yang mau menjual. “Kita cari aman saja.”
Dedi juga merasa heran kenapa tahun ini sopir-sopir truck tak banyak membeli bendera Merah Putih. Ia lantas menunjuk pangkalan sopir truck di depan lapaknya.
Tampak jelas tak ada satu pun truck yang memasang bendera Merah Putih. “Padahal kalau mereka beli pasti borong minimal 20 bendera, sekarang bener-bener sepi.”
Menurutnya tahun ini juga agak berbeda. Kalau tahun sebelumnya, ada aparat yang datang berkeliling untuk mengimbau pemasangan bendera Merah Putih. “Biasanya kan muter-muter pakai mobil ngumumin untuk pasang bendera, tahun ini kok gak ada ya.”
Taufik Hidayat